Kompas Edisi Senin 1 Februari 2016 |
Keraguan Bayangi Asian Games
Renovasi Berbagai Arena Pertandingan Belum Dilakukan
JAKARTA, KOMPAS — Keraguan membayangi Asian Games Jakarta-Palembang 2018. Hingga Minggu (31/1) belum tampak pembenahan berbagai arena pertandingan. Tak heran, pada Sabtu, Dewan Olimpiade Asia (OCA) mendesak Indonesia bekerja lebih keras membenahi kesiapan arena.
Desakan OCA ini sejalan dengan pemantauan Kompas di sejumlah arena di Jakarta, yang mayoritas belum siap. Beberapa arena Asian Games (AG) 2018 di Jakarta, seperti Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK), Stadion Akuatik GBK, Velodrom Rawamangun, dan Arena Pacuan Kuda Pulomas, belum dibenahi.
Minimnya kesiapan ini ironis jika melihat penunjukan Indonesia sebagai tuan rumah AG 2018 sejak September 2014. Artinya, hingga akhir Januari 2016, persiapan Indonesia sudah 16 bulan.
PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR
Indonesia Rentan Masuknya Berbagai Virus
JAKARTA, KOMPAS — Sebagai negara kepulauan, Indonesia rentan terpapar berbagai virus. Selain penemuan virus Zika di Jambi pada 2015, beberapa jenis virus lain, seperti West Nile, masuk ke Indonesia, tetapi belum terpetakan sebarannya. Namun, sistem surveilans sebagai bagian dari proteksi terhadap penyakit menular, terutama disebabkan virus, dinilai masih lemah.
Menurut Deputi Direktur Lembaga Eijkman Herawati Sudoyo di Jakarta, Minggu (31/1), dengan banyaknya pelabuhan dan titik masuk ke Kepulauan Nusantara, Indonesia yang ada di daerah tropis berpotensi mengalami ledakan kasus zoonosis atau penyakit bersumber binatang.
Herawati menambahkan, penemuan virus Zika dan sejumlah virus lain di Indonesia bukan merupakan surveilans yang sistematis untuk memetakan sebaran penyakit zoonosis atau penyakit ditularkan lewat hewan ke manusia atau sebaliknya.
TATA NIAGA
Ketika Garam Asing Diizinkan Masuk
Entah kenapa pemerintah mengizinkan garam impor masuk pasar lokal, sekaligus menghapus harga patokan pemerintah. Kebijakan itu membuat garam rakyat terjun bebas. Semangat petani pun semakin rontok.
Matahari masih merangkak naik saat Kusnawi (36) melangkah cepat di antara tambak garam di Desa Waruduwur, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Rabu (27/1). Dia baru selesai memperbaiki selang pada tambak-tambak ikan bandeng.
Membudidayakan ikan bandeng menjadi pilihan lain Kusnawi saat ini, selain menjadi buruh lepas pada sejumlah pabrik. Aktivitas itu dilakukan selama satu bulan terakhir. Dia meninggalkan tambak garam akibat harga yang merosot tajam.
No comments:
Post a Comment