Wednesday, September 30, 2015

Kompas, Edisi, Rabu, 30 September 2015

Kompas, Edisi, Rabu, 30 September 2015

Iklim Investasi Diperbaiki

Pengusaha Menunggu Implementasi Kebijakan


JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah memperbaiki iklim investasi di Tanah Air dengan cara meringkas waktu untuk memproses perizinan investasi di kawasan industri. Adapun dalam rangka menambah pasokan dollar AS di dalam negeri, pemerintah menawarkan insentif bagi eksportir.

Upaya memperbaiki iklim investasi itu ada dalam paket kebijakan ekonomi tahap II yang diumumkan pada Selasa (29/9).

Pengusaha merespons positif langkah pemerintah, tetap menunggu implementasi kebijakan tersebut. Pasar keuangan juga menyambut baik, ditandai dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menguat menjelang dan setelah paket kebijakan ekonomi diumumkan.

Dalam paket kebijakan ekonomi tahan II, proses perizinan yang saat ini memakan waktu berbulan-bulan, bahkan tahunan, akan dipangkas menjadi tiga jam. Kebijakan ini berlaku efektif mulai pertengahan Oktober.


DARURAT ASAP

Pekanbaru Sediakan Tempat Evakuasi Bayi


PEKANBARU, KOMPAS — Pemerintah Kota Pekanbaru, Riau, menyediakan aula untuk menampung evakuasi bayi baru lahir hingga berumur enam bulan mulai Selasa (29/9). Kebijakan itu diambil karena indeks standar pencemaran udara di Pekanbaru masih berada pada level berbahaya.

”Lurah sedang bekerja mendata keluarga miskin yang memiliki anak bayi di bawah usia enam bulan. Bayi keluarga miskin itu bersama ibunya akan dibawa ke tempat evakuasi ini. Kebutuhan makan mereka akan dipenuhi secara gratis. Tersedia pula dokter yang berjaga,” ujar Burhan Gurning, Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran Pekanbaru.

Menurut Gurning, meskipun wali kota memerintahkan evakuasi, pelaksanaannya tetap tergantung dari pihak keluarga bayi. Tidak ada paksaan terhadap keluarga bayi. Jika pihak keluarga bersedia, evakuasi baru akan dilaksanakan.


SEMIOPERA "BHUMI"

Bukan Soal Praktis, tetapi Praksis


Konser gamelan semiopera Bhumi membuka pikiran tentang persoalan penting dari kekayaan tradisi Nusantara yang terus terpinggirkan. Tradisi dan seni tradisi akan terus bermakna jika dibarengi praksis pengetahuan relevan. Jauh dari soal kepraktisan.

Komposer Peni CandraRini (32) melakukan riset untuk 10 komposisi gending ini selama hampir dua tahun di tengah kehamilan dan melahirkan anak lelaki pertama yang amat dikasihinya serta jadwal ketat mengajar komposisi gamelan, vokal, dan koreografi serta lokakarya di sejumlah universitas di Amerika, Eropa, dan Asia.

”Tradisi—seperti seni gamelan ini—akan terus kontekstual kalau kita mempelajarinya serius. Saya beruntung bisa belajar terus tentang kekuatan tradisi musik gamelan yang di negeri kita sendiri malah disia-siakan,” ujar Peni seusai pergelaran di Bentara Budaya Jakarta (BBJ), Selasa (29/9) malam.

Monday, September 28, 2015

Kompas, Edisi, Senin, 28 September 2015

Kompas, Edisi, Senin, 28 September 2015

Perbaiki Manajemen Haji

34 Anggota Jemaah RI Jadi Korban Musibah Mina


JAKARTA, KOMPAS — Musibah di Mina, Arab Saudi, dengan 769 korban, pekan lalu, hendaknya menjadi momen untuk memperbaiki manajemen penyelenggaraan haji. Selain mencegah peristiwa serupa terulang, pembenahan perlu untuk menjamin jemaah dapat beribadah dengan khusyuk dan aman.

Pelaksanaan ibadah haji pada tahun 2015 (1436 Hijriah) ini diwarnai beberapa insiden. Ambruknya mesin derek (crane) di Masjidil Haram, Mekkah, 12

September 2015, menyebabkan 111 anggota jemaah meninggal dan 331 orang luka-luka. Diantara mereka, terdapat 11 anggota jemaah asal Indonesia yang meninggal dan 42 orang luka-luka.

Pada puncak haji, Kamis (24/9), terjadi insiden saling desak yang menyebabkan 769 orang dari sejumlah negara meninggal, termasuk 34 orang (angka sementara) dari Indonesia, sebagaimana dilaporkan wartawanKompas,Rakaryan Sukarjaputra, dari Mekkah.


KABUT ASAP

Evakuasi Warga Mendesak Dilakukan


PALANGKARAYA, KOMPAS — Kabut asap pekat pada tingkat berbahaya dalam seminggu ini di Kota Palangkaraya mendorong Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Kalimantan Tengah meminta pemerintah daerah untuk serius memperhatikan kesehatan warga. Evakuasi warga ke tempat yang aman pun mendesak dilakukan.

”Saat ini, yang paling penting adalah pemerintah fokus pada korban asap. Pertama, pemerintah harus menyiapkan posko kesehatan, obat, dan oksigen bagi warga. Kedua, pemerintah harus membuat skenario evakuasi,” kata Direktur Eksekutif Walhi Kalteng Arie Rompas, Minggu (27/9), di Palangkaraya.

Arie mengatakan, skenario evakuasi itu, antara lain, adalah menyiapkan gedung-gedung pemerintah yang memiliki pendingin udara (AC) untuk menampung warga yang rentan terhadap asap, misalnya anak balita, anak-anak, dan warga lanjut usia. ”Fokus pada manusia adalah hal yang paling penting karena sudah seminggu ini konsentrasi partikulat sudah berlipat mencapai tujuh kali dari ambang bahaya,” ujarnya.


PERCEPATAN BELAJAR

Anak Belia di Bangku Kuliah


Saat anak-anak usia 15 tahun lainnya masih mengenakan seragam putih biru atau abu-abu, mereka sudah duduk di bangku kuliah, menghadapi buku-buku teks tebal. Kemampuan belajar yang tinggi membuat mereka lebih cepat mencicipi pendidikan tinggi. Inilah para pelompat kelas.

