Saturday, November 28, 2015

Kompas Edisi Sabtu 28 November 2015

Kompas Edisi Sabtu 28 November 2015

Semangat Korporasi Pemenang Sudah Ada

Situasi Sulit Dorong Kompetisi


JAKARTA, KOMPAS — Berbagai peristiwa di dalam negeri, terutama krisis ekonomi 1998, telah mendorong korporasi mencari peluang di luar negeri. Kondisi ini telah memunculkan semangat menjadi korporasi pemenang saat berkompetisi di pasar luar negeri.

Sejumlah eksekutif perusahaan dan Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Rhenald Kasali, yang ditemui dan dihubungi Kompas, Jumat (27/11), mengatakan hal itu ketika dimintai pendapat terkait dengan ajakan Presiden Joko Widodo untuk berani berkompetisi di pasar global. Presiden mengemukakan hal itu saat menjadi pembicara kunci Kompas100 CEO Forum, Kamis lalu.

PT Medco Energi Internasional Tbk, perusahaan swasta nasional yang bergerak di bidang energi, memenangi sejumlah persaingan pengelolaan blok minyak dan gas di luar negeri. Salah satunya yang dimenangi Medco adalah tender kontrak jasa untuk mengoperasikan lapangan minyak Karim Small Fields (KSF) dari Petroleum Development Oman (PDO) di Oman.


KELISTRIKAN LAMPUNG

Diminta Gunakan Energi Alternatif


BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — Kendati defisit kelistrikan mulai berkurang, pemadaman bergilir di Lampung diprediksi masih akan terjadi hingga Januari 2016. Pemerintah Provinsi Lampung meminta pelaku industri untuk menghemat dan menggunakan pembangkit alternatif mandiri.

Menurut General Manager PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Distribusi Lampung Irwansyah, di Bandar Lampung, Jumat (27/11), dalam sebulan terakhir Lampung mengalami defisit listrik hingga 220 megawatt (MW). Defisit terjadi karena adanya perbaikan di sejumlah pembangkit.

"Kamis (26/11) malam pembangkit PLTU Sebalang dan PLTU Tarahan sudah beroperasi. Saat ini defisit listrik di Lampung tinggal 18 MW dari total beban puncak 865 MW," katanya.


PELESTARIAN LINGKUNGAN

Menyelamatkan Pulau Bersejarah


Bagi Indonesian Green Traveller, melakukan perjalanan ke destinasi wisata bukan sekadar melancong. Komunitas ini juga membersihkan sampah dan jejak vandalisme di pulau- pulau cagar budaya.

Setya Jodi (24), salah satu anggota Indonesian Green Traveller (IGT), terlihat berdiri di depan tembok di Pulau Cipir yang sudah kusam dan berlumut, Minggu (22/11). Di tembok itu ada banyak jejak vandalisme dari tangan-tangan tak bertanggung jawab.

Berbekal cairan pembersih noda tembok yang dimasukkan ke dalam wadah minuman dan sikat kayu kecil, Jodi telaten membersihkan coretan-coretan itu. Sikat bergagang kayu dicelupkan ke dalam cairan, lalu digosok-gosokkan ke permukaan tembok. Tulisan dan gambar yang mengganggu estetika gedung bekas barak asrama haji itu pun hilang.

No comments:

Post a Comment