Wednesday, August 3, 2016

Kompas Edisi Rabu 3 Agustus 2016

Kompas Edisi 3 Agustus 2016
Kompas Edisi 3 Agustus 2016

Terorisme Dilawan Bersama

Kemiskinan, Kebodohan, dan Pengangguran Akar Radikalisme


JAKARTA, KOMPAS — Radikalisme yang berujung pada terorisme menjadi salah satu persoalan yang dihadapi oleh dunia Islam abad ini. Negara-negara dengan penduduk mayoritas Muslim sepakat melawan radikalisme dan terorisme dengan meningkatkan akses ekonomi pada generasi muda.

Kemiskinan, kebodohan, dan pengangguran menjadi akar masalah radikalisme sehingga pendidikan diharapkan menjadi solusi agar generasi muda tidak mudah terjebak gerakan radikal. Para pemimpin negara-negara Islam menyerukan hal ini saat berbicara dalam Forum Ekonomi Islam Dunia (World Islamic Economic Forum/WIEF) Ke-12 yang dibuka Presiden Joko Widodo di Jakarta, Selasa (2/8). Mereka menyatakan, terorisme juga menjadi persoalan yang harus dihadapi negara masing-masing.

Presiden Jokowi mengajak para pemimpin negara-negara Islam bekerja sama mengatasi kemiskinan; mengembangkan usaha mikro, kecil, dan menengah; serta melahirkan wirausaha-wirausaha muda inovatif berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut Presiden, masyarakat Muslim dunia, yang memiliki demografi generasi muda berusia rata-rata 20 tahun, harus menggunakan kekuatan fundamental untuk menggairahkan sektor riil dan mengatasi radikalisme.


Olimpiade 2016

Tim Bulu Tangkis Berlatih dengan Rileks


JAKARTA, KOMPAS — Persiapan tim bulu tangkis Indonesia yang akan tampil di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 berlangsung dalam suasana rileks. Pelatih dan pemain cukup menikmati periode pemusatan latihan di Sao Paulo sebelum bertolak ke Rio de Janeiro.

”Sampai hari ini (Selasa, 2/8) persiapan sangat bagus. Semua pemain dalam kondisi prima. Kami fokus menjaga kebugaran dan berupaya rileks dengan tidak terlalu memikirkan target yang harus dicapai,” kata pelatih ganda putra, Herry IP, saat dihubungi dari Jakarta, Selasa.

Cabang olahraga bulu tangkis merupakan tumpuan utama Indonesia mendulang medali, terutama dari sektor ganda putra dan ganda campuran. Di ganda putra, Indonesia mengandalkan pasangan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan. Sementara di ganda campuran, tampil dua pasangan terbaik, Liliyana Natsir/Tontowi Ahmad dan Praveen Jordan/Debby Susanto.


Swadaya Masyarakat

Menyelamatkan Sejarah Dunia di Morotai


"Demi nanga ngopa denanga dano, Mitagi-tagi mimas didiki,

Mima idu mimas gogorena,

Sioko...ooo.ooo.dedengomi"

(Demi anak dan cucu kita,

Di saat kami berjalan, kami jadikan sebagai kontak,

Di saat kami tidur, kami jadikan sebagai pantai,

Kasihanlah.ooo...ooo...dengan kami)

Syair pengharapan agar diberi kemudahan perjalanan itu disenandungkan Muhlis Eso (36), penggiat sejarah di Pulau Morotai, Maluku Utara, saat mendaki Bukit 40, Minggu (17/7).

Meski badannya meriang, langkahnya mantap menyusuri tanjakan becek dan jalan setapak yang penuh ilalang. Semak rimbun berduri bukan halangan.

Hujan deras yang mengguyur dan koyo yang menempel di kedua pelipis tak menyurutkan langkahnya untuk terus berjalan sambil bercerita tentang sejarah Perang Dunia (PD) II di Morotai. Saat beberapa wisatawan yang dia dampingi mulai kelelahan, tenaga Muhlis justru seperti bertambah.

No comments:

Post a Comment