Seragam putih berbalut jaket kuning cocok melekat di badan Muhammad Faiz yang tingginya sekitar 170 sentimeter itu. Jaket itu baru saja diterimanya di Balairung Universitas Indonesia (UI). Bersama teman seangkatannya, Faiz riang memakai jaket kampus barunya, akhir Agustus lalu.

Faiz merasa makin sah sebagai mahasiswa program sarjana kelas paralel Ilmu Komputer Fakultas Ilmu Komputer UI. Jangan ”tertipu” tinggi tubuhnya. Usia Faiz terbilang belia, 15 tahun. Para mahasiswa seangkatannya rata-rata berusia 18 tahun. ”Tentu saja senang dengan umur muda saya mencapai pendidikan tinggi,” katanya.

Wednesday, September 23, 2015

Kompas, Edisi, Rabu, 23 September 2015

Kompas, Edisi, Rabu, 23 September 2015
Sanksi bagi Empat Perusahaan

Kabut Asap Ganggu Penerbangan di Bandara Supadio


JAKARTA, KOMPAS — Empat perusahaan di Sumatera akhirnya dikenai sanksi terkait kebakaran hutan dan lahan. Perusahaan-perusahaan itu harus menghentikan semua kegiatan operasional di lapangan dan memenuhi kewajibannya, antara lain melengkapi peralatan pencegahan kebakaran.

Rinciannya, izin tiga perusahaan dibekukan dan izin satu perusahaan dicabut. ”Operasional di lapangan dihentikan, tetapi tetap harus bertanggung jawab menjaga areal yang belum terbakar,” kata Sekretaris Jenderal Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Bambang Hendroyono di Jakarta, Selasa (22/9).

Perusahaan pemegang konsesi perkebunan yang izinnya dibekukan adalah PT Langgam Inti Hibrindo (Riau), PT Tempirai Palm Resources, (Sumatera Selatan) dan PT Waringin Agro Jaya (Sumsel). Adapun pencabutan izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu-hutan alam (IUPHHK-HA) dilakukan terhadap PT Hutani Sola Lestari (Riau). Keputusan KLHK berlaku sejak 21 September 2015.

PERBURUAN GAJAH

Organ Yongki Dibawa ke Labfor Polri


BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Tim dokter Taman Nasional Way Kambas diturunkan untuk mengotopsi gajah Yongki. Sejumlah organ dalam Yongki menurut rencana akan dibawa ke Laboratorium Forensik Polri.

”Proses pembedahan dan otopsi gajah Yongki sudah selesai. Menurut rencana, organ dalam Yongki akan dibawa ke Laboratorium Forensik Polri di Jakarta,” kata Kepala Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Timbul Batubara ketika dihubungi Kompas, Selasa (22/9).

Laboratorium Forensik Polri, kata Timbul, dipilih karena fasilitas dan peralatannya lengkap dan diharapkan hasilnya langsung ditindaklanjuti kepolisian.

Pemeriksaan di laboratorium diharapkan dapat memastikan penyebab kematian Yongki. Apabila hasil laboratorium adalah diracun, hasil laboratorium juga dapat mengetahui racun apa yang digunakan pemburu untuk membunuh Yongki. Dua dokter hewan dari Taman Nasional Way Kambas telah mengotopsi jasad Yongki. Kedua dokter itu ialah Dedi Chandra dan Diah Esti Anggraini.

BANTARAN SUNGAI

Asa Ciliwung di Kampung Condet


Rimbun pepohonan menaungi bantaran Kali Ciliwung di kawasan Condet, Jakarta Timur. Warga setempat melindungi bantaran itu dari hunian karena menyadari Kali Ciliwung juga hidup, bergerak, dan merespons lingkungan di sekitarnya.

”Di sini warga paham, di bantaran tak boleh didirikan bangunan,” kata Ibrohim (41), warga Kelurahan Balekambang, Kecamatan Kramatjati, di dekat bantaran sungai itu. Area bantaran itu membentang selebar 15-25 meter dari batas akhir hunian ke bibir kali. Panjang bantaran yang terbebas dari hunian itu 500 meter lebih.

Menurut Ibrohim, warga menyadari kawasan bantaran itu adalah daerah milik kali. Oleh sebab itu, warga harus menjaga kawasan itu dari hunian.

Bantaran di Condet itu masih rimbun. Air yang mengalir di Ciliwung di kawasan itu juga tak keruh. Dasar kali masih tampak. Air yang bening memperlihatkan endapan sampah plastik di dasar kali. Sampah itulah yang kini menjadi perhatian khusus warga peduli Ciliwung di Condet. Setahun ini, Ibrohim bersama Didi dan enam warga lain yang tergabung dalam Masyarakat Peduli Ciliwung (Mapeling) secara bergantian membersihkan kali dari sampah.

Monday, September 21, 2015

Kompas, Edisi, Senin, 21 September 2015

Kompas, Edisi, Senin, 21 September 2015

Normalisasi Jadi Solusi Banjir

40 Tahun Terjadi Pembiaran


JAKARTA, KOMPAS — Banjir tiap tahun mengusik Jakarta. Kerugian ekonomi akibat banjir pernah menembus Rp 5 triliun dan berdampak terhadap daerah lain di Indonesia. Setelah tertunda lebih dari 40 tahun, normalisasi Ciliwung jadi momentum untuk menata Ibu Kota agar setara kota lainnya di dunia.

Menurut pantauan dua pekan terakhir, luapan Ciliwung merupakan salah satu faktor terbesar setiap kali banjir melanda Jakarta pada musim hujan. Pada sisi lain, normalisasi Ciliwung tidak semata mengendalikan banjir, tetapi juga mengurai karut-marut hunian dan gelapnya penguasaan lahan di Jakarta yang selama puluhan tahun dibiarkan.

Normalisasi yang sedang berjalan itu meliputi pekerjaan memperlebar kali, memperdalam kali, dan memperkuat dindingnya dengan beton, serta menambah jalan inspeksi. Hanya di kawasan bantaran yang masih hijau, seperti di kawasan Condet, Jakarta Timur, dinding Ciliwung diperkuat secara alami, dengan banyaknya pepohonan.


