Friday, March 4, 2016

Kompas Edisi Jumat 4 Maret 2016

Kompas Edisi Jumat 4 Maret 2016

Peternak Rakyat Bangkrut

KPPU: 12 Perusahaan Diduga Melakukan Kartel


BANDUNG, KOMPAS — Kalangan peternak ayam tradisional mendesak pemerintah menghentikan praktik tata niaga perunggasan nasional yang tidak sehat. Tata niaga telah merugikan rakyat, konsumen daging ayam, dan menghancurkan produsen lokal yang mayoritas peternakan rakyat.

 Sekitar 2,5 juta peternak rakyat terancam bangkrut karena produk daging ayam yang mereka hasilkan tak mampu bersaing dengan budidaya dari industri terintegrasi. Peternak rakyat dipaksa bertempur dengan perusahaan besar yang menguasai bibit ayam, pakan, obat-obatan, dan budidaya raksasa tanpa ada perlindungan.

Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal Perhimpunan Peternak Unggas Indonesia Ashwin Pulungan di Bandung, Kamis (3/3). Dugaan praktik kartel ini sudah berlangsung berpuluh tahun dan makin kuat karena didukung Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan.


ETIKA PEMERINTAHAN

Presiden: Kabinet Kerja Tetap Solid


JAKARTA, KOMPAS — Meskipun sejumlah menteri bersilang pendapat di ruang publik terkait sejumlah persoalan, Presiden Joko Widodo menegaskan, Kabinet Kerja yang dipimpinnya tetap solid menjalankan program-program pembangunan.

”Yang paling prinsip itu, satu visi dengan Presiden,” kata Presiden seusai meninjau lokasi pembangunan jalan layang kereta ringan di dekat Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (3/3).

Secara terpisah, Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi SP menambahkan, komitmen para menteri untuk terus menjaga soliditas kerja itu kini ditunggu sejumlah pihak.


PENCEGAHAN BANJIR

Mereka yang Berjuang Merawat Selokan Jakarta...


Merawat selokan bukan hal mudah di Jakarta yang padat hunian. Padahal, selokan yang terganggu akan memicu genangan air yang bisa menghambat ribuan warga beraktivitas. Petugas-petugas berseragam oranye ini pun rela mengorek selokan dengan tangan kosong demi kebaikan kota ini.

 Kiranya bukan sulap jika Jalan DI Panjaitan, yang lebih dikenal sebagai jalan Bypass di kawasan Cawang, Jakarta Timur, belakangan ini tak lagi mudah tergenang air saat hujan. Selama musim hujan ini, tak lagi ditemukan genangan tinggi ruas jalan tersebut. Kalaupun ada genangan, dalam hitungan menit langsung surut.

”Saya heran, sekarang, kok, tak ada genangan lagi di Jalan DI Panjaitan. Biasanya jalan itu paling parah,” kata Bara (39), warga Bekasi, yang setiap hari melintasi Jalan DI Panjaitan menuju kantornya di Jalan Gatot Subroto, Kamis (3/3).

No comments:

Post a Comment