Monday, May 23, 2016

Kompas Edisi Senin 23 Mei 2016

Kompas Edisi Senin 23 Mei 2016
Kompas Edisi Senin 23 Mei 2016

Komoditas Penting Kian Hilang

Tak Bernilai Ekonomi, Tak Diurus


JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah komoditas penting, sebagian besar rempah-rempah, yang pernah berjaya pada masa lalu, mulai hilang di sejumlah daerah. Penyebabnya, komoditas itu dinilai tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak pernah diurus. Padahal, komoditas ini menjadi penting saat arus gaya hidup sehat global mulai kencang.

Bontor Manalu (60), petani kemenyan (Styrax sumatrana) di Desa Pancur Batu, Kecamatan Adian Koting, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara, setiap Senin pagi pergi ke hutan keluarganya di Parsulungan dan Hobo, tiga jam berjalan kaki dari rumahnya.

Di hutan, Bontor merawat dan memanen kemenyan dan baru keluar dari hutan hari Jumat. Selama lima hari di hutan, ia tinggal di pondok kecil yang dibangun dan berbekal segala keperluan hidup selama lima hari. Dia mengakui, komoditas yang digunakan untuk kosmetik dan obat-obatan itu semakin sulit didapatkan dan ia harus memasuki hutan lebih jauh untuk mendapatkannya.


WAISAK 2560

Cinta Kasih Diperlukan untuk Wujudkan Persatuan


MAGELANG, KOMPAS — Bangsa Indonesia menjadi besar, salah satunya karena memiliki agama-agama yang saling menghormati. Hal ini membuat cinta kasih dan persaudaraan harus terus dijaga agar kedamaian terpelihara. Cinta kasih yang datang dari lubuk hati terdalam akan melahirkan sikap saling mendukung, menghormati, dan bekerja sama yang baik demi mewujudkan kedamaian bangsa.

"Pada dasarnya terwujudnya cinta kasih, persaudaraan, persatuan, kebahagiaan, dan kerja sama adalah tujuan hidup kita bersama sebagai umat beragama," kata Wakil Presiden M Jusuf Kalla saat memberikan sambutan mewakili Presiden Joko Widodo dalam acara Dharmasanti Waisak 2560 BE/2016 di Taman Lumbini, Kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (21/5) malam.

Acara Dharmasanti Waisak dihadiri ribuan biksu dan umat Buddha dari beberapa negara, seperti Thailand, Malaysia, dan sejumlah negara di Eropa. Wapres Kalla didampingi Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Yuddy Chrisnandi, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, dan sejumlah duta besar dari negara sahabat.


KONSER

Musik adalah Sebenar-benarnya Joey


Dua tahun jadi "anak rantau" di New York, Amerika Serikat, dengan prestasi jempolan, pianis Joey Alexander (12) pulang kampung. Dia disambut meriah. Sekitar 2.000 penonton berdiri, termasuk Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama, ketika melangkah naik ke panggung di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Minggu (22/5) malam.

 Pertunjukan bertajuk "Joey Alexander Live in Concert" itu dimulai pukul 20.30 dengan dipandu presenter televisi Najwa Shihab. Kepada Najwa, Joey berujar, mudik ini seperti berlibur. "Jadi musisi sih enggak pernah seperti kerja," kata Joey, yang memakai jas, celana agak ketat, dan rambut tebal yang nyaris menutupi telinganya.

Joey membuka konser dengan nomor nominasi Grammy, "Giant Step", dicuplik dari album perdananya, My Favorite Things. Dia memberi aba-aba kepada Jeff "Tain" Watts, pemain drum di seberangnya untuk mulai duluan. Perlahan, jemari Joey menari di atas tuts piano gran Steinwey & Sons.

No comments:

Post a Comment