BULU TANGKIS

Penantian 7 Tahun Ganda Putri Indonesia


JAKARTA, KOMPAS — Setelah tujuh tahun puasa gelar dalam turnamen bulu tangkis level Super Series, ganda putri Indonesia memperlihatkan kekuatan lagi. Pasangan Greysia Polii/Nitya Krishinda, Minggu (20/9) petang, di Seoul, Korea Selatan, tampil sebagai juara turnamen Super Series Korea Terbuka.

Dalam laga final, duet pelatnas bulu tangkis di Cipayung, Jakarta, ini menang melalui penampilan meyakinkan atas pasangan tuan rumah, Chang Ye-na/Lee So-hee, 21-15, 21-18, dalam tempo 48 menit.

Kesuksesan Greysia/Nitya menjuarai turnamen Super Series membuka harapan prestasi yang lebih tinggi dari nomor ganda putri. Indonesia terakhir kali mendapatkan gelar di turnamen Super Series dari nomor ganda putri tahun 2008. Vita Marissa/Liliyana Natsir, yang menjadi ganda putri terbaik Tanah Air saat itu, menjuarai Indonesia Terbuka pada bulan Juni.

Super Series adalah turnamen level tertinggi dalam agenda Federasi Bulu Tangkis Dunia. Gengsi turnamen ini setara dengan Premier Super Series meski berhadiah lebih sedikit.


PERBURUAN SATWA

Sang Penengah Konflik Itu Telah Tiada


Kematian Yongki pada Jumat (18/9), yang dibunuh dan diambil gadingnya oleh pencuri, merupakan pukulan bagi upaya konservasi satwa di Lampung. Bagaimana tidak, Yongki adalah salah satu pahlawan yang kerap mencegah jatuhnya korban manusia atau gajah saat terjadi konflik gajah dan manusia.

Yongki adalah seekor gajah jinak berumur 35 tahun yang tinggal di Posko Pemantauan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Wilayah Pemerihan, Lampung Barat. Di posko tersebut, ada pula 2 gajah jantan, Karnangin dan Renggo; 2 gajah jantan anakan, Tomi dan Sampot; serta 1 gajah betina, Arni.

Jumat sekitar pukul 04.00, posko itu disatroni pencuri. Tanpa belas kasihan, pencuri membunuh Yongki dan mencabut gadingnya.

Kematian Yongki meninggalkan kesedihan bagi banyak kalangan, termasuk petugas jaga yang tinggal sekitar 200 meter dari posko. Berita kematian Yongki pun segera tersebar. Tagar #RIPYongki langsung merebak di dunia maya.

Saturday, September 19, 2015

Kompas, Edisi, Sabtu, 19 September 2015

Kompas, Edisi, Sabtu, 19 September 2015

Regulasi dan Instrumen Disiapkan

Aliran Modal Asing Anjlok


BATAM, KOMPAS — Ketidakpastian perekonomian berlanjut setelah bank sentral Amerika Serikat, The Fed, tidak menaikkan suku bunga acuan pada September ini. Indonesia bersiap menghadapi guncangan yang mungkin timbul, yang sebenarnya lebih berdasarkan spekulasi dan ekspektasi pasar.

Sebenarnya situasi perekonomian yang diliputi ketidakpastian ini sudah berlangsung setahun terakhir. Pemerintah dan otoritas keuangan Indonesia bekerja sama menjaga stabilitas di dalam negeri.

Guncangan yang diperkirakan muncul itu antara lain terkait nilai tukar rupiah. Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), nilai tukar rupiah pada 2 Januari 2015 sebesar Rp 12.474 per dollar AS. Rupiah terus melemah hingga mencapai Rp 14.463 per dollar AS, Jumat (18/9).

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), kemarin, melanjutkan penguatan. IHSG ditutup pada 4.380,32 atau menguat tipis 0,044 persen. Sejak awal 2015, IHSG melemah 16,2 persen.



KEBAKARAN LAHAN

Malaysia Dukung Tindakan Tegas


JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Malaysia mendukung tindakan tegas Pemerintah Indonesia terhadap perusahaan perkebunan pembakar lahan yang menyebabkan asap pekat. Tindakan tegas itu juga berlaku bagi perusahaan Malaysia yang beroperasi di Indonesia.

"Malaysia juga mendesak perusahaan Malaysia yang beroperasi di Sumatera untuk disiplin dan siap ditindak tegas apabila bersalah. Malaysia mendukung itu," kata Wakil Presiden Jusuf Kalla, Jumat (18/9), seusai menerima kunjungan kehormatan Deputi Perdana Menteri Malaysia Ahmad Zahid Hamidi di Istana Wapres.

Menurut Wapres, Indonesia sudah berupaya sekuat tenaga mengatasi kabut asap. Meski sudah mengeluarkan biaya besar dan mendatangkan lebih dari 20 pesawat, pemadaman tetap sulit dilakukan.

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan saat ini masih menurunkan 70 pejabat pengawas lingkungan hidup, pengendali ekosistem hutan, dan polisi hutan. Mereka mengumpulkan kelengkapan data, termasuk detail struktur pengelola (nama dan jabatan), luasan lahan, dan status kepemilikan perusahaan. "Dalam enam bulan harus tahu semuanya," kata Menteri LH dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar.


NELAYAN JAKARTA

Hilangnya Ikan di Laut Kami...


Apa jadinya jika laut mulai kehilangan ikannya? Saat jala ditebar, yang tersangkut hanya lumpur dari pengurukan pulau. Bagi Tatang, yang telah 40 tahun menjadi nelayan di Muara Angke, Jakarta Utara, hal itu tentu kabar buruk.

”Laut ini tempat hidup saya. Kalau laut diubek-ubek, sama saja menghilangkan mata pencarian saya.”

Semilir angin membawa bau amis ikan bercampur bau sampah begitu kaki menginjak perkampungan nelayan di sisi barat Pelabuhan Kali Adem, Muara Angke, Jakarta Utara, Kamis (17/9) siang itu. Sinar matahari yang terik membuat bau ”khas” sekitar pelabuhan ini makin menyeruak.

Namun, panas dan bau itu tak membuat Tatang bergeser dari sampannya yang sudah kusam warnanya. Duduk membelakangi laut, ayah sembilan anak itu mengambil gayung lalu menguras air dari dasar sampan yang bocor. Raut wajahnya murung.

