Thursday, May 19, 2016

Kompas Edisi Kamis 19 Mei 2016

Kompas Edisi Kamis 19 Mei 2016
Kompas Edisi Kamis 19 Mei 2016

Potensi Korupsi di Sekolah dan Dinas

Baru 32 Persen SMA/SMK Laporkan DAK


JAKARTA, KOMPAS — Sekolah dan dinas pendidikan menjadi lahan subur praktik korupsi di sektor pendidikan. Besarnya alokasi anggaran di sektor pendidikan dan lemahnya pengawasan merupakan faktor krusial penyebab kedua institusi itu mempunyai potensi besar sebagai tempat terjadinya korupsi.

 Sekretaris Dinas Pendidikan Jawa Barat Karyono mengungkapkan, di sekolah rawan terjadi korupsi karena kini sekolah mengelola langsung dana alokasi khusus (DAK). DAK bidang pendidikan ditransfer dari pemerintah pusat ke rekening sekolah.

”Kerawanan lebih tinggi pada DAK untuk perbaikan atau pembangunan kelas baru di sekolah,” kata Karyono di Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (18/5). Menurut dia, pemerintah pusat seharusnya menugaskan dinas pendidikan provinsi dan kabupaten/kota untuk mengawasi penyaluran dan pengelolaan DAK di sekolah-sekolah.


GERAKAN KERELAWANAN

Penggabungan ke Akar Rumput Jadi Tantangan


JAKARTA, KOMPAS — Berkembangnya gerakan kerelawanan politik menjadi salah satu indikator semakin matangnya demokratisasi di Indonesia. Namun, ruang lingkup gerakan yang cenderung elitis sehingga belum banyak menyentuh masyarakat akar rumput menjadi tantangan terbesar kerelawanan jika ingin mendorong perubahan tatanan politik agar jadi lebih inklusif.

”Saat ini gerakan kerelawanan umumnya masih ada di kalangan terdidik perkotaan dan kelas menengah. Gerakannya cenderung masih elitis, belum masif, karena belum menyentuh kelompok sosial lainnya, seperti buruh atau petani,” ujar pengajar Sosiologi Komunikasi dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro, Semarang, Triyono Lukmantoro, Rabu (18/5), di Semarang.

Padahal, menurut Triyono, gerakan kerelawanan akan bergulir kian menjadi besar dan konsisten jika mampu menggabungkan dua kelas sosial, yakni kelas menengah yang mampu mengartikulasikan ide dan masyarakat akar rumput yang merupakan basis massa terbesar di Indonesia.


POLISI TELADAN

Seladi Memilih Memulung untuk Menghidupi Keluarga


”Pak, ini sebagai ucapan terima kasih saya atas bimbingannya,” ujar seorang pemohon SIM A dengan halus sambil menyodorkan amplop kepada Brigadir Kepala Seladi, penguji praktik SIM A di Kepolisian Resor Malang Kota.

 Dengan halus, petugas paruh baya itu menolak pemberian dengan kalimat ”sudah tugasnya dan tidak bisa menerimanya”.

”Kalau begitu, biarkan saya membelikan secangkir kopi saja untuk Bapak,” ujar si pemohon SIM dengan niat membalas kebaikan dan keramahan Seladi.

No comments:

Post a Comment