Saturday, January 16, 2016

Kompas Edisi Sabtu 16 Januari 2016

Kompas Edisi Sabtu 16 Januari 2016

Jakarta Kembali Normal

Warga Mengajak Lawan Terorisme


JAKARTA, KOMPAS — Sehari setelah diguncang ledakan bom dan aksi penembakan oleh teroris, kawasan perbelanjaan di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, kembali pulih. Suasana kondusif juga tampak pada seluruh wilayah Ibu Kota, baik perdagangan, perkantoran, maupun transportasi.

Jika Kamis siang kegiatan bisnis dan transportasi di sekitar Jalan MH Thamrin terganggu, Jumat (16/1) pagi semuanya berjalan normal kembali. Lalu lintas kembali padat, aktivitas perkantoran dan perdagangan juga berjalan seperti biasanya.

Presiden Joko Widodo, Jumat siang, mengunjungi pusat perbelanjaan Sarinah untuk memastikan situasi sudah normal kembali. Presiden berbincang-bincang santai dengan pengunjung dan petugas pusat perbelanjaan tersebut.


TEROR JAKARTA

Sejumlah Terduga Teroris Ditangkap


JAKARTA, KOMPAS — Sehari setelah aksi teror dan serangan bersenjata di Jakarta, polisi menangkap sejumlah terduga teroris di beberapa daerah. Polisi juga telah memastikan bahwa salah satu dari lima pelaku teror di Jakarta ialah Afif alias Sunakim alias Nakim bin Jenab. Dia adalah residivis tindak pidana terorisme.

Sepanjang Jumat (15/1), Satuan Tugas Khusus Antiteror Polri menangkap lima orang di sebuah rumah yang digunakan untuk usaha logam di Desa Langgen, Talang, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah.

Sebanyak tiga orang juga ditangkap Satuan Tugas Khusus Antiteror Polri di Cirebon, Jawa Barat. CND ditangkap di kediamannya di Desa Orimalang, Kecamatan Jamblang, Cirebon, Jumat, sekitar pukul 10.00. Penangkapan itu terjadi setelah polisi menangkap DS dan AA pada Kamis malam di daerah Bakung, Jamblang, Cirebon. DS merupakan adik kandung CND.


GERAKAN SOSIAL

Lawan Ketakutan dengan #KamiTidakTakut


Teroris selalu ingin publik tercekam dan ”mati” dalam kubangan ketakutan. Saat terjadi penyerangandi kedai kopi Starbucks dan pos polisi di Jalan MH Thamrin,Jakarta, warga cepat menyadari potensi menyebarnya rasatakut itu. Mereka kemudian menggalang kekuatan untuk melawan balik gelombang rasa takut yang menjadi tujuan para teroris.

Beragam gerakan yang memancarkan aura positif untuk menangkal rasa takut sebagai dampak serangan teroris tersebut kemudian bermunculan. Hal ini, misalnya, dilakukan oleh aliansi Kami Tidak Takut yang terdiri atas berbagai kalangan, seperti akademisi, pelajar, wartawan, aktivis anti korupsi, pengacara, petinggi organisasi kemasyarakatan, dan aktivis partai politik.

Jumat (15/1) sekitar pukul 16.00, secara bergelombang mereka datang ke lokasi penyerangan di kawasan Sarinah dengan membawa kuntum bunga dan poster bertuliskan seruan bahwa mereka tidak takut terhadap terorisme. Mengenakan baju putih dan bergandeng tangan, rombongan ini berjalan kaki dari Sarinah menuju Starbucks di seberang jalan sembari berorasi secara bergantian. Setelah berdoa bersama, mereka menaburkan bunga ke salah satu lokasi penembakan.

No comments:

Post a Comment