Thursday, September 17, 2015

Kompas, Edisi, Kamis, 17 September 2015

Kompas, Edisi, Kamis, 17 September 2015

Kepastian Masih Ditunggu

Keputusan Sidang FOMC The Fed merupakan Dilema Pasar Global


JAKARTA, KOMPAS — Sidang Komite Pasar Terbuka Federal bank sentral Amerika Serikat, The Fed, diharapkan memberi kepastian mengenai waktu dan besaran kenaikan suku bunga acuan. Kepastian ini akan meredakan gejolak di pasar keuangan global.

Ketidakpastian soal waktu dan besaran kenaikan suku bunga acuan The Fed menimbulkan gejolak di pasar keuangan global. Indonesia juga terpengaruh, antara lain berupa pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS. Namun, rupiah tidak melemah sendirian karena mayoritas mata uang dunia juga melemah.

Pendapat pengamat yang dihimpunKompas, Rabu (16/9), menyebutkan, sidang FOMC pada September ini diharapkan memberi kejelasan agar pasar global menjadi tenang.

Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, memaparkan, semula para analis dan ekonom memperkirakan suku bunga acuan The Fed akan dinaikkan dalam sidang FOMC, September ini. Suku bunga acuan The Fed sudah bertahan selama tujuh tahun di level 0,25 persen.


KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN

Penyidik Tetapkan 140 Tersangka


JAKARTA, KOMPAS — Penegak hukum kebakaran hutan dan lahan bergerak cepat. Hingga kemarin, penyidik polisi menetapkan 140 tersangka, tujuh di antaranya petinggi perusahaan pada tingkat manajer dan direksi. Saat bersamaan, penyidik pegawai negeri sipil Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan juga menyidik kasus di Sumatera dan Kalimantan.

Tujuh tersangka dari perusahaan adalah JLT dari PT BMH di Sumatera Selatan, P dari PT RPP di Sumsel, S dari PT RPS di Sumsel, FK dari PT LIH di Riau, S dari PT GAP di Kalimantan Tengah, GRN dari PT MBA di Kalteng, dan WD dari PT ASP di Kalteng. Polisi masih menyelidiki 20 perusahaan lain.

Mereka dijerat Undang-Undang Perkebunan, UU Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, serta UU Kehutanan. Mereka juga diancam kurungan maksimal 10 tahun dan denda maksimal Rp 10 miliar. ”Satgas Penegakan Hukum kami telah menangani 148 laporan,” kata Kepala Polri Jenderal (Pol) Badrodin Haiti seusai rapat terbatas tentang pengendalian kebakaran hutan dan lahan di Istana Presiden, Jakarta, Rabu (16/9).


KEHIDUPAN NELAYAN

Berjuang Menjadi Tuan di Laut Sendiri


Pada masa kapal-kapal raksasa asing menguasai perairan kita, para nelayan kecil dari Kepulauan Tanimbar mencari hiu hingga menerabas perairan Australia. Banyak yang ditangkap, dideportasi, dan kapalnya dibakar. Kini, setelah kapal-kapal raksasa dimoratorium izinnya, ikan mulai berlimpah, tetapi tak mudah dijual.

Setiap melihat tayangan di televisi tentang nelayan-nelayan asing pencuri ikan yang ditangkap dan kapalnya dibom Pemerintah Indonesia, Robi Rumoar (46) selalu teringat pengalamannya. Sudah enam kali nelayan pemburu hiu dari Pulau Selaru, Kepulauan Tanimbar, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, ini ditangkap karena menerobos zona perbatasan Australia. ”Pertama kali ditangkap karena masuk ke perairan Australia tahun 1991,” tuturnya.

Saat itu, ia dipenjara selama satu bulan, sebelum kemudian dideportasi dan diterbangkan kembali ke Tanimbar. Berikutnya, dia ditangkap lagi berturut-turut pada tahun 1993, 1996, 2005, 2006, dan terakhir tahun 2010. Setiap ditangkap, ia selalu memakai nama palsu. Terakhir, ia menggunakan nama Jagger Lesbrawn. ”Heran juga orang Australia yang nangkap. Kok, ada orang Indonesia namanya begitu,” ujarnya.

Tuesday, September 15, 2015

Kompas, Edisi, Selasa, 15 September 2015

Kompas, Edisi, Selasa, 15 September 2015

Hukum Masih Tebang Pilih

Petinggi dan Korporasi yang Terlibat Pembakaran Diminta Diusut Tuntas


PONTIANAK, KOMPAS — Penegakan hukum yang tegas terhadap pihak yang terlibat dalam perambahan dan pembakaran hutan merupakan kunci mengatasi bencana asap yang sudah setengah abad tidak pernah tuntas. Saat ini, penegakan hukum dirasakan masih retorika dan tebang pilih.

 Berdasarkan pengamatan dan informasi yang dihimpun Kompas dalam beberapa pekan ini, lemahnya penegakan hukum itu masih terjadi di semua wilayah yang saat ini terkena bencana asap.

Di Kalimantan Barat, misalnya, kondisi itu terlihat kasatmata. Ribuan lahan yang terbakar terlihat jelas, baik di lahan konsesi perkebunan sawit, di lahan gambut, maupun di lahan gambut yang terkena rembetan kebakaran.

Lahan itu terletak tidak jauh dari Kota Pontianak. Terlihat jelas melalui udara, melalui darat pun tidak sulit dijangkau. Kendaraan berat yang bekerja di wilayah konsesi berjejer sehingga sangat mudah mencari pelaku pembakaran, baik perseorangan maupun skala korporasi. Namun, tidak ada tindak lanjut penegakan hukum.


PERBANKAN

Pembajakan ”Internet Banking” Kian Serius


JAKARTA, KOMPAS — Kejahatan yang memanfaatkan celah-celah dalam transaksi perbankan melalui internet kian parah. Korban terus bermunculan dengan kerugian puluhan miliar. Pekan lalu, Kepolisian Daerah Metro Jaya menangkap dua warga Ukraina, Oleksandr Sulima (28) dan Dmitry Gryadskiy (35), yang terlibat dalam kasus pembelokan transaksi perbankan melalui internet sejumlah nasabah bank dengan kerugian sekitar Rp 40 miliar.

