Friday, August 7, 2015

Kompas, Edisi, Jumat, 7 Agustus 2015

Kompas, Edisi, Jumat, 7 Agustus 2015

Gerak Pemerintah Masih Lamban

Percepatan Akan Dorong Daya Beli Masyarakat


JAKARTA, KOMPAS — Gerak pemerintah masih lamban sehingga harus mengambil keputusan cepat di semester II-2015 agar pertumbuhan ekonomi Indonesia membaik. Di sisi lain, pelaku usaha harus tetap inovatif, kreatif, dan optimistis di tengah lesunya perekonomian.

Semula, belanja pemerintah, khususnya dalam bidang infrastruktur, diharapkan bisa menjadi penopang pertumbuhan ekonomi tahun ini. Namun, hingga semester I-2015, konsumsi rumah tangga tetap menjadi penopang. Dari pertumbuhan ekonomi triwulan II-2015, sebesar 2,66 persen di antaranya disumbang konsumsi rumah tangga. Adapun belanja pemerintah menyumbang 0,18 persen.

Sejumlah pemimpin perusahaan yang dihubungi Kompas, Kamis (6/8), tidak berani menyebut pemerintah lamban, tetapi memilih untuk mengatakan pemerintah harus bergerak lebih cepat.

Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Budi Gunadi Sadikin menyebutkan, langkah ekonomi pemerintah dan Bank Indonesia saat ini sudah tepat dengan mengeluarkan kebijakan yang bersifat antisipatif berupa stimulus pajak dan moneter.

ORMAS KEAGAMAAN

Politik Kebangsaan Menjadi Amanat


MAKASSAR, KOMPAS — Setelah melalui proses panjang dan berjenjang, Kamis (6/8), Haidar Nasir ditetapkan sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2015-2020. Sementara itu, istri Haidar, yaitu Siti Noordjannah Djohantini, menjadi Ketua Umum PP Aisyiyah.

Mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya Zainuddin Maliki mengatakan, banyak tantangan yang harus dihadapi Muhammadiyah ke depan. ”Tapi yang saya ingin tekankan adalah melaksanakan amanat muktamar untuk tetap mengembangkan politik kebangsaan,” katanya, semalam.

Haidar ditetapkan sebagai ketua umum dalam Sidang Pleno VIII Muktamar Ke-47 Muhammadiyah semalam di Auditorium Universitas Muhammadiyah Makassar, Sulawesi Selatan. Penetapan dilakukan setelah 13 anggota PP Muhammadiyah bermusyawarah selama lebih kurang 10 menit.

Ribuan peserta muktamar yang memadati ruangan kompak memberikan persetujuan saat Ketua Panitia Pemilihan Ahmad Dahlan Rais menyampaikan hasil musyawarah tersebut. Dalam pemilihan 13 anggota PP Muhammadiyah, Rabu lalu, Haidar memperoleh suara terbanyak, yakni 1.947 suara.

DIPLOMASI BUDAYA

Jejak Indonesia di Timor Leste


Meski 15 tahun lebih Jakarta tidak lagi menaungi bumi ”Timor Loro Sae”, jejak Indonesia masih terlihat jelas dan rasa kenusantaraan masih tertanam. Bahkan, di beberapa tempat, ”monumen” fisik peninggalan Orde Baru masih (dibiarkan) berdiri.

engoklah di sudut Jalan Bispo de Mederios di jantung kota Dili, ibu kota Timor Leste. Ada baliho besar, tetapi ”unik”. Papan besar itu berhias gambar sepasang remaja berseragam putih-biru melambaikan tangan. Tengok sederetan kata di atasnya. Kalimat berbau slogan khas Orde Baru yang mulai mengabur masih terbaca: ”Sukseskan Pendidikan Dasar 9 Tahun di Timor Timur”.

Kalau saja tak ada iklan media luar ruang lain dalam bahasa Tetum dan Portugal di sampingnya, niscaya kita merasa seperti berada di negeri sendiri: Indonesia! Apalagi pemilik toko di sekitarnya masih fasih dan senang hati diajak berbincang dalam bahasa Indonesia.

”Papan bergambar itu sudah lama berdiri di sana. Sudah ada sejak tahun 1990-an,” kata Ximenes de Araujo (47), warga Timor Leste yang duduk santai di sisi timur Jalan Bispo de Mederios pada Minggu pagi.

No comments:

Post a Comment