Kompas Edisi Sabtu 21 November 2015 |
Antisipasi Aksi Teror Diperkuat
Pengamanan Tertutup Dilakukan
JAKARTA, KOMPAS — Badan Nasional Penanggulangan Terorisme memperkuat kerja sama dengan berbagai pihak untuk mengantisipasi potensi aksi teror. BNPT juga memprioritaskan pengamanan lokasi yang rentan menjadi sasaran aksi teror menjelang akhir tahun 2015.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Saud Usman Nasution mengatakan, prioritas pengamanan antara lain tempat ibadah, tempat hiburan, hotel, pusat keramaian, dan permukiman.
”Pengamanan ini melibatkan mulai dari otoritas keamanan, pemerintah daerah, hingga rukun tetangga,” kata Saud di Jakarta, Jumat (20/11). Peningkatan keamanan ini sebagai langkah antisipasi setelah merebaknya aksi teror di sejumlah negara, termasuk di Paris, Perancis.
TERORISME
NIIS Kampanyekan Serangan Global
BAMAKO, JUMAT — Dalam dua minggu terakhir, dunia telah berubah menjadi arena serangan teror dari kelompok ekstremis. Insiden terbaru terjadi pada Jumat (20/11) ketika sejumlah orang bersenjata menyerbu Hotel Radisson Blu di Bamako, Mali.
Penyerang sempat menyandera hingga 170 tamu dan karyawan hotel sebelum pasukan keamanan menyerbu hotel. Setelah terjadi baku tembak sengit, akhirnya drama penyanderaan itu berakhir. Sebanyak 18 orang tewas, termasuk seorang anggota parlemen daerah Wallonia, Belgia.
Serangan di Mali terjadi setelah serangkaian serangan teror di sejumlah negara. Pada 12 November, di Lebanon, dua orang meledakkan diri di Beirut selatan. Peristiwa itu menewaskan 43 orang dan melukai 239 lainnya.
FFI
Wajah Indonesia dalam Film Kita...
Jika Anda percaya bahwa film merupakan refleksi dari zaman ketika film itu dibuat, menarik menyimak film-film yang menjadi unggulan film terbaik Festival Film Indonesia 2015. Film-film tersebut seperti mengingatkan kita pada wajah sebuah Indonesia hari ini.
Hasil FFI 2015 akan diumumkan pada Senin (23/11) di Indonesia Convention Exhibition, Tangerang, Banten. Ada lima unggulan film terbaik, yaitu A Copy ofMy Mind arahan sutradara Joko Anwar, Guru Bangsa Tjokroaminoto (Garin Nugroho), Mencari Hilal (Ismail Basbeth), Siti (Eddie Cahyono), dan Toba Dreams (Benni Setiawan). Semua film tersebut berakar dari kehidupan di negeri ini. Film bicara tentang persoalan bangsa ini serta menyorot polah manusia-manusia di negeri ini.
Coba simak Mencari Hilal yang dengan jujur, terbuka, bicara tentang manusia-manusia yang mungkin sering dijumpai di sekitar kita. Tokoh Pak Mahmud, misalnya, yang diperankan dengan meyakinkan oleh aktor kawakan Deddy Sutomo, adalah tokoh jujur, lurus, dan saleh. Ia menjalani hidup sesuai prinsip-prinsip ajaran yang dianutnya, termasuk dalam urusan berdagang dan menentukan awal puasa.
No comments:
Post a Comment