Kompas Edisi Kamis 4 Februari 2016 |
Korban Jiwa Terus Meningkat
Sejumlah Daerah Belum Tetapkan DBD sebagai Kejadian Luar Biasa
JAKARTA, KOMPAS — Laporan yang dihimpun dari beberapa rumah sakit di daerah menunjukkan terjadi peningkatan jumlah penderita dan korban jiwa akibat demam berdarah dengue. Meski demikian, pemerintah pusat dan daerah belum memberlakukan kondisi tersebut sebagai kejadian luar biasa.
Laporan dari Bekasi, Jawa Barat, menyebutkan, selama periode Januari hingga Februari, 13 penderita demam berdarah dengue (DBD) meninggal.
Di Kota Bekasi, hingga Rabu (3/2), dinas kesehatan setempat mencatat setidaknya terdapat 203 kasus DBD dengan enam penderita meninggal. Sementara di Kabupaten Bekasi terdapat tujuh penderita DBD meninggal dari 150 kasus.
PASIEN DEMAM BERDARAH
Antre di Kursi Roda dan Dirawat di Selasar
Fajar Ariyanto (16) berbaring miring di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Cengkareng, Jakarta Barat. Siswa SMP itu menahan sakit di sekujur badannya. Beberapa kali ia muntah. Asupan makanan hanya dipasok dari selang infus yang menempel di tangannya.
"Kami datang sejak Selasa sore, tetapi baru dapat tempat tidur Rabu subuh pukul 04.00. Padahal, anak saya sudah kesakitan," ujar Mulyati (37), ibu Fajar, Rabu (3/2).
Mulyati beberapa kali mengusap dahi anaknya. Ia juga memanggil perawat saat cairan infus tidak lancar mengalir ke lengan anaknya. Ia yang ditemani suaminya terlihat cemas. Baru sekali ini anaknya terkena demam berdarah dengue (DBD).
LITERASI
Minat Baca Buku Terkendala Perilaku Instan
JAKARTA, KOMPAS — Multimedia dinilai memengaruhi perilaku dan minat siswa untuk membaca narasi secara utuh. Siswa cenderung membaca serpihan naskah secara instan melalui situs berita dan blog ketimbang membaca buku secara tuntas.
Upaya sekolah mengadaptasi naskah buku dari versi cetak ke digital pun ternyata tidak serta-merta menggairahkan minat baca siswa terhadap teks yang terstruktur dan sistematis.
Di SMA Negeri 78 Jakarta, misalnya, perpustakaan melakukan digitalisasi sejak 2013. Hal itu memungkinkan siswa dan guru mengakses buku koleksi sekolah dengan komputer jinjing dan telepon pintar. Namun, siswa belum antusias memanfaatkan fasilitas tersebut.
No comments:
Post a Comment