Saturday, September 17, 2016

Kompas Edisi Sabtu 17 September 2016

Kompas Edisi Sabtu 17 September 2016
Kompas Edisi Sabtu 17 September 2016

Sikap Singapura Tak Konsisten

Pengusaha Indonesia Diminta Tidak Takut


JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah kalangan menilai sikap Pemerintah Singapura tidak konsisten dalam merespons kebijakan pengampunan pajak Indonesia. Untuk itu, Singapura diingatkan komitmennya untuk mendukung program pengampunan pajak dengan tidak menghalangi repatriasi aset warga negara Indonesia.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani, Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) Yustinus Prastowo, peneliti dari Danny Darussalam Tax Center Darussalam, dan pengusaha Benny Soetrisno ketika dihubungi, Jumat (16/9), mempertanyakan sikap Singapura tersebut.

Pendapat itu mereka kemukakan setelah Reuters melaporkan, unit kepolisian Singapura yang mengurusi kejahatan keuangan, Commercial Affairs Department (CAD), menyatakan kepada sejumlah bank bahwa mereka harus mendata laporan transaksi mencurigakan jika seseorang klien ikut program pengampunan pajak.


Rancangan Anggaran

Presiden Meminta Mekanisme Dipatuhi


JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo mengingatkan agar kementerian dan lembaga negara mematuhi mekanisme pembahasan anggaran dengan Dewan Perwakilan Rakyat. Presiden meminta usulan anggaran tambahan yang diajukan tetap harus mengikuti mekanisme yang ada.

Presiden dalam pengantar sidang kabinet di Kantor Presiden, Kompleks Istana, Jakarta, Jumat (16/9), juga mengingatkan, pembahasan anggaran di tingkat komisi hanya sampai pembicaraan tentang program kerja secara makro. Presiden meminta kementerian dan lembaga negara tidak membahas anggaran sampai satuan tiga dengan DPR.

Berdasarkan catatan Kompas, ini merupakan peringatan kedua yang disampaikan Presiden Jokowi agar menteri dan kepala lembaga negara tidak membahas rencana kerja dan anggaran sampai satuan tiga dengan DPR. Peringatan pertama disampaikan Presiden saat membuka rapat kabinet paripurna, yang juga membahas anggaran di Istana Negara, Jakarta, Selasa (10/5).


Atlet Muda

Hikayat Catur Lapak dan Anak Seribu Pulau


Peraih medali emas catur kilat perseorangan putri PON Jabar 2016 itu menajamkan taktiknya di catur lapak sejak usia sembilan tahun.

"Waktu awal terjun di dunia catur, saya memang kerap bermain di lapak. Ayah saya paling sering mengajak saya bermain catur lapak di bengkel. Tidak tanggung-tanggung, saya pernah main sampai pukul tiga pagi," ujar Medina yang meraih gelar Grand Master Wanita pada 2013 itu, Jumat (16/9).

Bermain di lapak-lapak catur bukan hal yang mengenakkan bagi Medina. Di usianya yang masih sangat muda, ia harus meladeni jago-jago catur yang lebih tua hingga larut malam.

No comments:

Post a Comment