Sunday, September 11, 2016

Kompas Edisi Minggu 11 September 2016

Kompas Edisi Minggu 11 September 2016
Kompas Edisi Minggu 11 September 2016

Hari Ini Puncak Ibadah Haji

Petugas Melakukan Penyisiran


JAKARTA, KOMPAS — Hari Minggu (11/9) ini, bertepatan 9 Zulhijah 1437 Hijriah, jutaan orang umat Islam dari berbagai penjuru dunia menjalani wukuf di Padang Arafah, Arab Saudi. Sekitar 168.800 anggota jemaah asal Indonesia pun bersiap-siap melakoni puncak rangkaian ibadah haji tersebut.

Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Ahmad Dimyati mengatakan, petugas menyisir areal sekitar Masjidil Haram untuk memastikan semua jemaah calon haji berangkat ke Arafah sebagai syarat sahnya haji.

”Jika ada yang tertinggal, kami antar menuju ke Arafah,” kata Dimyati, Sabtu (10/9).

Selain menyisir di sekitar Masjidil Haram, petugas kesehatan juga menyiapkan berbagai fasilitas bagi jemaah calon haji yang sakit, termasuk menyediakan bus-bus yang dimodifikasi, agar jemaah yang sakit bisa ke Arafah dengan safari wukuf.


KRISIS SURIAH

Kesepakatan AS-Rusia Dorong Perdamaian


GENEVA, SABTU — Kesepakatan antara Pemerintah Amerika Serikat dan Rusia diharapkan mendorong perdamaian di Suriah. Hal itu hanya memungkinkan jika langkah tersebut dapat dipatuhi kedua pihak sekaligus didukung pihak-pihak yang saling berseberangan di negeri itu, khususnya pemerintah, kelompok oposisi, serta kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah.

Kesepakatan tentang Suriah itu bakal dimulai dengan penghentian permusuhan semua pihak di negeri itu sejak matahari terbenam hari Senin (12/9). Merujuk pada hasil pertemuan antara Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan sejawatnya dari Rusia, Sergei Lavrov, di Geneva, Swiss, pada Jumat (9/9) waktu setempat, pemerintah rezim Damaskus bakal mengakhiri misi tempur di daerah-daerah tertentu yang dikuasai oposisi di negeri itu.

Hal itu akan diikuti dengan rencana Rusia-AS mendirikan pusat bersama guna memerangi sejumlah kelompok bersenjata, terutama kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (NIIS). ”Kami bersepakat untuk bersama-sama menghentikan teroris melalui Angkatan Udara Rusia dan AS. Kami bersepakat membagi zona-zona di mana serangan akan dilakukan,” kata Lavrov.


Selisik batik

Masa Depan di Ujung Canting


Nun jauh di Papua yang tak memiliki tradisi membatik, batik lahir menjadi sebuah cara berkesenian baru. Kala modernitas mulai menggerus ruang-ruang berkesenian yang sejak dulu telah menjadi bagian hidup orang Papua, batik dibangun sebagai oase yang memberi harapan baru.

Harum bau malam yang dipanaskan di atas kompor minyak kecil menyusup di antara temaram sore yang berganti petang. Wanginya mengiringi jemari tua Martina Iwo (68) menuntun ujung canting, seperti detik yang tengah melukis senja.

Tenang ia menarik napas, mengembuskannya perlahan sambil terus memandangi lembar kain putih yang sebagian telah dilukisnya dengan malam. "Membuat batik tulis motif khas Papua tak berbeda dengan membuat batik motif-motif lain di Jawa. Kami tak hanya dituntut teliti, tetapi juga sabar. Sabar, seperti sehari-hari hidup dalam keluarga," kata Martina.

No comments:

Post a Comment