Monday, November 23, 2015

Kompas Edisi Senin 23 November 2015

Kompas Edisi Senin 23 November 2015

Kecukupan Guru Masih Semu

Beban Para Guru di Daerah Tertinggal Sangat Berat


JAKARTA, KOMPAS Di atas kertas, Indonesia kelebihan guru. Namun, nyatanya terdapat sekolah yang kekurangan guru, terutama di daerah terpencil dan tertinggal. Di tempat itu beban guru sangat berat. Tak jarang mereka mengajar dua hingga enam kelas sekaligus. Distribusi guru masih menjadi masalah kronis.

Namun, secara nasional, Indonesia mengalami kelebihan guru. Untuk jenjang pendidikan dasar, misalnya, kebutuhan guru sebanyak 492.765 orang di 34 provinsi. Namun, berdasarkan laporan mulai dari tingkat sekolah, kabupaten/kota, hingga provinsi di seluruh Indonesia yang masuk dalam data pokok pendidikan, ada kelebihan 143.729 guru. Data itu tanpa membedakan status guru sebagai pegawai negeri sipil (PNS) atau guru tidak tetap (GTT).

Dipilah lagi berdasarkan laporan kabupaten atau kota, tidak termasuk kabupaten dan kota di Sumatera Utara, daerah yang kekurangan guru mencapai 105 kabupaten/kota, sedangkan 371 kabupaten/kota kelebihan guru. Sebagian kelebihan guru disebabkan keberadaan GTT.


INTEGRASI KAWASAN

Masyarakat ASEAN 2015 Dideklarasikan


KUALA LUMPUR, KOMPAS — Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara memasuki babak baru. Pada Konferensi Tingkat Tinggi Ke-27 ASEAN di Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (22/11), ke-10 pemimpin negara ASEAN mendeklarasikan berdirinya Masyarakat ASEAN 2015 pada 31 Desember. Wartawan Kompas, Wisnu Dewabrata dan Laksana Agung Saputra, melaporkan, deklarasi ditandai penandatanganan Deklarasi Kuala Lumpur 2015 tentang Berdirinya Masyarakat ASEAN dan Deklarasi Kuala Lumpur untuk ASEAN 2025: Maju Bersama-sama.

”ASEAN berkembang pesat melebihi harapan dan aspirasi para pendirinya. Bersama kita buktikan, kita bisa menjadi kawasan kompetitif dan kekuatan di panggung dunia,” ujar Perdana Menteri Malaysia Najib Razak pada penutupan KTT.

Cetak biru Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 meliputi empat aspek, yakni pasar tunggal dan basis produksi tunggal, kawasan ekonomi yang berdaya saing, pembangunan ekonomi yang merata, dan integrasi ke dalam ekonomi global. Cetak biru itu disiapkan sejak 2007 dan telah mencapai 92 persen. Target yang belum tercapai pada 31 Desember 2015 dialihkan dalam cetak biru MEA 2025.


GURU-GURU PIONIR

Mereka Berjibaku di Pedalaman Papua


”Saya takut melihat murid-murid. Mereka pun takut melihat saya,” kata Kuncahyo (51), seorang guru, sambil tergelak saat mengisahkan pengalaman pertama kali menginjakkan kaki di Papua untuk menjadi guru sekolah dasar.

Kuncahyo adalah salah satu dari 715 guru muda dari Jawa Timur yang khusus didatangkan Gubernur Irian Jaya (saat itu) Izaac Hindom tahun 1985. Mereka disebar ke sejumlah sekolah di pedalaman Papua untuk mendidik anak-anak.

Senin (16/11) siang itu, Kuncahyo duduk di ruang tamu rumahnya di Nabire, Papua, ditemani Sugeng, sesama guru dari Jatim. Mereka mengenang, tahun 1985 itu, rata-rata baru satu tahun lulus dari sekolah pendidikan guru. Mereka berusia 20-21 tahun.

No comments:

Post a Comment