Wednesday, March 23, 2016

Kompas Edisi Rabu 23 Maret 2016

Kompas Edisi Rabu 23 Maret 2016

Diperlukan Solusi Komprehensif

Demo Menjadi Bentrokan, 83 Orang Ditangkap


JAKARTA, KOMPAS — Unjuk rasa pengemudi taksi dan angkutan umum lain di Jakarta, Selasa (22/3), pecah menjadi aksi vandalisme dan bentrokan di sejumlah titik. Aksi yang berawal dari konflik industrial itu dinilai berubah menjadi konflik destruktif yang berbahaya bagi masyarakat.

Pemerintah pun didesak segera menentukan solusi komprehensif masalah angkutan berbasis aplikasi.

Demonstrasi ribuan sopir taksi yang tergabung dalam Paguyuban Pengemudi Angkutan Darat (PPAD) itu semula berlangsung tertib di depan Gedung DPR/MPR/DPD, Senayan, Jakarta, Selasa, sekitar pukul 09.00. Massa membawa spanduk bernada protes dan tuntutan agar pemerintah menutup Uber dan Grab Car, dua layanan angkutan mobil berbasis aplikasi dalam jaringan (daring).


TERORISME

Tiga Bom Guncang Brussels, 34 Tewas


BRUSSELS, SELASA — Tiga bom meledak hampir bersamaan di dua tempat terpisah di Brussels, Belgia, Selasa (22/3) pagi, menewaskan setidaknya 34 orang dan melukai puluhan orang lainnya. Jumlah korban masih simpang siur, bahkan bagaimana bom meledak, apakah dipicu dari jarak jauh atau bom bunuh diri, juga masih dalam penyelidikan pihak berwenang Belgia.

Dua bom, satu diduga kuat adalah bom bunuh diri, meledak di ruang keberangkatan Bandara Zaventem, Brussels. Sementara satu bom lain meledak di stasiun metro kereta bawah tanah Maelbeek, di dekat markas Uni Eropa.

Rentetan bom yang mengguncang ibu kota Uni Eropa tersebut terjadi hanya beberapa hari setelah polisi Belgia menangkap tersangka utama teror Paris, Salah Abdeslam, dalam sebuah penggerebekan di kawasan Molenbeek, Brussels. Abdeslam merupakan salah satu tokoh penting di balik serangan teror di Paris, Perancis, 13 November 2015, yang menewaskan 130 orang.


DAMPAK UNJUK RASA

”Kenapa Penumpang yang Jadi Korban...?”


 Hari Selasa (22/3), mimpi buruk seolah jadi nyata bagi sebagian warga Ibu Kota yang sehari-hari mengandalkan angkutan umum untuk mobilitas. Unjuk rasa besar-besaran ribuan sopir taksi membuat layanan angkutan publik dari dan menuju pusat kota Jakarta lumpuh.

Warga yang sudah menumpang angkutan umum pun harus diturunkan di tengah jalan, seperti dialami Benny (50). Selasa siang itu, taksi Blue Bird yang ia tumpangi tiba-tiba dicegat massa saat melaju di Tol Dalam Kota dekat Gedung DPR/MPR.

Pengunjuk rasa mengerubungi mobil, memaksa sopir dan tiga penumpang di dalamnya turun. ”Saya mau ke Bandara Halim Perdanakusuma, mau naik pesawat ke Palembang. Ibu saya meninggal!” seru Benny panik kepada massa yang menuntunnya ke pinggir jalan bebas hambatan itu. Benny naik taksi dari Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, bersama saudara laki-laki dan sepupu perempuannya. Ia membeli tiket di bandara dan mendapat penerbangan dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. ”Semula sopir taksi sudah bilang ke saya, ada demo. Dia menolak mengantar, tetapi saya paksa. Sekarang jadi begini,” kata Benny. Ia diarahkan polisi naik bus kota menuju Cawang.

No comments:

Post a Comment