Kompas Edisi Sabtu 9 April 2016 |
RI Percaya kepada Filipina
Waktu Penyerahan Uang Lewat
JAKARTA, KOMPAS — Meskipun dari pemantauan satelit posisi kapal dan 10 warga negara Indonesia yang disandera kelompok Abu Sayyaf di Filipina telah diketahui, Pemerintah Indonesia tetap menghormati langkah yang tengah diupayakan Pemerintah Filipina untuk menyelamatkan sandera.
”Kita sudah tahu secara detail, dan sudah tahu mereka di mana. Kita menghormati Pemerintah Filipina dan harapannya bisa segera dibebaskan,” ujar Sekretaris Kabinet Pramono Anung di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (8/4) siang.
Seperti diberitakan, kapal pandu Brahma 12 yang menarik tongkang Anand 12 bermuatan 7.500 metrik ton batubara curah, 26 Maret lalu, diketahui dibajak kelompok teroris Abu Sayyaf di Perairan Tawi-Tawi, Filipina. Sepuluh awak kapal pandu itu disandera. Kelompok itu meminta tebusan 50 juta peso, setara Rp 14,3 miliar, dengan batas waktu penyerahan 31 Maret lalu, yang diperpanjang 8 April 2016.
DIABETES
Biaya Pengobatan Akan Bebani Negara
JAKARTA, KOMPASBadan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan mengeluarkan Rp 3,27 triliun untuk membiayai 3,32 juta kasus pengobatan terkait diabetes melitus pada fasilitas kesehatan rujukan selama 2015. Jumlah itu digunakan untuk mendanai pengobatan 813.373 pasien diabetes. Besaran biaya, jumlah kasus, dan jumlah pasien itu akan terus naik seiring berubahnya pola hidup dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat.
”Biaya itu mencakup pasien yang datang dengan kasus utama diabetes, komplikasi akibat diabetes, dan diabetes sebagai komorbiditas (penyerta) dari penyakit lain,” kata Kepala Grup Penelitian dan Pengembangan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Togar Siallagan, Jumat (8/4), di Jakarta.
Dari seluruh pasien diabetes, 382.680 orang berobat dengan penyakit utama diabetes atau diabetes sebagai penyakit penyerta. Sisanya, 430.693 pasien, berobat karena penyakit lain walaupun menderita diabetes. Mereka umumnya sudah mengalami komplikasi berbagai penyakit lain, seperti luka gangren, gangguan penglihatan, gagal ginjal, penyakit jantung, dan stroke.
PEMBANGUNAN DAERAH
Berbenah Menuju Kota Tepian Air
Berkendara dari Gerbang Ni'u di Rasanae Barat- sekitar 10 kilometer dari Raba, pusat Pemerintahan Kota Bima, Nusa Tenggara Barat-hingga Kolo, Kecamatan Asakota, kita disuguhi pemandangan Teluk Bima yang tenang dan menawan dengan pantai-pantainya yang indah.
Melewati gerbang Ni'u yang mengadaptasi model bangunan modern dan arsitektur khas daerah Bima, kita disambut Pantai Ni'u. Setiap sore, pantai di sisi timur Teluk Bima ini selalu ramai pengunjung.
Jika duduk di sisi barat taman yang menghadap Teluk Bima, kita bisa melihat suasana matahari terbenam. Taman ini dilengkapi lampu-lampu sehingga pengunjung bisa beraktivitas hingga malam. Tidak jauh dari taman terdapat deretan gazebo yang digunakan pedagang berjualan makanan.
No comments:
Post a Comment