Kompas Edisi Selasa 2 Februari 2016 |
Kasus DBD Tinggi di Jatim, Jabar, dan Banten
Kejadian Cenderung Meningkat
JAKARTA, KOMPAS — Provinsi Jawa Timur, Jawa Barat, dan Banten, pada Januari 2016 saja, tercatat sebagai provinsi dengan kasus demam berdarah dengue terbanyak di Indonesia. Jumlah kasus DBD diperkirakan masih akan bertambah seiring kondisi hujan dan panas yang terus bergantian.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Jawa Timur, ada 1.680 kasus DBD dengan 39 orang meninggal, yang tersebar di lima kabupaten (Jombang, Sumenep, Jember, Banyuwangi, dan Malang). Di Banten, ada 760 kasus DBD dengan 25 orang di antaranya meninggal. Kasus terbanyak di Kabupaten Tangerang (270 kasus, 13 meninggal). Adapun data Dinas Kesehatan Jawa Barat menunjukkan, sepanjang Januari setidaknya tercatat 790 kasus, sedangkan jumlah penderita yang meninggal masih dalam pendataan.
"Hampir semua kabupaten dan kota melaporkan kasus DBD, tetapi terbanyak di Kota Bekasi, Kota Bandung, Kabupaten Bekasi, Indramayu, Bogor, dan Kabupaten Subang dengan 790 kasus," kata Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Alma Lucyati, Senin (1/2), di Bandung.
Indikator
Harga Pangan Perlu Diwaspadai
JAKARTA, KOMPAS — Meski inflasi Januari tahun ini lebih rendah dibandingkan dengan inflasi Januari beberapa tahun lalu, hal itu tidak cukup membawa kabar gembira. Harga pangan masih menjadi penyebab utama inflasi bulan lalu. Untuk itu, harga pangan perlu diwaspadai karena ancaman kenaikan harga pangan masih besar terkait dengan panen padi yang terlambat.
Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan, inflasi pada Januari tahun ini sebesar 0,51. Pada Januari 2014, inflasi mencapai 1,07 dan Januari 2013 sebesar 1,03. Pengecualian pada tahun 2015 terjadi deflasi sebesar 0,24 karena penurunan harga bahan bakar minyak. Inflasi Januari tahun ini disumbang terutama oleh kelompok bahan makanan, seperti daging ayam ras, bawang merah, beras, cabai merah, dan daging sapi. Naiknya harga daging ayam ras 7,23 persen dibandingkan dengan Desember 2015 menyumbang 0,09 persen terhadap inflasi.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS Adi Lumaksono di Jakarta, Senin (1/2), menyatakan, tata niaga dan efisiensi distribusi menjadi persoalan dasar dalam gejolak inflasi di Indonesia yang tergolong tinggi.
PELATNAS
"Bedol Desa" Penghuni GBK
Renovasi Kompleks Gelora Bung Karno di Senayan, Jakarta, memunculkan problem baru, yakni kebingungan pengurus cabang olahraga yang harus memindahkan lokasi latihan.
Apa daya, barbel di lokasi latihan angkat besi dan samsak di sasana tinju PP Pertina harus "terusir" dari GBK. Pemusatan latihan nasional akuatik juga sulit mencari kolam untuk renang indah. Rumitnya bak bedol desa.
Pelatnas akuatik, seperti dikatakan Ketua Bidang Pembinaan Prestasi Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI) Heru Purwanto, harus pindah dari GBK pada Mei. "Selain lokasi baru pelatnas, PB PRSI harus mencari kantor baru," katanya.
No comments:
Post a Comment