Kompas Edisi Minggu 31 Juli 2016 |
Keluarga Jadi Garda Terdepan bagi Anak
Bangun Komunikasi Mendalam
KUPANG, KOMPAS — Presiden Joko Widodo menyerukan agar keluarga menjadi garda terdepan bagi tumbuh kembang anak. Seruan ini relevan dengan belum optimalnya perlindungan terhadap warga yang berusia 0-17 tahun terhadap kekerasan fisik, psikis, seksual, sosial, dan ekonomi.
Di mata Presiden, peran keluarga sangat penting untuk memastikan fungsi perlindungan benar-benar terwujud sehingga tidak ada lagi kekerasan terhadap anak-anak di Tanah Air.
”Jika keluarga bisa memupuk pola pikir dan perilaku yang produktif, kita akan bisa melahirkan generasi emas indonesia, generasi pemenang, cerdas, kreatif, inovatif, produktif, dan visioner,” ujar Presiden Jokowi dalam sambutannya pada puncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) Ke-23 di Alun-alun Provinsi Nusa Tenggara Timur, Kupang, Sabtu (30/7).
Toleransi
Keberagaman Perkuat Bangsa
SIMALUNGUN, KOMPAS — Wakil Presiden Jusuf Kalla meyakini, setiap golongan di masyarakat punya tujuan sama, yaitu membesarkan dan memajukan bangsa. Oleh karena itu, sudah seharusnya jika keberagaman suku, bahasa, dan agama harus terus dirawat karena akan menjadi pilar yang memperkuat bangsa Indonesia.
Banyaknya adat istiadat yang berbeda akan membuat masyarakat bisa saling mengisi dan melengkapi. Konflik atau insiden karena perbedaan itu memang pernah terjadi. Namun, tidak meluas dan selalu bisa diselesaikan secara damai.
”Adalah konflik-konflik sedikit, tapi kita berhasil menjaganya. Ini karena kita tak saling merendahkan dan semua saling menghormati satu sama lain,” tutur Kalla saat membuka Musyawarah Masyarakat Adat Batak di Lapangan Pantai Bebas, Parapat, Simalungun, Sumatera Utara, Sabtu (30/7).
Pameran Seni
Lukisan Istana untuk Rakyat
”Lukisan-lukisan dan patung-patung dalam koleksi saja selalu bertambah djumlahnja. Dalam alam kemerdekaan ini—Indonesia Merdeka—memang seni berkembang biak. Tidak begitu dalam alam pendjadjahan! Mutu daripada lukisan-lukisan dan patung-patung dalam koleksi saja ini tidak selamanja sama tinggi, tetapi lukisan-lukisan dan patung-patung itu sendiri adalah bukti-bukti ’hasil kemerdekaan’”. Memang bahagialah sesuatu bangsa jang merdeka!
Surat tulisan tangan Presiden RI Soekarno tertanggal 1 Januari 1964 itu adalah sambutan Bung Karno atas penerbitan buku Lukisan2 dan Patung2 Kolleksi Presiden Sukarno jilid ke-5, dan juga dimuat dalam buku Rumah Bangsa.
Sambutan itu menegaskan betapa pentingnya urusan benda- benda seni koleksi Sang Proklamator. Buat Soekarno, benda seni koleksinya bahkan bersangkut paut dengan pencapaian sebuah bangsa yang merdeka, Indonesia Merdeka!