Kompas Edisi Sabtu 30 April 2016 |
Kepala Daerah Kunci Kesuksesan
Layanan Daring Dipraktikkan
JAKARTA, KOMPAS — Komitmen kepala daerah menjadi salah satu kunci kesuksesan penerapan pelayanan publik berbasis dalam jaringan. Komitmen itu terutama untuk menghadapi resistansi petugas yang akan kehilangan uang dari petty corruption atau korupsi skala kecil, tetapi berlangsung masif.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sudah mengumpulkan contoh bagus pelayanan publik berbasis dalam jaringan (daring) dari sejumlah daerah, seperti Surabaya (Jawa Timur), Kabupaten dan Kota Bogor (Jawa Barat), serta Pekalongan (Jawa Tengah). Contoh-contoh baik itu akan disebarkan ke daerah lain yang sudah mempunyai nota kesepahaman dengan KPK, yakni 44 kabupaten dan kota serta 4 provinsi.
Wakil Ketua KPK Laode M Syarif, Jumat (29/4), di Jakarta, mengatakan, pelayanan publik berbasis daring akan menekan potensi korupsi. Sebab, pelayanan bentuk itu akan memotong beberapa hal, yakni pertemuan antara petugas pelayanan publik dan warga yang membutuhkan pelayanan, menghilangkan calo pelayanan pubik, menghilangkan pungutan tak resmi, dan mempercepat pelayanan, sehingga akan lebih efektif.
TEROR WARGA
Senapan Angin Disita, Pelaku Utama Dikejar
MAGELANG, KOMPAS — Setelah mengerahkan tim khusus, Kepolisian Resor Magelang Kota berhasil mengidentifikasi pelaku penembakan misterius di Kota Magelang, Jawa Tengah. Penembakan diduga dilakukan St (30) alias P yang melarikan diri ketika rumahnya digerebek polisi.
Kepala Polres Magelang Kota Ajun Komisaris Besar Edi Purwanto, Jumat (29/4), mengatakan, sekitar pukul 02.00 polisi mendatangi rumah St di Kelurahan Magersari, Kecamatan Magelang Selatan. Namun, polisi hanya menemukan kakak St yang berinisial Sr,yang sedang mengonsumsi sabu. Dari keterangan Sr inilah diketahui St telah pergi dari rumah.
Di rumah tersebut, polisi menyita satu senapan angin, ratusan gotri, pedang, dan korek api. Gotri yang ditemukan mirip dengan gotri yang mengenai tubuh salah satu korban.
PENELITI MUDA
Membawa Limbah Kakao ke Belanda
Putu Sri Indah Cahyani (18) dan Ni Ketut Ayu Krisma Dewi (17) bakal mempresentasikan temuan mereka, yakni pemanfaatan limbah kulit kakao sebagai superkapasitor, pada International Environment Sustainability Project Olympiad 2016 di Belanda, Mei nanti.
Kami tak menyangka temuan limbah kakao ini mampu meraih medali perunggu di Indonesian Science Project Olympiad (ISPO) pada Februari lalu, dan kami terpilih mewakili Indonesia ke INESPO di Belanda pada Mei-Juni nanti," kata Indah, bersama Krisma di sekolahnya, di SMA Negeri 3 Denpasar, Bali.
Kedua siswa kelas XII tersebut tidak menyangka karena penelitian mereka hanya sekitar 60 hari. Alatnya pun mereka sewa dengan uang patungan bersama dan meminjam milik Jurusan Elektronik Fakultas Teknik Universitas Udayana. Pagi mereka sekolah, siang hingga dini hari mereka melakukan penelitian.