Thursday, August 4, 2016

Kompas Edisi Kamis 4 Agustus 2016

Kompas Edisi Kamis 4 Agustus 2016
Kompas Edisi Kamis 4 Agustus 2016

Dana Repatriasi ke Sektor Riil

Pengusaha Tunggu Tata Cara Penggunaan Dana


JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah tengah mendorong masuknya dana repatriasi dari pengampunan pajak ke sektor riil, seperti industri manufaktur dan infrastruktur. Namun, pengusaha masih menunggu aturan tata cara penggunaan dana repatriasi ke sektor riil.

Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Syarif Hidayat di Jakarta, Rabu (3/8), mengatakan, pemerintah ingin mendorong masuknya dana repatriasi pengampunan pajak (tax amnesty) ke sektor industri prioritas.

”Kami terutama lebih menekankan pada hilirisasi, pengolahan sumber daya alam. Arah kami tetap ke hilirisasi,” kata Syarif.


Rio Siap Menggelar Persaingan Atlet Dunia


Rio de Janeiro, Kompas Barra Olympic Park, Rio de Janeiro, Brasil, sebagai pusat persaingan atlet peserta Olimpiade 2016, kian ramai jelang dimulainya kejuaraan multicabang terakbar itu pada Jumat (5/8). Upacara pembukaan Olimpiade di stadion bersejarah Maracana dijanjikan meriah meski dengan anggaran yang hanya sepersepuluh dari upacara pembukaan Olimpiade London 2012.

Hingga Selasa (2/8) sore waktu setempat, Bandar Udara Internasional Galeao di Rio de Janeiro sibuk menerima kedatangan atlet-atlet terbaik dari 206 negara peserta Olimpiade 2016. Beberapa anggota tim sejumlah negara, seperti Thailand, Brunei, Pakistan, dan Hongaria, tiba di Rio, Selasa. Para atlet yang akan berkompetisi hingga 21 Agustus mulai berdatangan dan menempati perkampungan atlet di Barra da Tijuca sejak Minggu (24/7).

Meski disibukkan oleh kedatangan sekitar 10.000 atlet, Bandara Galeao "sepi" dari pernak-pernik Olimpiade. Sebagian besar media promosi Olimpiade yang tertempel di dinding bandara merupakan iklan yang menjadi sponsor beberapa atlet bintang, seperti Michael Phelps dan Usain Bolt.


BantarGebang

Jalan Berliku Pengelolaan Sampah Ibu Kota


Imat (56) duduk termenung di lantai area pembuatan kompos Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Bantargebang, Kota Bekasi, Minggu (31/7). Seusai memulung, dia melepas lelah di lokasi yang menjadi tempat kerjanya sehari-hari.

Selama 10 tahun terakhir, Imat biasa bekerja sebagai buruh harian lepas di area pembuatan kompos TPST Bantargebang dengan upah Rp 40.000 per hari. Sepulang dari kerja, ia mencari tambahan penghasilan dengan memulung sampah.

Namun, sejak TPST Bantargebang diambil alih Pemerintah Provinsi DKI Jakarta pada 19 Juli silam, belum tampak lagi aktivitas pengolahan kompos di areal tersebut. Alhasil, nasib Imat dan sejumlah pekerja harian lepas terkatung-katung tanpa kejelasan.

No comments:

Post a Comment