Sunday, July 3, 2016

Kompas Edisi Minggu 3 Juli 2016

Kompas Edisi Minggu 3 Juli 2016
Kompas Edisi Minggu 3 Juli 2016

Puncak Arus Mudik Terlewati

Penanganan Jalan Tol Dinilai Lebih Baik, Ruas Jalur Utara dan Selatan Relatif Lancar


BREBES, KOMPAS — Sejumlah pihak memperkirakan volume kendaraan pemudik Lebaran 2016 akan berkurang pada Minggu (3/7) siang. Puncak arus mudik sudah terlewati. Sepanjang Sabtu pagi hingga malam, selain di ruas tol, peningkatan volume juga terjadi di ruas arteri.

Kepala Kepolisian Daerah Jawa Tengah Inspektur Jenderal Condro Kirono, saat memantau kondisi arus di Brebes, menyebutkan, Sabtu pagi hingga malam hari merupakan puncak arus mudik. Pada Minggu, arus lalu lintas diperkirakan sudah tidak sepadat hari Sabtu.

Menurut Condro, mayoritas pemudik tahun ini memilih mencoba jalur tol ketimbang jalur pantai utara (pantura) Jawa Barat dan Jawa Tengah. Namun, selain di ruas tol, arus mudik menggunakan sepeda motor juga memperlihatkan peningkatan signifikan sepanjang Sabtu.


PERANCIS VS ESLANDIA

Pertarungan Mimpi Duo ”Biru” di Saint-Denis


SAINT-DENIS, SABTU — Sepekan lalu, Stade de France di Saint-Denis menghadirkan mimpi besar bagi negeri mungil, Eslandia, untuk melangkah jauh di Piala Eropa 2016 seusai mengalahkan Austria, 2-1. Stadion yang sama pernah mewujudkan mimpi Perancis menjadi penguasa dunia 18 tahun lalu. Kedua tim ”biru” itu kini dipaksa oleh takdir untuk saling berhadapan di perempat final untuk mewujudkan mimpi jutaan pendukung mereka, Senin (4/7), pukul 02.00 WIB.

Mata Siggi Pirgisson (19), mahasiswa Universitas Eslandia di Reykjavik, berkaca-kaca ketika menerima secarik kertas putih-biru di depan loket Stade de France, Sabtu (2/7). Kertas itu tidak lain adalah tiket laga perempat final antara Perancis dan Eslandia. Setelah empat kali hanya menyaksikan skuad Eslandia berjuang di Piala Eropa 2016 lewat layar kaca, Pirgisson akhirnya mewujudkan mimpinya, menjadi saksi langsung di stadion.

Serupa jalan berliku yang ditempuh skuad Eslandia, upaya Pirgisson untuk hadir di Saint-Denis tidaklah mudah. Ia harus bekerja paruh waktu di sela-sela kuliahnya yang padat guna mendapatkan uang untuk membeli tiket laga dan pesawat yang harganya meroket tajam. Untuk penerbangan dari Reykjavik ke Paris, ia harus mengeluarkan 800 euro atau Rp 11 juta. Harga ini melonjak tajam dari normalnya sekitar 200 euro atau Rp 3 juta.


URBAN

Mal, Tempat Merenda Dua ”Surga”


Masjid dan mushala di mal mencoba tampil menyeimbangkan roh mal yang konsumtif. Mereka menggelar acara di luar jadwal shalat rutin, seperti pengajian atau diskusi. Tempat ibadah ini seolah menjadi penyejuk bagi jiwa. Di mal, mereka menemukan dua surga sekaligus: surga belanja dan ibadah.

Siang itu, Jumat (24/6), seratusan jemaah Masjid Al- Ikhlas duduk menyimak Syeh dr Muhammad As Syinqity yang memberi ceramah dalam bahasa Arab. Ulama dari Maroko itu memberikan ulasan makna puasa dalam kehidupan sosial. Beberapa jemaah antusias mengajukan pertanyaan seputar amalan baik di sepertiga akhir bulan puasa, terutama soal iktikaf (berdiam diri di masjid). ”Sebaiknya tidak meninggalkan masjid sama sekali selama iktikaf,” jawab sang ulama.

Pemandangan itu menjadi lumrah jika digelar di masjid umum. Tetapi, ini menjadi terkesan istimewa karena berada di mal. Masjid Al-Ikhlas berada di lokasi paling strategis, yakni lantai LG di Mal Kota Kasablanka. ”Kalau disewakan, harganya bisa miliaran rupiah per tahun,” kata pengurus masjid yang juga Kepala Divisi Parking Mal Kota Kasablanka, Annas Said.

No comments:

Post a Comment