Thursday, June 30, 2016

Kompas Edisi Kamis 30 Juni 2016

Kompas Edisi Kamis 30 Juni 2016
Kompas Edisi Kamis 30 Juni 2016

Anggota DPR Jadi Makelar

KPK Tangkap Anggota Komisi III DPR, I Putu Sudiartana


JAKARTA, KOMPAS — Penangkapan anggota Komisi III DPR, I Putu Sudiartana, oleh Komisi Pemberantasan Korupsi, Selasa (28/6), menandakan masih ada legislator yang menyalahgunakan kewenangannya dengan menjadi makelar proyek pemerintah yang sedang dibahas di DPR.

Putu yang bertugas di Komisi III, yang membidangi persoalan hukum, ditengarai bisa "mengatur" proyek infrastruktur senilai Rp 300 miliar yang jadi ranah Komisi V DPR. Proyek itu juga ada di Sumatera Barat, sementara Putu adalah anggota DPR dari Fraksi Partai Demokrat dari daerah pemilihan Bali.

Operasi tangkap tangan terhadap Putu menambah daftar panjang anggota DPR yang tertangkap karena menjadi "makelar" proyek.


MUDIK LEBARAN

BMKG: Waspadai Cuaca Ekstrem


JAKARTA, KOMPAS — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memprediksi hujan dengan intensitas tinggi dan gelombang laut tinggi berpotensi terjadi selama puncak arus mudik. Kondisi ini berpotensi menghambat pergerakan pemudik dan moda transportasi umum, terutama pesawat dan kapal laut, selain rentan menyebabkan kecelakaan.

Deputi Bidang Meteorologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Yunus Subagyo, di Jakarta, Rabu (29/6), mengatakan, BMKG memprediksi hujan dengan intensitas tinggi terjadi hingga 4 Juli di Jawa Timur, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku Utara, dan Papua Barat.

"Hujan lebat ini biasanya disertai angin kencang dan petir. Itu yang harus diwaspadai saat mudik," katanya.


Piala Eropa 2016

Taktik Kejut Italia Terbukti Berbahaya


Ada yang ingin saya katakan sebelum membahas Piala Eropa Perancis 2016: saya menyesalkan kabar soal Lionel Messi yang tak akan lagi bermain untuk tim Argentina. Penjelasan saya tentang hal ini adalah tidak bisa begitu saja berhenti bermain untuk tim nasional pada usia 29 tahun.

 Ini tentu memalukan. Penggemar juga tak akan lagi menyaksikan Messi membela Argentina meski kehadirannya selama ini belum banyak berkontribusi untuk meraih gelar juara.

Berbicara tentang Piala Eropa, sesuatu berjalan tidak sesuai harapan saya. Kami, tim Jerman yang banyak dipuji, harus bertemu Italia di perempat final, Sabtu (2/7) lusa. Kami tak pernah beruntung melawan ”Azzurri” di kejuaraan besar. Empat tahun lalu, di semifinal Piala Eropa Polandia-Ukraina 2012, kami kalah 1-2. Kiper Oliver Kahn mengatakan waktu itu, ”Anda bisa kalah dari Italia tanpa merasakan itu (telah dikalahkan).”

Sunday, June 5, 2016

Kompas Edisi Minggu 5 Juni 2016

Kompas Edisi Minggu 5 Juni 2016
Kompas Edisi Minggu 5 Juni 2016

Helikopter Jatuh di Paniai, 1 Tewas

Faktor Cuaca Jadi Penyebab


JAYAPURA, KOMPAS — Jatuhnya helikopter jenis Bell 206 PK-UAF di lokasi pertambangan emas tradisional di Kali Degeuwo, Distrik Dogobaida, Kabupaten Paniai, Papua, Sabtu (4/6), diduga akibat empasan angin kencang sebelum mendarat. Pilot helikopter tewas dan tiga penumpang luka-luka.

 Pilot Komisaris Besar (Purn) Karmana (57) tewas akibat cedera berat di kepala. Adapun tiga korban luka adalah Asmar, Ajo, dan Darwis, petambang emas di Kali Degeuwo. Selain mengangkut tiga penumpang, helikopter tersebut juga mengangkut barang-barang milik petambang seberat 314 kilogram.