Ahli forensik digital Ruby Alamsyah, Senin (14/9), mengatakan, pelaku kejahatan ini adalah organisasi kriminal transnasional asal Ukraina yang sangat mengerti seluk-beluk kebijakan perbankan di Indonesia. ”Yang mengerikan, cara mereka terus berevolusi. Mereka selalu mencari celah keamanan,” katanya.

Ia mengingatkan, warga jangan sembarangan mengklik atau mengunduh file karena pelaku bisa menyusupkan file malware ke komputer korban untuk membelokkan transaksi perbankan yang dilakukan ke rekening pelaku.


Gejolak Pasar Belum Mereda

IHSG pada Level 4.390,37


JAKARTA, KOMPAS — Gejolak pasar global belum mereda, tetapi kian menekan nilai tukar negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Nilai tukar rupiah kembali melemah pada awal pekan ini setelah sempat menguat pada akhir pekan lalu.

Nilai tukar rupiah, menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), pada Senin (14/9), sebesar Rp 14.322 per dollar AS. Akhir pekan lalu, rupiah sempat menguat menjadi Rp 14.306 per dollar AS.

Di laman bank dan penukaran uang, nilai tukar rupiah bervariasi. Di laman PT Bank Central Asia Tbk, kurs jual dollar AS sebesar Rp 14.350 per dollar AS, sedangkan kurs beli Rp 14.330 per dollar AS. Di laman penukaran yang VIP, kurs jual dollar AS sebesar Rp 14.345 per dollar AS, sedangkan kurs beli Rp 14.320 per dollar AS.

Petugas Pemadam Api

Bot Diisi Air sampai Dikejar Api


 M Gandi (32) dan Budiman (34) yang menyebut diri sebagai buruh siram memasukkan sekitar satu gelas air ke dalam sepatu bot masing-masing. Dengan suara kecipak di tiap langkah, mereka memasuki lahan gambut yang mengepulkan asap. Bot berisi air itu menjadi senjata mereka satu-satunya untuk menangkal panas lahan gambut yang habis terbakar. Teknik sederhana ini mampu menyelamatkan kaki mereka dari panas yang menyengat karena terlalu lama berada di lahan gambut yang terbakar.

Warga Kayuagung, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, sudah terlibat dalam pemadaman api sejak sepekan terakhir. Mereka disewa dengan upah sekitar Rp 75.000 per hari oleh salah satu perusahaan perkebunan sawit di Pedamaran, Ogan Komering Ilir. Tugas mereka menyiram lahan gambut yang masih mengepulkan asap setelah terbakar.

Tujuannya mencegah api muncul kembali di lahan-lahan yang masih menyimpan bara di lapisan bawah. Tiap hari, mereka mulai memasuki lahan gambut yang terbakar sekitar pukul 06.00 dan selesai sekitar pukul 17.00.

”Sudah beberapa tahun terakhir kami kerja menyiram begini kalau ada kebakaran lahan,” kata Gandi yang sehari-hari merupakan petani karet dan padi itu.

Sunday, September 13, 2015

Kompas, Edisi, Minggu, 13 September 2015

Kompas, Edisi, Minggu, 13 September 2015

Robohnya ”Crane” Diselidiki

Suasana Masjidil Haram Kembali Normal


JEDDAH, KOMPAS — Pemerintah Arab Saudi, Sabtu (12/9), memerintahkan penyelidikan atas robohnya mesin derek atau crane yang menewaskan 107 orang dan melukai 238 orang di Masjidil Haram, Mekkah, Jumat. Sehari setelah insiden itu, suasana Masjidil Haram kembali normal.

Di antara korban meninggal itu terdapat dua anggota jemaah haji asal Indonesia, yakni Iti Rasti Darmini asal embarkasi Jakarta-Bekasi dan Masnauli Sijuadil Hasibuan dari embarkasi Medan, Sumatera Utara.

”Kami terus melakukan pemantauan. Tim dari Amirulhaj dan Konsulat Jenderal RI bekerja keras di lapangan,” kata Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Istana Raja Faisal, seperti dilaporkan wartawan Kompas, Andy Riza Hidayat, dari Jeddah.


KEHIDUPAN

Cerita dari Negeri Dongeng


Cita-cita Walt Disney untuk mendekatkan keluarga dengan kisah dongeng tercapai tahun 1955. Ia mendirikan Disneyland di Anaheim, Los Angeles, Amerika Serikat. Itu cikal bakal kehidupan nyata tokoh dongeng di tengah manusia modern.

Mickey si tikus yang lucu dan Alice dalam Alice in Wonderland bisa diajak bermain sebagai teman sehari-hari.

Walter Elias Disney, yang lahir tahun 1901 dan meninggal tahun 1966, membangun kerajaan dongeng lewat tokoh komik atau menciptakan karakter asli dan lucu seperti Mickey. Kerajaan tersebut terus membesar seiring dengan meledaknya industri hiburan di AS dan dunia. Sejak merilis seri cerita komik lewat film (bisu) Alice in Wonderland dan film animasi pertama bersuara Mickey Mouse tahun 1923, kehidupan AS berubah drastis. Kisah penuh persahabatan dan keajaiban, ketika manusia bercakap-cakap dengan hewan dalam nuansa modern, melahirkan apa yang disebut fantasia Amerika.


KABUT ASAP

Titik Api Baru Terus Bermunculan


PALEMBANG, KOMPAS — Kebakaran lahan di Sumatera Selatan dan daerah lain terus meluas. Titik api baru pun terus bermunculan kendati berbagai upaya pemadaman telah dilakukan. Titik kebakaran baru, misalnya, muncul di Taman Nasional Sembilang, Sumatera Selatan.

Kepulan asap, Sabtu (12/9), dari pagi hingga siang masih terlihat pekat di Jambi, Medan (Sumatera Utara), Palembang (Sumatera Selatan), Palangkaraya (Kalimantan Tengah), dan kota lain. Jarak pandang rata-rata di bawah 1.000 meter.

Sabtu, titik panas di seluruh Sumatera yang terpantau Satelit Aqua/Terra Modis berjumlah 1.036 titik. Sehari sebelumnya berjumlah 774 titik. Jumlah terbanyak masih terdapat di Sumsel, yaitu 750 titik. Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumsel, memiliki titik panas terbanyak, yakni 302 titik, dan Musi Banyuasin 223 titik. Lima titik api terdapat di Taman Nasional Sembilang.

