Kompas Kamis 18 November 2015 |
Presiden Memiliki Bukti
KPK Siap Usut Kasus Freeport
JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo telah mengetahui dan memiliki bukti adanya sejumlah orang yang diduga menggunakan namanya untuk meminta sesuatu dari PT Freeport Indonesia. Presiden juga sudah mengetahui duduk persoalan yang sebenarnya dalam kasus ini.
Presiden telah mendengarkan rekaman dan membaca transkrip pembicaraan dalam kasus ini. Presiden tahu ada beberapa nama, termasuk menteri anggota kabinetnya, yang disebut dalam transkrip pembicaraan itu.
Kini, menurut Sekretaris Kabinet Pramono Anung, menjadi kewenangan Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) untuk memanggil sejumlah nama yang disebut dalam transkrip tersebut. ”Urusan nanti memanggil atau tidak memanggil menteri (yang disebut dalam transkrip pembicaraan) itu, Presiden mempunyai kebijakan,” kata Pramono.
KAPAL TENGGELAM
Bangkai KM Wihan Dipindahkan
SURABAYA, KOMPAS — Kapal Motor Wihan Sejahtera yang tenggelam di perairan Teluk Lamong, Surabaya, Jawa Timur, perlu segera dipindahkan agar tidak mengganggu lalu lintas pelayaran kapal lain. Kapal itu hingga kini belum menyentuh dasar laut sehingga bisa terseret arus.
Kondisi ini diketahui setelah tim Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak memantau lokasi tenggelamnya kapal itu, Selasa (17/11). "Kami berharap segera menggeser kapal itu sementara dalam dua atau tiga hari ini," kata Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak Rudiana.
KM Wihan Sejahtera rute Surabaya-Labuan Bajo-Ende (Flores) tenggelam di perairan Teluk Lamong, Senin pagi, karena lunas kapal bocor. Data manifes penumpang yang tidak akurat menyebabkan jumlah penumpang selalu berubah. Senin petang tercatat 179 penumpang, tetapi Selasa siang menjadi 212 penumpang, termasuk kru kapal sebanyak 25 orang. Semuanya selamat.
ANTISIPASI BANJIR
Rasa Lebih Tenang Kala Hujan Menyapa
Hujan baru saja menyapa ibu kota Jakarta. Namun, curahnya segera mengirimkan pesan waspada. Bendung Katulampa mendadak siaga satu, pertanda bagi warga pinggiran Sungai Ciliwung. Namun, sebagian warga merasa lebih tenang. Katanya, infrastruktur lebih baik.
Keluar dari kapal pengeruk lumpur, Parman (33) bergegas naik ke daratan. Di bawah pohon di pinggiran Waduk Pluit, Jakarta Utara, ia melepas lelah, Selasa (17/11).
Sejumlah alat berat segera ditepikan. Ada backhoe, kapal penyapu sampah perairan, kapal pencacah eceng gondok, dan penyedot lumpur. Permukaan waduk relatif bersih. Petugas beristirahat siang di Taman Kota Waduk Pluit.
Parman mengobrol dengan Dongan (42), teman sesama petugas harian lepas Dinas Kebersihan DKI Jakarta sekaligus operator alat berat perairan. ”Baru setahun terakhir bisa kerja tenang. Alat kerja komplet, canggih-canggih, pompa air dan pasokan listrik terjamin,” ungkapnya.
No comments:
Post a Comment