Karmana dan Asmar dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah Nabire. Asmar mengalami luka berat karena dadanya terkena benturan sangat keras. "Dua korban lainnya tidak dievakuasi ke Nabire karena hanya mengalami luka ringan," kata Kepala Kepolisian Resor Paniai Ajun Komisaris Besar Leonardus Nabu ketika dihubungi dari Jayapura.


TINJU

Muhammad Ali, Petarung di Ring dan Jagat Kemanusiaan


PHOENIX, SABTU — Awan mendung menyelimuti dunia tinju, bahkan dunia olahraga secara keseluruhan. Petinju legendaris Amerika Serikat, Muhammad Ali, meninggal di usia 74 tahun, Jumat (3/6). Semasa hidup, Ali yang mengklaim diri sebagai "Yang Terbaik" atau "The Greatest" dikenal sebagai petarung sejati yang berjuang demi prestasi di atas ring dan keadilan di atas panggung rasisme yang menimpa warga kulit hitam AS, terutama pada era 1960-1980-an.

Ali dilaporkan meninggal di rumah sakit di Phoenix, Arizona, AS, Jumat. Ia mengembuskan napas terakhir karena komplikasi pernapasan. "Setelah berjuang melawan sejumlah penyakit, terutama parkinson, Ali meninggal di usia 74 tahun, malam ini (Jumat, 3/6)," ujar juru bicara keluarga Ali, Bob Gunnell.

Petarung sejati

Ali dikenal sebagai petarung sejati. Selama bertinju, pemilik nama lahir Cassius Marcellus Clay Junior ini memenangi sejumlah laga bergengsi. Ia pernah meraih medali emas Olimpiade 1960 setelah menang atas petinju Polandia, Zbigniew Pietrzykowski, di Roma, Italia, 5 September 1960. Ia lalu terjun di tinju profesional dan meraih tiga gelar juara dunia tinju kelas berat.


Festival

Noktah Kecil Film Indonesia di Cannes


Kemenangan film "Prenjak (In the Year of Monkey)" besutan sutradara muda Wregas Bhanuteja jadi babak baru kehadiran Indonesia di Festival de Cannes. Isu lokal tentang "permainan" korek api, jika dikemas dalam bingkai sosial, bisa menggetarkan dunia. Kuncinya, kesadaran pada nilai-nilai universal yang membelit sistem kemanusiaan kita sejak dulu sampai kini, mungkin nanti.

Ajang Semaine de la Critique memang bukan ajang utama Festival Film Cannes. Namun, kategori ini dibangun oleh asosiasi kritikus film Perancis, yang gerah oleh eksklusivitas Cannes. Dalam perjalanannya, Semaine de la Critique akhirnya disatukan dengan pelaksanaan Festival Film Cannes. Ia tetap menjadi ajang bergengsi, yang mencuatkan nama Indonesia dalam bursa perfilman dunia.

Nama Indonesia baru tercatat di Festival Film Cannes ketika film Tjoet Nja' Dhien arahan sutradara Eros Djarot lolos mengikuti kompetisi film panjang dalam kategori Semaine de la Critique atau Critic's Week tahun 1989. Film ini juga pernah diajukan pemerintah dalam festival Academy Awards ke-62 untuk Film Berbahasa Asing Terbaik. Sayangnya tidak lolos dalam babak nominasi.

Saturday, June 4, 2016

Kompas Edisi Sabtu 4 Juni 2016

Kompas Edisi Sabtu 4 Juni 2016
Kompas Edisi Sabtu 4 Juni 2016

UU Pilkada Baru Ganjal Calon Perseorangan

Niat DPR Cegah Dukungan Fiktif


JAKARTA, KOMPAS — Rancangan Undang-Undang Pemilihan Kepala Daerah yang telah disetujui DPR untuk diundangkan bisa mengganjal calon perseorangan. UU baru itu mempersempit ruang klarifikasi pendukung calon perseorangan dalam tahap verifikasi faktual.

Pasal 48 RUU Pilkada mengatur, jika pendukung calon perseorangan tidak bisa ditemui Panitia Pemungutan Suara (PPS) dalam verifikasi faktual ke alamatnya, pasangan calon diberikan kesempatan menghadirkan mereka ke kantor PPS dalam waktu 3 hari. Apabila tenggat itu dilampaui, dokumen dukungan yang diajukan terhadap calon perseorangan dinyatakan tak memenuhi syarat.

Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi Titi Anggraini, di Jakarta, Jumat (3/6), menilai, mekanisme verifikasi dukungan calon perseorangan RUU Pilkada sebagian besar mengadopsi Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pencalonan Pilkada. Namun, keharusan verifikasi administrasi berdasarkan daftar pemilih tetap (DPT) dan daftar penduduk pemilih potensial pemilihan (DP4) dari Kementerian Dalam Negeri justru akan membatasi dukungan untuk calon perseorangan.


INFRASTRUKTUR

Pembangunan Dua Ruas Tol Terhambat


JAKARTA, KOMPAS — Pinjaman dari Bank Exim Tiongkok untuk pembangunan empat ruas jalan tol masih terkendala persoalan teknis dan administrasi. Dari empat ruas itu, baru dua ruas tol yang telah cair. Padahal, menurut rencana, pinjaman senilai sekitar Rp 10 triliun itu sudah cair akhir tahun lalu. Akibatnya, pembangunan ruas tol tersebut terhambat.

Empat ruas jalan tol yang sebagian pembangunannya dibiayai pinjaman dari Bank Exim Tiongkok adalah Balikpapan-Samarinda sepanjang 99,02 kilometer (km), Solo-Ngawi-Kertosono (177,12 km), Cileunyi-Sumedang-Dawuan atau Cisumdawu (58,5 km), dan Manado-Bitung (39 km). Tahun lalu, ditargetkan pinjaman senilai sekitar Rp 10 triliun itu dapat segera dicairkan karena keempat ruas itu telah siap dokumennya. Meski demikian, hingga saat ini baru dua ruas jalan tol yang sudah dicairkan pinjamannya.

"Posisi terakhir ada dua ruas tol yang belum ditandatangani perjanjian pinjamannya, yakni ruas tol Cisumdawu dan Manado-Bitung," kata Sekretaris Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Taufik Widjoyono, Jumat (3/6), di Jakarta.


GERAKAN LITERASI

Kala Perahu dan Noken Bertemu Buku


"Kam-bing me-ru-pa-kan bi-na-tang yang som-bong dan ra-kus. Me-re-ka ti-dak per-nah mau ber-ba-gi ma-ka-nan de-ngan te-man-te-man-nya".

Suara agak terpenggal- penggal, tetapi cukup lantang dari seorang bocah perempuan itu meramaikan tepi pantai yang sunyi di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan.

Hari itu, Kamis (19/5), Lesta (10), bocah itu, bersama sejumlah teman sebaya di kampungnya mendapat kunjungan istimewa. Mereka, yang sebelumnya sedang duduk-duduk "menganggur" di pasir pantai halaman depan kampung, didatangi Perahu Pustaka Pattingalloang.

Friday, June 3, 2016

Kompas Edisi Jumat 3 Juni 2016

Kompas Edisi Jumat 3 Juni 2016
Kompas Edisi Jumat 3 Juni 2016

Infrastruktur Menjadi Solusi

Pemerintah Fokus di Dua Program untuk Atasi Kesenjangan


JAKARTA, KOMPAS — Berbagai kalangan menilai persoalan kesenjangan yang masih lebar di Tanah Air bisa dikurangi dengan pembangunan infrastruktur yang terkait dengan logistik dan konektivitas. Kesenjangan juga perlu diatasi dengan perbaikan sektor pendidikan dan kesehatan.

Guru Besar (Emeritus) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Emil Salim dalam acara penganugerahan penghargaan Wirakarya Adhitama di FEB UI, Depok, Kamis (2/6), mengatakan, pembangunan infrastruktur ekonomi, pendidikan, dan kesehatan akan mengurangi kesenjangan.

Sebelumnya diberitakan, persoalan kesenjangan masih menjadi tantangan besar dalam mewujudkan dan membumikan nilai-nilai Pancasila. Perdebatan ini muncul terkait hari lahir Pancasila yang ditetapkan pemerintah pada 1 Juni 1945.


RUU PILKADA

Pencegahan Politik Uang Setengah Hati


JAKARTA, KOMPAS — Dewan Perwakilan Rakyat dan pemerintah masih setengah hati untuk memperketat pencegahan praktik politik uang dalam pemilihan kepala daerah.

Di satu sisi, Rancangan Undang-Undang tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota yang disetujui menjadi UU, Kamis (2/6), mengatur sanksi berat bagi pelaku politik uang. Di sisi lain, didapati aturan yang melegalkan pemberian uang dan hadiah untuk peserta kampanye terbatas.