Saturday, September 12, 2015

Kompas, Edisi, Sabtu, 12 September 2015

Kompas, Edisi, Sabtu, 12 September 2015

Kebijakan Cegah PHK Harus Jadi Prioritas

Pengusaha Yakin Berdampak


JAKARTA, KOMPAS — Kalangan dunia usaha mengharapkan implementasi paket kebijakan ekonomi dari kementerian teknis mampu mendorong pertumbuhan sektor usaha di dalam negeri. Paket itu juga harus mampu mencegah terjadinya pemutusan hubungan kerja.

Sejumlah kalangan yang ditemui dan dihubungi Kompas, Jumat (11/9) di Jakarta, mengatakan, pemutusan hubungan kerja (PHK) harus dicegah. Apabila tidak dicegah, PHK akan mempunyai dampak yang meluas.

”PHK harus dicegah karena akan menurunkan daya beli. Masyarakat yang terkena PHK tidak lagi mendapat penghasilan,” kata Ketua Komite Tetap Industri Makanan dan Minuman Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Thomas Darmawan.

PENEMBAKAN

Pelaku Diduga Pakai Senjata Rakitan


JAKARTA, KOMPAS — Kepolisian Daerah Metro Jaya membentuk satuan tugas guna mengungkap kasus penembakan ruangan kerja staf khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral di Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan. Hasil penyelidikan sementara, pelaku menggunakan pistol rakitan dari arah jalan layang non-tol Casablanca.

Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian, Jumat (11/9) di Jakarta, menyatakan, penembakan ruangan staf khusus Menteri ESDM, Widhyawan Prawiraatmadja, terjadi pada Kamis sekitar pukul 12.00. Saat itu ruangan kosong. Widhyawan tengah keluar untuk makan siang.

Penembakan mengakibatkan kaca jendela ruangan pecah dan berlubang dengan diameter sekitar 12 sentimeter. Di ruangan itu ditemukan satu proyektil peluru dari senjata laras pendek.

"Diduga penembakan itu berasal dari jalan layang Casablanca yang jaraknya lebih kurang hampir 40 meter dari gedung ESDM. Dari kaliber peluru, diduga tembakan keluar dari senjata jenis pistol. Kemungkinan besar jenis rakitan, dilihat dari alur dan galangannya," tutur Tito. Dengan jarak sekitar 40 meter, tidak perlu orang profesional untuk menembak menggunakan pistol dengan target kaca gedung.


MUSIK

Merayakan Kehidupan dengan Bon Jovi


Lagu-lagu Bon Jovi, band asal New Jersey, Amerika Serikat, itu seperti menjadi perayaan kehidupan bagi penggemarnya. Sekitar 40.000 penonton memadati Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (11/9) malam, dalam konser Bon Jovi Live.

Dan lihatlah, begitu lagu "You Give Love a Bad Name" terdengar menggemuruh, penonton usia 25-40-an tahun pun bersorak histeris. Mereka melakukan koor massal lagu yang populer pada paruh kedua era 1980-an itu. Itulah "ledakan" pertama dalam konser yang digelar promotor Live Nation Indonesia itu.

Ledakan histeria kedua terdengar pada lagu "It's My Life" yang populer di sini pada awal tahun 2000 dan menjadi salah satu "lagu wajib" Bon Jovi.

Puluhan ribu penonton itu sudah cukup sabar menunggu sejak pukul 17.00 saat mereka memasuki Gelora Bung Karno. Baru sekitar pukul 20.30 mereka melihat Jon Bon Jovi dan kawan-kawan beraksi di panggung. Sebelumnya tampil artis pembuka, yaitu Sam Tsui (26), penyanyi Amerika Serikat keturunan Hongkong. Disambung dengan Judika, penyanyi lulusan Indonesian Idol yang membawakan lagu wajib "Indonesia Raya".

Friday, September 11, 2015

Kompas, Edisi, Jumat, 11 September 2015

Kompas, Edisi, Jumat, 11 September 2015

Menteri Tumpuan Paket Kebijakan

Wapres Awasi Implementasi


JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo meminta Wakil Presiden Jusuf Kalla mengawasi pelaksanaan paket kebijakan ekonomi tahap pertama. Kalla akan menindaklanjuti permintaan itu dengan bertemu otoritas moneter dan meminta penjelasan para menteri mengenai langkah yang diambil.

 Permintaan itu disampaikan Presiden Jokowi saat menengok Wapres Kalla di rumah dinasnya sepulangnya dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Kamis (10/9) pagi. Pada pertemuan sekitar 45 menit di ruang tamu rumah dinas, Presiden didampingi Ibu Negara Ny Iriana Joko Widodo, sedangkan Wapres didampingi Ny Mufidah Kalla.

”Selain menengok perkembangan kesehatan Pak JK, Presiden juga meminta Pak JK ikut mengawasi pelaksanaan paket kebijakan ekonomi tahap pertama,” kata Koordinator Staf Ahli Wapres Sofjan Wanandi yang ikut mendampingi Wapres.


Dana Desa

Menteri Keuangan Belum Tanda Tangani SKB


JAKARTA, KOMPAS — Menteri Keuangan, hingga Kamis (10/9), belum menandatangani surat keputusan bersama tiga menteri tentang percepatan penyaluran dana desa. Surat itu baru ditandatangani Menteri Dalam Negeri serta Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi.

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar meminta penyaluran dan pengelolaan dana desa dipercepat. Ini karena dana tersebut dapat menggairahkan sektor riil di pedesaan yang diprediksi menumbuhkan perekonomian nasional 0,5 persen dan menurunkan tingkat ketimpangan kesejahteraan sebesar 0,01.

Sementara itu, Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro menyatakan belum menandatangani Surat Keputusan Bersama (SKB) tentang Percepatan Penyaluran Dana Desa karena masih ada beberapa hal yang harus disempurnakan agar mudah implementasinya. Itu, misalnya, terkait blangko Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang jadi salah satu persyaratan pencairan dana desa.


