Kompas Edisi Minggu 7 Agustus 2016 |
Pesan Lestari dari Olimpiade Rio
Warga Brasil Kurang Antusias, Temer Dicemooh
RIO de JANEIRO, KOMPAS Dengan anggaran terbatas, pembukaan Olimpiade Rio de Janeiro 2016 tak bisa dibandingkan dengan kecanggihan dan kemegahan Olimpiade London 2012 dan Beijing 2008. Namun, pembukaan Olimpiade Rio membawa pesan membumi tentang alam dan kemanusiaan.
Harian Kompas dari Rio de Janeiro, Brasil, melaporkan, pembukaan Olimpiade Rio berlangsung di stadion kebanggaan Brasil, Maracana, Jumat (5/8) malam waktu setempat atau Sabtu pagi di Indonesia. Sejak awal, mereka yang terlibat dalam tim upacara pembukaan menjanjikan membuat acara yang meninggalkan kesan di hati meski dengan anggaran terbatas.
Media internasional memberitakan, anggaran untuk upacara pembukaan Rio itu 10 kali lebih kecil daripada anggaran upacara pembukaan Olimpiade London 2012 yang mencapai 41,5 juta dollar AS atau sekitar Rp 546 miliar.
KEAMANAN REGIONAL
Terorisme Ancaman Besar ASEAN
JAKARTA, KOMPAS — Terbongkarnya rencana serangan kelompok teroris Katibah Gonggong Rebus ke Singapura semakin menguatkan dugaan bahwa terorisme merupakan ancaman besar bagi negara-negara yang tergabung dalam Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
Oleh karena itu, negara anggota ASEAN akan terus meningkatkan koordinasi dalam pencegahan terorisme, antara lain di bidang intelijen.
Wakil Presiden M Jusuf Kalla mengemukakan hal itu seusai membuka Muktamar Nasional Rabithah Alawiyah di Jakarta, Sabtu (6/8). ”Selain itu, tiap-tiap negara juga mempunyai tugas memperkuat masyarakat, terutama dalam bidang perekonomian dan pendidikan,” kata Kalla.
Seperti diberitakan, Tim Detasemen Khusus 88 Anti Teror Polri menangkap enam terduga teroris Katibah Gonggong Rebus (KGR) di Batam, Kepulauan Riau, Jumat (5/8). Mereka adalah GRD (31), TS (46), ES (35), TAR (21), HGY (20), dan MTS (19). GRD merupakan bagian kelompok teror asal Solo, Jawa Tengah, yang memiliki hubungan baik dengan Bahrun Naim, salah seorang pemimpin sayap militer Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS) asal Indonesia (Kompas, 6/8).
SELISIK BATIK
Api Kecil dari Ciamis
Batik dari tanah Priangan adalah simbol daya hidup dan keuletan. Pernah mengantarkan Priangan menuju kejayaan, tetapi nyaris lenyap digulung serbuan tekstil motif batik. Meski demikian, generasi penerusnya tetap keras kepala mempertahankan eksistensi batik dari gigitan kepunahan.
Hampir setengah abad setelah keruntuhan batik di Ciamis, daya hidup dan keuletan kini kembali muncul dari sebuah sudut tak terlihat di Ciamis, Jawa Barat. Di sebuah tempat pembuatan batik di kompleks Koperasi Rukun Batik di Jalan Raya Ciamis, pembatik berjibaku demi kebangkitan batik.
Di sana, ada Jojoh (49), warga Sindangsari, yang bersama tiga orang lainnya, khusyuk membatik ditemani dakwah ustazah lewat siaran radio lokal. Panas dan kepulan asap pembakaran malam membuat keringat menetes tanpa henti, tetapi tak pernah menghentikan semangat mereka.
No comments:
Post a Comment