Monday, March 14, 2016

Kompas Edisi Senin 14 Maret 2016

Kompas Edisi Senin 14 Maret 2016

Generasi Y Mengubah Wajah Korporasi

Efisiensi Kerja Makin Didorong


JAKARTA, KOMPAS — Generasi Y mulai mengubah lanskap korporasi di Indonesia. Kultur korporasi, gaya kepemimpinan, hingga urusan perekrutan dan metode memotivasi karyawan pun berubah, seiring makin besarnya peran generasi yang lahir setelah tahun 1980 ini dalam perusahaan.

Angkatan kerja yang berusia sekitar 30 tahun-kerap disebut generasi Y atau generasi milenial-kini mendorong perubahan besar dalam pengelolaan bisnis. Generasi ini memiliki karakter berbeda dengan pendahulunya. Mereka pun fasih mengadopsi teknologi digital dalam beragam aspek bisnis.

Perubahan lanskap itu terkonfirmasi oleh beberapa kalangan yang ditemui Kompas sepanjang pekan lalu hingga Minggu (13/3), di Jakarta, antara lain Direktur Grup Royal Golden Eagle Anderson Tanoto yang lahir tahun 1989, Direktur Grup Lippo John Riady yang lahir pada 1985, CEO BrideStory.com Kevin Mintaraga yang lahir pada 1985, dan CEO Bahaso.com Tyovan Ari Widagdo yang lahir pada 1990.


ALL ENGLAND 2016

Praveen/Debby Selamatkan Wajah Indonesia


BIRMINGHAM, MINGGU — Janji pasangan ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/ Debby Susanto untuk bermain apik di partai final perdana mereka di kejuaraan bulu tangkis prestisius, All England 2016, mereka buktikan pada Minggu (13/3) malam.

Serobotan Debby di depan net yang diarahkan ke sisi kiri belakang wilayah permainan pasangan Denmark, Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen, tak terjangkau lawan. Tambahan satu poin itu pun mengakhiri perlawanan pasangan peringkat ke-5 dunia tersebut.

Poin paripurna itu memastikan kemenangan Praveen/Debby pada final All England 2016 di Barclaycard Arena, Birmingham, Inggris, dengan dua gim, 21-12, 21-17, sekaligus memastikan Praveen/Debby meraih gelar juara ganda campuran All England 2016. "Bisa menang di All England merupakan suatu kebanggaan buat kami," kata Debby.


SISTEM INFORMASI DESA

Kabar Baik Itu Berasal dari Desa


Berbaju ala kadarnya dan senyum mengembang, Rukiah (38) berpose membawa keripik gosong, produksi ibu-ibu di Desa Tanjung Harap, Kecamatan Serba Jadi, Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara. Pose gembira itu terpampang di laman Desa Tanjung Harap di tanjungharap.pe.hu.

Foto itu ternyata menimbulkan protes anak Rukiah yang tengah menempuh studi di Jakarta yang membuka laman desanya. "Lain kali kalau foto pakai baju yang bagus," kata Helmi Fachri (28), jurnalis warga dan pengelola Sistem Informasi Desa (SID) Tanjung Harap.

Setelah keripik gosong itu masuk di situs desa, permintaan keripik meningkat. Bahkan ada permintaan dari Medan 30 kilogram per hari yang belum bisa mereka penuhi karena kesulitan bahan baku. Keripik gosong hanyalah satu dari produk warga desa yang ditampilkan di situs desa.

No comments:

Post a Comment