Paket Kebijakan yang sejak Lama Ditunggu


Menunggu perekonomian global segera pulih sehingga bisa mendorong laju lokomotif perekonomian nasional jelas sebuah pekerjaan yang sangat jauh dari jangkauan Indonesia. Dalam kondisi yang serba tidak pasti dan jelas ini, langkah paling bijaksana adalah memperbaiki dan membenahi berbagai kendala di dalam negeri yang menghambat laju lokomotif perekonomian nasional.

Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Rabu (9/9), meluncurkan paket kebijakan yang bertujuan untuk menggerakkan atau mengakselerasi laju perekonomian nasional. Sebuah langkah yang telah dinantikan para pelaku ekonomi serta usaha mikro, kecil, dan menengah sejak lama mengingat iklim usaha dan daya saing ekonomi nasional yang sangat jauh dari memadai. Krisis ekonomi global semakin mempersulit dunia usaha.

Dunia usaha sudah menanti paket kebijakan ini sejak lama karena keluhan soal iklim usaha yang tidak kondusif dan daya saing yang rendah sudah berulang kali diungkapkan langsung ataupun lewat media massa. Seharusnya, paket kebijakan ekonomi ini muncul bukan karena terjadi krisis. Seharusnya, pemerintah sejak awal perlu mendorong dunia usaha bertumbuh dan mendorong produksi dalam negeri guna memenuhi kebutuhan dalam negeri dan ekspor. Selain itu, juga penting menciptakan lapangan kerja bagi 2 persen-3 persen pertumbuhan angkatan kerja per tahunnya.

Thursday, September 10, 2015

Kompas, Edisi, Kamis, 10 September 2015

Kompas, Edis, Kamis, 10 September 2015

Perekonomian Digerakkan

Beberapa Kalangan Sambut Positif Paket Kebijakan Pemerintah


JAKARTA, KOMPAS — Untuk menggerakkan ekonomi dan melindungi masyarakat berpendapatan rendah akibat pelemahan ekonomi, pemerintah meluncurkan paket kebijakan ekonomi tahap I. Paket kebijakan ini akan disusul dengan paket kebijakan berikutnya. Beberapa kalangan menilai kebijakan itu tepat untuk menggerakkan ekonomi.

Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (9/9) petang, menyampaikan paket kebijakan ekonomi tahap I. Presiden mengatakan, paket kebijakan ekonomi tersebut bertujuan untuk menggerakkan kembali sektor riil yang diharapkan dapat memberi fondasi bagi lompatan kemajuan ekonomi Indonesia di masa datang.

Dalam penyampaian paket kebijakan itu, Presiden Jokowi didampingi Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman Hadad, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan menteri lainnya.



Kereta Ringan

Transportasi Massal Tak Bisa Ditunda-tunda Lagi


JAKARTA, KOMPAS — Satu lagi tonggak sejarah pembangunan transportasi massal modern di Indonesia ditancapkan dengan peletakan batu pertama proyek kereta ringan di Jakarta oleh Presiden Joko Widodo, Rabu (9/9). Presiden menegaskan, pembangunan transportasi massal di Indonesia tak bisa ditunda-tunda lagi.

”Indonesia masih tertinggal dalam pembangunan infrastruktur, utamanya transportasi massal. Sesuatu yang tertunda cukup lama, harus segera kita mulai,” kata Presiden Jokowi di lokasi pembangunan stasiun KA ringan (light rail transit/LRT) di tepi Tol Jagorawi, tepat di seberang Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta Timur.

Kereta ringan yang terkoneksi dengan moda transportasi massal di Jakarta ini ditargetkan selesai pada 2018. Kehadirannya diharapkan turut mengurai kemacetan akut di Jakarta.


Dampak Kebakaran

Muram di Bawah Naungan Asap


Setiap langit pagi Palembang mulai suram oleh kabut asap, keluarga Agus Mulyono (39) pun mulai dirundung gelisah. Kabut asap menjadi pertanda sulitnya kehidupan keluarga mereka hingga nanti musim asap berakhir.

Musim asap, begitulah sebagian warga Palembang menyebut hari-hari berkabut asap di kota mereka karena gangguan asap rutin berulang setiap tahun. Tujuh belas tahun ini, kabut asap selalu datang ibarat musim baru di puncak kemarau.

Agus pun hanya bisa pasrah setiap musim asap tiba. Baginya, musim asap adalah musim paceklik. Sejak asap melanda Palembang sekitar dua pekan lalu, tukang bangunan itu lima hari tidak bekerja karena asmanya kambuh.

"Setiap menghirup asap begini, saya jadi sesak napas, batuk, kepala pening, dan badan langsung lemas. Padahal, kuli modalnya hanya tenaga, beda dengan pegawai kantoran," kata Agus di rumahnya di kawasan Sako, Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), Selasa (8/9).

Friday, September 4, 2015

Kompas, Edisi, Jumat, 4 September 2015

Kompas, Edisi, Jumat, 4 September 2015

Wilayah Sumatera Dikepung Asap

Gubernur Belum Angkat Tangan sebagai Bencana Nasional


MEDAN, KOMPAS — Kabut asap yang menutup seluruh wilayah Sumatera dan Kalimantan tidak hanya menurunkan kualitas udara, tetapi juga mengganggu mobilitas dan merugikan bisnis. Bahkan, kabut asap dari titik panas mulai mengganggu aktivitas di Singapura dan Malaysia.

 Kebakaran hutan dan lahan yang kini berdampak ke negara lain belum menjadi bencana nasional. Status bencana nasional berlaku bila gubernur di daerah kebakaran hutan dan lahan menyatakan angkat tangan.

”Kalau gubernur menetapkan tidak mampu menangani kebakaran, diserahkan kepada Presiden. Lalu, Presiden yang akan memerintahkan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk mengambil alih penanganan,” kata Raffles Brotestes Panjaitan, Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kamis (3/9) malam.

Raffles menyatakan, meluasnya kebakaran juga terkait izin terbang helikopter pemadam kebakaran yang habis. Sudah seminggu ini diajukan ke Direktorat Kelaikan Udara (Pengoperasian Pesawat Udara) di Kementerian Perhubungan, tetapi izin belum juga turun.


KAPAL TENGGELAM

Belasan WNI Tewas, Puluhan Lain Hilang


KUALA LUMPUR, KAMIS — Empat belas warga negara Indonesia tewas dan puluhan lain hilang akibat kapal yang mengangkut mereka tenggelam di lepas pantai Malaysia, Kamis (3/9) pagi. Mereka sedang dalam pelayaran pulang ke Tanah Air.

