Kompas Edisi Minggu 6 Maret 2016 |
Empat Korban Dievakuasi
Kemenhub Evaluasi Sistem Keselamatan Pelayaran
BANYUWANGI, KOMPAS — Kementerian Perhubungan akan mengevaluasi sistem pelayaran dan keselamatan penyeberangan menyusul musibah tenggelamnya Kapal Motor Penumpang Rafelia II di Selat Bali, Jumat (4/3). Pengawasan diberlakukan ketat tidak hanya di Selat Bali, tetapi juga di seluruh pelayaran di Indonesia.
Evaluasi yang akan dilakukan, antara lain, pendetailan manifes penumpang. Seperti yang terjadi dalam musibah penyeberangan di Selat Bali, manifes hanya berdasarkan kendaraan yang masuk dan penumpang pejalan kaki. Jumlah penumpang kendaraan tidak diperhitungkan. Hal itu menyulitkan pendataan penumpang jika terjadi kecelakaan.
Evaluasi kedua yakni penyediaan kapal Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) dan kapal navigasi di kawasan rawan, seperti di Selat Bali. Selama ini, kapal-kapal itu hanya ada di pelabuhan tertentu.
KTT LUAR BIASA OKI
Ujian bagi Kekuatan Diplomasi RI
JAKARTA, KOMPAS — Dari 56 negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam atau OKI, sebanyak 500 delegasi yang berasal dari 49 negara dipastikan hadir dalam Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam di Jakarta Convention Center, Jakarta. Delegasi itu termasuk delegasi tingkat kepala negara/pemerintahan dan tiga negara pemantau. Selain itu, Kelompok Kuartet Negosiasi Proses Perdamaian Palestina-Israel, yang meliputi Amerika Serikat, Rusia, Uni Eropa, dan PBB, plus 5 negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB, juga bakal hadir.
Terkait penyelenggaraan KTT tersebut, pengamat Timur Tengah dari Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Siti Mutiah Setiawati, Sabtu (5/3), mengatakan, konferensi itu diharapkan tak hanya menempatkan kembali isu Palestina menjadi salah satu fokus perhatian dunia, tetapi sekaligus menjadi batu uji bagi kekuatan diplomasi Indonesia.
Para diplomat Indonesia akan diuji kemampuan mereka untuk menyatukan faksi-faksi yang bertikai di Palestina dan negara-negara OKI yang memiliki kepentingan berbeda di Palestina.
Fenomena
Kaum Urban Berburu Gerhana
Kaum urban yang terasing dari sasmita alam, kini gegap gempita menyambut gerhana matahari total. Menekuni kegelapan sesaat kala sang Surya dilahap bayangan rembulan. Seluruh kesadaran kita pun kembali mengarah ke langit.
Gerhana matahari total atau GMT pada 9 Maret mendatang hanya bisa dinikmati di wilayah Indonesia. Negeri kita menjadi satu-satunya daratan di Bumi yang bisa menjadi lokasi untuk mengamati peristiwa besar ini. Tak heran, masyarakat urban penuh semangat menyusun perjalanan demi menyaksikannya.
Kegairahan menjelang GMT itu merambati astronom amatir, para ahli astronomi, peneliti biologi, dan masyarakat awam. Ditemui di markasnya di Lembang, Bandung, beberapa waktu lalu, anggota komunitas Imah Noong sibuk mempersiapkan empat teropong, 50.000 kacamata gerhana, dan kacamata gerhana raksasa sepanjang 9 meter demi melongok GMT.
No comments:
Post a Comment