Kompas Edisi Kamis 31 Desember 2015 |
MEA Bisa Jadi Momentum
Pasar Modal Bisa Menjadi Pilihan Masyarakat Berinvestasi
JAKARTA, KOMPAS — Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN bisa menjadi momentum bagi pelaku pasar modal untuk semakin berdaya saing. Selain menjadi salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia, pasar modal juga diharapkan menjadi pilihan masyarakat untuk berinvestasi.
Untuk itu, diperlukan pasar modal yang berwibawa dan memiliki reputasi bagus.
”Bursa akan tumbuh bukan hanya karena menggoreng harapan, melainkan juga karena menciptakan pertumbuhan ekonomi. Itu harapan saya,” kata Wakil Presiden M Jusuf Kalla saat menutup perdagangan saham 2015 di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (30/12).
Dalam acara itu hadir Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad, Direktur Utama BEI Tito Sulistio, dan Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Nonbank OJK Firdaus Djaelani.
PEMBERANTASAN KORUPSI
Transaksi Mencurigakan Naik
JAKARTA, KOMPAS — Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan menemukan transaksi keuangan mencurigakan sepanjang Januari-November 2015 meningkat 40 persen. Dalam periode yang sama, transaksi tunai juga melonjak hingga 30 persen.
Lonjakan ini diduga masih berkaitan dengan persiapan penyelenggaraan pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak di 269 kabupaten, kota, dan provinsi pada 9 Desember 2015. PPATK sudah menyerahkan laporan hasil analisis atas transaksi keuangan mencurigakan tersebut kepada penegak hukum.
Transaksi keuangan mencurigakan merupakan transaksi yang tidak sesuai dengan profil pendapatan pemilik rekening. Seorang pegawai negeri sipil bergaji Rp 10 juta per bulan, misalnya, melakukan transaksi ratusan juta rupiah hingga miliaran rupiah. Adapun transaksi tunai merupakan penarikan atau pengambilan uang di bank secara tunai sehingga sumber dan peruntukan uang tersebut sulit dilacak.
RESOLUSI TAHUN BARU
Jagalah Sampahmu, Oh Darling...
Berdaya mengelola sampah jadi kebanggaan warga RT 005 RW 007, Kebon Pisang, Kota Bandung, Jawa Barat. Sampah tak mereka perangi, tetapi dikelola. Warga menamakan gerakannya Oh Darling, yaitu Orang Hebat Sadar Lingkungan.
Berada di tengah-tengah kawasan kumuh di Kecamatan Sumurbandung, Kota Bandung, permukiman warga RT 005 itu menjadi oase. Sisi kanan dan kiri sepanjang gang sempit di permukiman yang dihuni sekitar 300 jiwa itu dipenuhi deretan biopori yang rapi. Hampir tak ada sampah berserakan di permukiman itu.
Sampai di ujung gang, ruang terbuka berukuran mini dipenuhi aneka bibit pepohonan dalam pipa dan pot hidroponik yang menyegarkan suasana.