Monday, April 25, 2016

Kompas Edisi Senin 25 April 2016

Kompas Edisi Senin 25 April 2016

Di Rutan, Toilet Pun Jadi Sel

Problem Komplikatif yang Tak Terselesaikan Jadi Penyulut Kerusuhan


JAKARTA, KOMPAS — Tak ada penyebab tunggal kerusuhan di penjara. Jumlah penghuni yang melebihi kapasitas, rasio petugas yang tak sebanding, dan tahanan yang stres karena tak bisa mendapatkan remisi adalah rangkaian penyebabnya. Masalah ini terdapat hampir di semua penjara di Indonesia.

Semua masalah itu bisa memicu kerusuhan setiap saat. Hanya berselang sehari, dua kerusuhan terjadi di lembaga pemasyarakatan (LP). Kamis (21/4) malam terjadi keributan di LP Kerobokan, Denpasar, Bali. Jumat pagi LP Banceuy, Bandung, Jawa Barat, rusuh dan terbakar.

Nyaris bersamaan dengan kedua kerusuhan itu, Kompas meliput langsung selama 24 jam kondisi dalam dua penjara besar di Jakarta. Dari Kamis pagi hingga Jumat sore di Rumah Tahanan (Rutan) Pondok Bambu, Jakarta Timur, dan dari Jumat pagi hingga Sabtu siang di Rutan Salemba, Jakarta Pusat.


JAKARTA KOTA SUNGAI

Selamatkan Sungai, Selamatkan Kota


JAKARTA, KOMPAS — Keberadaan belasan sungai di Ibu Kota tak pernah benar-benar disadari warganya. Alih-alih menjadi sumber peradaban kota, sedikitnya 13 sungai di Jakarta baru diingat warganya hanya saat jadi sumber bencana.

Sulit mencari warga Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, yang memiliki ingatan saat Kali Krukut masih bening. Padahal, kali yang membentang 40 kilometer dari Kali Citayam di Bogor, hingga Kali Ciliwung, Jakarta, itu melintasi wilayah mereka.

Kali ini membelah Kelurahan Pela Mampang dan Petogogan sepanjang 2 kilometer. Krukut kini penuh lumpur hasil pengendapan tanah dan sampah. Airnya kecoklatan. Aroma tak sedap muncul di sejumlah tempat di wilayah Kelurahan Petogogan dan Pela Mampang.


PULAU MOYO

Ironi di Surga Dunia


Hari menjelang sore ketika tukang ojek memboncengkan kami menuju Air Terjun Mata Jitu di Pulau Moyo, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, Jumat (15/4). Deru mesin motor empat tak memecah keheningan pulau yang pernah didatangi Putri Diana dan Maria Sharapova itu.

Suhaidi, pengemudi ojek itu, memacu kendaraan motornya dengan kecepatan sedang saat melintas di jalan utama Desa Labuhan Aji, Kecamatan Badas, di Pulau Moyo. Jalan selebar sekitar 1 meter itu baru sebagian yang berpaving. Sebagian besar lainnya berupa tanah.

Setelah melewati jalan perkampungan, roda sepeda motor mulai menyusuri jalan menanjak di tengah perkebunan mede dan kawasan hutan. Sebagian jalan dihaluskan dengan semen. Namun, lebarnya hanya cukup untuk roda sepeda motor.

No comments:

Post a Comment