Kompas Edisi Selasa 5 April 2016 |
Komitmen Elite Jadi Kunci
Ditunggu, Pembangunan Sistem Anti Korupsi
JAKARTA, KOMPAS — Komitmen pemerintah dan parlemen menjadi kunci untuk menekan laju korupsi. Komitmen itu bisa berupa pengesahan regulasi untuk memperkuat efek jera bagi koruptor serta pembangunan sistem dari pusat hingga ke daerah untuk memperkecil peluang korupsi.
Komitmen tersebut kini amat ditunggu karena korupsi semakin menggerogoti sendi-sendi kehidupan bangsa. Sementara di sisi lain, efek jera bagi koruptor semakin rendah. Hal ini, antara lain, terlihat dari makin ringannya hukuman penjara bagi koruptor, yakni dari rata-rata 2 tahun 11 bulan pada 2013 menjadi 2 tahun 8 bulan pada 2014 dan kemudian 2 tahun 2 bulan pada 2015.
Pada saat yang sama, regulasi untuk menambah efek jera bagi koruptor, seperti melalui Rancangan Undang-Undang Perampasan Aset Tindak Pidana, juga belum dibahas untuk disahkan menjadi UU.
KEBOCORAN DOKUMEN
”Panama Papers” Sebut 12 Pemimpin Negara
PARIS, SENIN — Salah satu kebocoran dokumen finansial terbesar dalam sejarah mengguncang perhatian global awal pekan ini. Kebocoran itu berasal dari dokumen firma hukum Mossack Fonseca yang berbasis di Panama sehingga disebut sebagai ”Panama Papers”. Sedikitnya 140 politisi, termasuk 12 pemimpin dan mantan pemimpin negara, selebritas, dan bintang olahraga disebut dalam dokumen yang mengungkap aneka dugaan praktik skandal keuangan rahasia.
Tercatat 11,5 juta dokumen bocor, berisi informasi sejak 40 tahun lalu, sejak 1977 hingga awal 2015. Nama-nama yang disebut dalam bocoran dokumen itu diduga terkait berbagai perusahaan gelap yang sengaja didirikan di sejumlah negara yang terkenal sebagai surga bebas pajak di luar negara para pihak yang disebut.
Temuan itu merupakan hasil investigasi organisasi wartawan global, International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ), koran Jerman Süddeutsche Zeitung, dan lebih dari 100 organisasi pers dari seluruh dunia. ICIJ menyatakan, dari dokumen-dokumen itu terungkap praktik-praktik yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam bisnis global.
AREMANIA
Sukacita untuk Sepak Bola Indonesia...
Euforia sebagai juara di Piala Torabika Bhayangkara 2016 mulai terasa di Kota Malang, Jawa Timur, Senin (4/4). Sekumpulan Aremania- pendukung kesebelasan Arema Cronus-tampak "membirukan" beberapa sudut Malang. Mereka merayakan kemenangan "Singo Edan" atas Persib Bandung 2-0 dalam final yang digelar Minggu (3/4) malam di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta.
Besok akan ada konvoi besar karena tim dan piala diperkirakan sudah tiba di Malang. Saya tunggu di sini saja karena memang tidak bisa berangkat ke Jakarta," kata Rosim (17), Aremania Sawojajar.
Rosim awalnya ingin menonton langsung Arema berlaga di GBK. Namun, sebagai pelajar, ia tidak memiliki uang sehingga nekat mengamen sejak tiga hari sebelumnya. Ia ingin mengumpulkan uang Rp 350.000 agar bisa berangkat ke Jakarta bersama rombongan. Namun, selama tiga hari ia hanya bisa mengumpulkan Rp 70.000 sehingga gagal berangkat ke Jakarta.
No comments:
Post a Comment