Sanksi berat hingga pembatalan calon kepala daerah-wakil kepala daerah diatur dalam Pasal 73 Ayat (2) UU Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota. Prosedur penjatuhan sanksi bagi pelaku politik uang juga dipermudah.


KAMPUNG PANCASILA

Menggapai Kesetaraan di Kampung Lengkong


Kesenjangan sosial nyata terlihat dengan semakin terdesaknya warga kampung oleh permukiman-permukiman mewah bertembok tinggi dan eksklusif. Namun, dengan akses pendidikan yang memadai, pendampingan, dan edukasi, warga di Kampung Lengkong, Kelurahan Lengkong Wetan, Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan, kini berjuang untuk menjadi setara.

 Muhammad Lailatul Qodar (23), seorang pemuda setempat yang baru saja lulus dari Politeknik Geologi dan Pertambangan Bandung, Kamis (2/6), bercerita, sejak pembangunan permukiman marak di sekitar kawasan itu, warga tidak lagi punya banyak pilihan.

Warga yang sebelumnya bertani kini menjadi anggota satuan pengamanan (satpam), petugas kebersihan, pelayan restoran, dan paling bagus, petugas pelayanan pelanggan (customer service) di kawasan bisnis dan permukiman yang mendadak muncul mengepung mereka.

Thursday, June 2, 2016

Kompas Edisi Kamis 2 Juni 2016

Kompas Edisi Kamis 2 Juni 2016
Kompas Edisi Kamis 2 Juni 2016

Kesenjangan Jadi Tantangan Besar

Perwujudan Sila V Pancasila Amat Ditunggu


JAKARTA, KOMPAS — Megawati Soekarnoputri, mewakili keluarga Soekarno, mengucapkan terima kasih atas langkah Presiden Joko Widodo menetapkan 1 Juni 1945 sebagai hari lahir Pancasila. Masih banyak pekerjaan rumah untuk mengamalkan nilai-nilai Pancasila di masyarakat.

 Kesenjangan sosial dan ekonomi menjadi tantangan terbesar dalam membumikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.

”Kita harus optimistis bahwa kita bisa mengatasi semua persoalan yang ada untuk memenangi kompetisi global,” kata Presiden dalam pidatonya pada Peringatan Pidato Bung Karno (presiden pertama RI), Rabu (1/6), di Gedung Merdeka, Bandung, Jawa Barat.


PERANCIS

AS Ingatkan Teror Ancam Piala Eropa


WASHINGTON, RABU — Amerika Serikat mengeluarkan peringatan kepada warganya yang ingin bepergian ke Eropa, khususnya di saat penyelenggaraan Piala Eropa 2016 di Perancis. Turnamen sepak bola ini dinilai ”potensial” menjadi sasaran serangan teroris.

Imbauan Pemerintah AS ini semakin mempersulit posisi Pemerintah Perancis yang saat ini menghadapi pemogokan besar- besaran di bidang transportasi dan industri. Direncanakan, Piala Eropa dimulai 10 Juni dan akan berlangsung selama sebulan, serta dilaksanakan di beberapa kota di Perancis.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri AS, John Kirby, menekankan, peringatan itu bukan untuk menghalangi warga AS bepergian ke Eropa, melainkan untuk mengingatkan mereka agar selalu waspada. ”Peringatan ini, seperti biasanya, dibuat berdasarkan akumulasi informasi dan apa yang menjadi interes kelompok-kelompok teroris dalam menyerang sasaran-sasaran Barat, khususnya warga Amerika,” kata Kirby, Selasa (31/5).


JAKARTA KOTA SUNGAI

Nyanyi Sunyi Para Pembersih Kali


Saung kecil berangka besi dan berdinding tripleks itu berdiri di bantaran Kali Grogol yang rindang, bersih, dan asri di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan. Di depannya ada sejumlah bangku dari batang-batang bambu dan meja-meja kecil warna merah yang ditaruh di atas tumpukan ban bekas.

 Dari kejauhan, saung, bangku, dan meja-meja itu ditata seperti restoran atau kafe yang memanfaatkan keasrian bantaran kali untuk menarik pengunjung. Permukaan air sungai yang bersih, rumput hijau di seberang kali, dan rindang rumpun bambu di tempat itu membuat orang betah berlama-lama di sana.