Wakil Menteri Luar Negeri RI AM Fachir, semalam, membenarkan adanya musibah itu. Menurut informasi dari Kedutaan Besar RI di Kuala Lumpur, semua penumpang kapal kayu itu adalah WNI. ”Sebanyak 14 orang tewas, 20 ditemukan selamat, dan petugas Malaysia sedang mencari korban lain,” ujar Fachir.

Keterangan Fachir juga dikonfirmasi Wakil Duta Besar Indonesia untuk Malaysia Hermono. ”Semua korban tewas disemayamkan di Rumah Sakit Teluk Intan, Perak,” kata Hermono ketika dihubungi dari Batam, Kepulauan Riau.


Pekerja Kontrak

Memelihara Kota, Menumbuhkan Asa


 Terlihat noda lumpur hitam berbau selokan di baju seragam warna oranye yang dikenakan Muskarim (46). Rabu (26/8) siang, ia dan lima temannya mengeruk got di pertigaan Rawa Belong-Palmerah, Jakarta Barat.

Sedari pagi hingga soreitu, Muskarim bersama temannya mengeduk sejumlah titik selokan di sepanjang Jalan Rawa Belong. ”Sepertinya, selokan ini belum pernah dibersihkan selama belasan tahun. Pantas saja air tidak mengalir sehingga banjir,” ujar warga Kelurahan Palmerah tersebut.

Meskipun harus berurusan dengan selokan dan sampah, Muskarim bersyukur telah mendapatkan pekerjaan kontrak sebagai tenaga penanganan prasarana dan sarana umum(PPSU). Di tengah perekonomian yang melambat, menjadi tenaga PPSU adalah jalankeluar baginya. Setelah lima tahun tak bergaji, Muskarim kini berpendapatan Rp 2,7 juta per bulan.

Tuesday, September 1, 2015

Kompas, Edisi, Selasa, 1 Septermber 2015

Kompas, Edisi, Selasa, 1 September 2015

WADUK JATIGEDE

Penggenangan Waduk Awal Pengelolaan Air Sungai Cimanuk


SUMEDANG, KOMPAS — Penggenangan Waduk Jatigede berkapasitas 980 juta meter kubik merupakan awal dari perjalanan panjang mengelola sumber air Sungai Cimanuk. Penutupan pintu pengelak membuat air dari sungai mengisi tubuh bendungan hingga elevasi tertentu yang diperlukan bagi operasi irigasi, pembangkit listrik, penanggulangan banjir, dan pasokan air baku untuk lima kota/kabupaten di Jawa Barat. Elevasi maksimal Waduk Jatigede 260 meter di atas permukaan laut.

"Untuk mengelola potensi air dan sungai dengan baik, kita memerlukan reservoir (penampung air). Di Sungai Cimanuk baru ada satu bendungan, sedangkan di Sungai Brantas (Jawa Timur) sudah ada 15 waduk, bahkan mau ditambah dengan enam waduk baru lagi. Kalau tidak ada reservoir, kita tidak bisa mengelola air dengan baik," kata Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono dalam peresmian proyek Waduk Jatigede di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Senin (31/8), yang menurut rencana dihadiri Presiden Joko Widodo.

Acara itu juga dihadiri Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan sejumlah wakil dari Kedutaan Besar Tiongkok untuk Indonesia.

Menurut Basuki, kendala utama dari sumber-sumber air di Indonesia, termasuk di Sungai Cimanuk, adalah kondisi hulu yang rusak atau gundul. Kondisi hutan di wilayah Garut yang menjadi hulu Sungai Cimanuk kini mengkhawatirkan.


Tumbuhkan Rasa Percaya Pasar

Pemerintah Perlu Lakukan 5 Hal


JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah diharapkan bisa memberikan rasa percaya kepada investor dan pelaku usaha sektor riil. Hal ini memberikan efek psikologis karena variabel ekonomi makro sebetulnya dalam kondisi baik. Namun, faktanya, kelesuan ekonomi terasa di semua tingkatan.

Untuk menimbulkan kepercayaan itu, pemerintah perlu menyampaikan rencana dan target yang realistis. Agar tidak menimbulkan keraguan, harus jelas juga siapa yang bicara apa dan siapa tidak bicara apa. Demikian terungkap dalam diskusi yang diselenggarakan Kompas di Jakarta, Senin (31/8).

Diskusi menghadirkan Chairman Saratoga Investama Sedaya Tbk Edwin Soeryadjaya, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perbankan dan Keuangan Rosan Roeslani, CEO Bosowa Erwin Aksa, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perdagangan dan Hubungan Internasional Chris Kanter, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Sumber Daya Manusia Benny Soetrisno, mantan pemimpin Grup Astra Teddy P Rachmat, dan Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin.


PILKADA SERENTAK

Petahana Jadi Fokus Pengawasan


JAKARTA, KOMPAS — Ketua Badan Pengawas Pemilu Provinsi Sulawesi Selatan La Ode Arumahi di Makassar, Senin (31/8), menegaskan, salah satu yang menjadi fokus pengawasan Bawaslu dalam pemilihan kepala daerah serentak, 9 Desember 2015, adalah kiprah petahana.

Dari 11 kabupaten yang menggelar pemilihan kepala daerah (pilkada) di Sulawesi Selatan, enam di antaranya diikuti kepala daerah petahana, yakni Kabupaten Barru, Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), Luwu Utara, Maros, Tana Toraja, dan Toraja Utara. Di Kepulauan Selayar dan Luwu Timur, wakil bupati petahana menjadi peserta pilkada.

Khusus di Kabupaten Gowa, Kepulauan Selayar, dan Soppeng, keluarga bupati periode 2010-2015 Ichsan Yasin Limpo juga ikut pilkada. Di Gowa, dua kerabat Ichsan, yakni anak, Adnan Purichta Ichsan Yasin Limpo, dan kakak, Tenri Olle Yasin Limpo, bersaing dalam pilkada sebagai calon bupati. Anak Bupati Soppeng periode 2010-2015 Andi Soetomo, Andi Zulkarnaen Soetomo, ikut pilkada sebagai calon wakil bupati berpasangan dengan Lutfi Halide, besan Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo.