Saturday, July 9, 2016

Kompas Edisi Sabtu 9 Juli 2016

Kompas Edisi Sabtu 9 Juli 2016
Kompas Edisi Sabtu 9 Juli 2016

Menghargai Perbedaan untuk Asah Kepekaan

Arus Balik ke Jakarta Mulai Naik


JAKARTA, KOMPAS — Umat Islam seyogianya mengembangkan toleransi dengan menghargai perbedaan. Toleransi merupakan watak Islam yang perlu dikedepankan dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Idul Fitri juga menjadi momentum untuk menumbuhkan kepekaan sosial.

Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat Din Syamsuddin dalam khotbah shalat Idul Fitri 1437 Hijriah di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Rabu (6/7), mengatakan, hawa nafsu membuat sebagian anak bangsa terjebak dalam fanatisme buta dalam membela agama atau apa pun yang mereka yakini sebagai kebenaran. Hal ini mengindikasikan kerusakan moral yang berpotensi meruntuhkan kehidupan berbangsa.

"Kita ditakdirkan berada dalam latar dan suasana kemajemukan, baik atas dasar agama suku, bahasa, dan budaya, maupun paham keagamaan dan organisasi kemasyarakatan," ujarnya.


ALUTSISTA

TNI AD Kehilangan Helikopter Kembali


SLEMAN, KOMPAS — Sebuah helikopter jenis Bell 205 nomor HA 5073 milik TNI Angkatan Darat jatuh di Dusun Kowang, Desa Tamanmartani, Kecamatan Kalasan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat (8/7), pukul 15.15. Sebanyak tiga orang dari enam penumpang yang ada di helikopter itu meninggal dalam kejadian tersebut.

Kecelakaan ini merupakan peristiwa kedua jatuhnya helikopter yang dioperasikan Pusat Penerbangan TNI Angkatan Darat (Puspenerbad) pada tahun ini.

Pada 20 Maret lalu, sekitar pukul 17.50 Wita, helikopter jenis Bell 412 EP nomor HA-5171 yang dioperasikan Puspenerbad jatuh di Kelurahan Kasiguncu, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah. Sebanyak 13 tentara, dengan tujuh orang di antaranya dari Satuan Tugas Tinombala yang sedang memburu kelompok teroris pimpinan Santoso di Poso, gugur dalam musibah yang ditengarai karena faktor cuaca ini.


DIASPORA BANYUWANGI

Melepas Rindu, Membangun Kampung


Setelah sekian lama meninggalkan tanah kelahiran, perantau dari Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, saling melepas rindu di kampung halaman, Jumat (8/7). Pada acara Diaspora Banyuwangi di Pendopo Kabupaten Banyuwangi itu mereka bersua untuk saling bertukar cerita, berbagi rasa, dan bergerak membangun tanah kelahirannya.

Sepenggal lagu "Kangen Banyuwangi" mengiringi kedatangan perantau di Pendopo Sabha Swagata, Jumat pagi. Sehari setelah berlebaran, perantau dari berbagai penjuru kota di Nusantara dan negara itu datang memenuhi undangan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas untuk berkumpul bersama.

Ada kegembiraan dan keharuan yang melebur dalam pertemuan itu. Perantau saling berpelukan saat bertemu kawan yang lama tidak mereka jumpai. Mereka saling bercerita.

No comments:

Post a Comment