Namun, baru beberapa menit Kompas berada di tempat itu, Selasa (31/5) sore, tiba-tiba berdatangan satu demi satu orang berkaus seragam oranye. ”Kami mau absen sore. Setiap hari kami ke sini,” ujar Andi (28), satu dari mereka.

Wednesday, June 1, 2016

Kompas Edisi Rabu 1 Juni 2016

Kompas Edisi Rabu 1 Juni 2016
Kompas Edisi Rabu 1 Juni 2016

Kearifan Lokal Jaga Indonesia

Hari Lahir Pancasila Ditetapkan 1 Juni


JAKARTA, KOMPAS — Nilai-nilai Pancasila terlihat jelas dalam sejumlah kearifan lokal di sejumlah daerah di Indonesia. Ini membuktikan jika Pancasila digali dan sesuai dengan budaya Indonesia. Kini, yang dibutuhkan adalah menjaga kearifan lokal itu untuk Indonesia yang lebih baik.

 Kearifan lokal ini menjadi makin penting karena kalangan elite sering kali gagal memberi teladan pengamalan Pancasila. Bahkan, mereka sering kali justru ikut merusak nilai-nilai Pancasila dengan melakukan korupsi atau kekerasan serta pelanggaran hak asasi manusia dengan mengatasnamakan negara.

Perusakan nilai-nilai Pancasila, kata sosiolog dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Arie Sudjito, juga muncul dengan mudahnya sejumlah elite menuding pihak lain tidak pancasilais. ”Ketika elite menuduh masyarakat tidak pancasilais, sering kali justru elite itu yang tidak pancasilais,” kata Arie, Selasa (31/5).


KORUPSI DANA HIBAH

La Nyalla Ditangkap dan Langsung Ditahan


JAKARTA, KOMPAS — Tersangka kasus dugaan korupsi dana hibah Kamar Dagang dan Industri Jawa Timur La Nyalla Mattalitti akhirnya ditahan Kejaksaan Agung, Selasa (31/5) malam, setelah ditangkap dan dideportasi Pemerintah Singapura karena melampaui izin tinggal. Meski dua kali memenangi pra- peradilan atas penetapannya sebagai tersangka dan melarikan diri selama 64 hari, La Nyalla kini harus menjalani proses hukum.

 Asisten Atase Imigrasi Kedutaan Besar RI di Singapura, Sandy Andaryadi, menjelaskan, pihaknya menerima informasi dari otoritas Singapura, Senin pukul 10.30, bahwa La Nyalla sudah ditangkap karena melanggar aturan keimigrasian berupa melebihi izin tinggal.

La Nyalla langsung dibawa ke Indonesia dengan pesawat Garuda dari Singapura pukul 17.35 dan mendarat di Bandara Soekarno-Hatta pukul 18.30. Dia langsung dibawa ke Kejaksaan Agung dan tiba pukul 19.30.


SASTRA

Sajian Karya di Jamuan Cerpen ”Kompas”


Ahmad Tohari (68), penulis asal Banyumas, Jawa Tengah, yang dikenal lewat karya trilogi novel Ronggeng Dukuh Paruk (1982), Lintang Kemukus Dini Hari (1985), dan Jentera Bianglala (1986) meraih penghargaan Cerpen Terbaik ”Kompas” 2015 lewat karya cerpen ”Anak Ini Mau Mengencingi Jakarta?” Penghargaan diserahkan pada Malam Jamuan Cerpen Pilihan ”Kompas” 2015 dalam rangkaian perayaan 51 tahun harian Kompas.

 Trofi berupa patung karya maestro Nyoman Nuarta diserahkan Pemimpin Redaksi Kompas Budiman Tanuredjo, Selasa (31/5) malam, di Bentara Budaya Jakarta. Selain dihadiri 21 dari 23 Cerpenis Pilihan Kompas 2015, acara juga dihadiri Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan, pemusik Ananda Sukarlan, serta dramawan Nano Riantiarno dan Ratna Riantiarno.

Selain nama baru, seperti Miranda Seftiana atau Anggun Prameswari, Jamuan Cerpen Pilihan Kompas 2015 juga dimeriahkan oleh kehadiran cerpenis senior yang setia berkarya, seperti Putu Wijaya, Martin Aleida, dan Joko Pinurbo.