Monday, August 29, 2016

Kompas Edisi Senin 29 Agustus 2016

Kompas Edisi Senin 29 Agustus 2016
Kompas Edisi Senin 29 Agustus 2016

Penataan Sungai Kian Mendesak

Pembenahan yang Berjalan Masih Sepotong-sepotong


JAKARTA, KOMPAS — Banjir besar melanda sejumlah tempat di Jakarta pada Sabtu (27/8) malam meski curah hujan tidak terlalu tinggi. Peristiwa ini mengingatkan bahwa pembenahan sejumlah sungai di Jakarta mendesak dilakukan secara terpadu.

 Menurut data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, banjir terjadi karena hujan lokal. Meski curah hujan tak masuk kategori ekstrem, yakni 50-88 milimeter, air hujan tak mampu tertampung infrastruktur yang ada.

Salah satu kawasan yang paling parah terkena dampak adalah Kemang, Jakarta Selatan. Hingga Minggu (28/8) pagi, luapan air yang merendam sejumlah tempat parkir bawah tanah di beberapa gedung di kawasan itu masih disedot petugas menggunakan mesin pompa.


BOM MEDAN

Polisi Menduga Pelaku Tidak Berdiri Sendiri


MEDAN, KOMPAS — IAH (17), pelaku peledakan yang diduga bom dan percobaan pembunuhan di Gereja Katolik Stasi Santo Yosep, Jalan Mansyur Medan, Sumatera Utara, Minggu (28/8), diduga tidak berdiri sendiri. Polisi masih menyelidiki jaringan mana yang terkait dengan aksi teror di Medan yang terjadi di tengah-tengah berlangsungnya ibadah pada hari Minggu itu.

Ledakan yang diduga bom berkekuatan rendah itu terjadi sekitar pukul 08.20 saat Pastor Albert Pandiangan, OFM Cap (60) selesai membaca kitab suci. Saat itu tas ransel yang dibawa pelaku meledak. Pelaku duduk di kursi barisan pertama. "Ada ledakan dan api keluar dari ransel itu," kata Albert yang melihat dari atas mimbar.

Suster Yulita, OSF mengatakan, pelaku kemudian lari ke altar membawa pisau dan kapak. Ia melompati tangga dan menghampiri Albert yang masih berada di mimbar. Albert turun dari mimbar, tetapi dikejar oleh pelaku yang hendak mengampaknya. Pelaku yang sempat menusuk lengan kiri Albert kemudian ditangkap umat.


LITERASI

Mimpi dengan Mata Terbuka


"Membaca itu mimpi dengan mata terbuka," kata Tri Hana Pratiwi, pengelola taman bacaan Indonesia Future Leader Lampung. Ia menyampaikan hal itu dalam presentasinya sebagai finalis Gramedia Reading Community Competition 2016.

Taman bacaan yang dikelolanya adalah finalis untuk wilayah regional Jakarta, Jawa Barat, Banten, dan Lampung. Kegiatan penentuan pemenang Gramedia Reading Community Competition 2016 ini berlangsung Sabtu (27/8) di Perpustakaan Nasional, Jakarta.

Hana akhirnya memang tidak tampil sebagai pemenang. Namun, dia telah meluapkan inspirasi dan arti penting dunia literasi dengan menegaskan bahwa membaca adalah mimpi dengan mata terbuka. Bagi Hana, setiap orang membutuhkan mimpi untuk menjalani hidup dengan penuh semangat.

No comments:

Post a Comment