Kompas Edisi Rabu 30 Desember 2015 |
Semangat Baru Lawan Korupsi
Dukungan Politik Presiden Jauh Lebih Penting daripada Gedung Baru KPK
JAKARTA, KOMPAS — Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi yang diresmikan Presiden Joko Widodo, Selasa (29/12), tak hanya menandai era baru KPK, tetapi juga kepemimpinan lembaga anti rasuah tersebut. Gedung itu tak berarti apa-apa jika tidak ada dukungan politik Presiden.
Guru Besar Hukum Tata Negara Universitas Andalas, Padang, Saldi Isra mengatakan, gedung baru KPK sebenarnya tidak terlalu penting mendukung KPK merealisasikan agenda pemberantasan korupsi.
”Yang jauh lebih penting adalah instrumen pendukung yang merealisasikan posisi KPK sebagai lembaga extra ordinary pemberantasan korupsi seperti anggaran dan sumber daya. Hingga hari ini, KPK sangat bergantung pada kepolisian dan kejaksaan,” kata Saldi.
JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
Sanksi bagi Perusahaan Dimulai
JAKARTA, KOMPAS — Mulai 2016, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan akan menegakkan sanksi bagi perusahaan yang tidak mendaftarkan karyawannya dalam program Jaminan Kesehatan Nasional. Upaya itu diharapkan bisa meningkatkan porsi kepesertaan kelompok pekerja penerima upah yang muda, sehat, dan produktif sehingga defisit keuangan BPJS Kesehatan dapat ditekan.
Peta jalan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) menargetkan kepesertaan 100 persen dari kelompok pekerja penerima upah (PPU) dari badan usaha kecil dan besar pada 2014-2015. "Tahun 2015, pemasaran JKN lebih persuasif. Nanti, pada 2016, penegakan kepatuhan mulai dilakukan," kata Kepala Departemen Komunikasi Eksternal dan Humas BPJS Kesehatan Irfan Humaidi di Jakarta, Selasa (29/12).
Direktur Perencanaan Pengembangan dan Manajemen Risiko BPJS Kesehatan Tono Rustiano menambahkan, target kepesertaan kelompok PPU tahun 2015 sebanyak 57 juta orang belum tercapai. Penegakan kepatuhan tahun depan diharapkan menambah peserta sehat dan muda. "Itu berarti prinsip gotong royong JKN makin kuat," ujarnya.
KREATIVITAS ANAK MUDA
Generasi Digital ala ”Slipi-con Valley”
Teknologi digital dan daring menjadi daya baru bagi anak muda mengembangkan ekonomi kreatif. ”Slipi-con Valley”, demikian sekelompok anak muda menyebut tempat mereka merintis usaha, terletak di gedung perkantoran di Slipi, Jakarta. Komputer dan tablet menjadi peranti mereka membuat dan memasarkan produk.
Di lantai enam gedung perkantoran di Slipi, Rabu (23/12), itu duduk berbaris lebih dari 20 anak muda, berusia 20-30 tahun, serius berkutat dengan komputer atau tablet masing-masing. Di tempat yang disebut Slipi-con Valley itu anak-anak muda menciptakan peluang sekaligus tantangan sendiri, menaklukkan gelombang perubahan.
Ruangan itu adalah kantor Mountain Kejora Ventures, perusahaan yang bergerak di bidang pengembangan usaha rintisan atau dikenal dengan start-up. Sebanyak 400 anak muda terlibat aktif di perusahaan itu untuk mengembangkan usaha masing-masing.
No comments:
Post a Comment