Tuesday, September 6, 2016

Kompas Edisi Selasa 6 September 2016

Kompas Edisi Selasa 6 September 2016
Kompas Edisi Selasa 6 September 2016

Produk Politik Dinasti Bermasalah

Bupati Banyuasin ”Ijon” Proyek


JAKARTA, KOMPAS — Kasus Bupati Banyuasin, Sumatera Selatan, Yan Anton Ferdian menunjukkan ada masalah serius terkait kepala daerah berusia muda produk politik dinasti. Alih-alih memberikan harapan baru, keberadaan mereka justru dapat mengancam masa depan demokrasi Indonesia.

 Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (5/9), di Jakarta, menetapkan Yan sebagai tersangka kasus dugaan suap. Penetapan ini dilakukan sehari setelah Yan ditangkap KPK di rumah dinasnya di Banyuasin. Yan diduga menugaskan anggota stafnya untuk meminta Rp 1 miliar sebagai uang ”ijon” proyek Dinas Pendidikan Banyuasin kepada pengusaha. Uang itu digunakan untuk kepentingan pribadi Yan dan istrinya.

”Ini serius, karena secara ideologis masa depan bangsa ada di tangan kaum muda. Bisa kita bayangkan jika bangsa kita berada dalam genggaman pemimpin muda yang korup. Habislah kita,” kata Syamsuddin Haris, peneliti senior Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, di Jakarta.

Ancaman Kesehatan

Ribuan Obat Kedaluwarsa Berbagai Jenis Dijual Bebas


JAKARTA, KOMPASRibuan setrip obat dari berbagai jenis yang sudah kedaluwarsa dijual bebas oleh pelaku yang menghapus dan mengganti tanggal kedaluwarsa pada kemasan. Penjualan obat kedaluwarsa itu dilakukan tersangka M (41), warga Jalan Kayu Manis, Kelurahan Utan Kayu Selatan, Kecamatan Matraman, Jakarta Timur.

 Direktur Reserse Kriminal Khusus (Reskrimsus) Polda Metro Jaya Komisaris Besar Fadil Imran, Senin (5/9), mengatakan, tersangka menjual obat-obat kedaluwarsa itu di toko miliknya bernama MG di Pasar Pramuka, Jakarta Timur. Tersangka mengaku sudah satu tahun menjual obat kedaluwarsa dengan keuntungan Rp 96 juta per bulan.

Polisi menyita 1.963 setrip obat berbagai merek, 49 botol obat cair, 24 karung obat berbagai merek, 122 setrip obat yang dihapus tanggal kedaluwarsanya, dan 3 botol cairan penghapus cat kuku.

Dilema Olimpian

”Turun Gunung” demi Gengsi Daerah


Sepulang dari Olimpiade Rio de Janeiro, Agustus lalu, sejumlah olimpian Tanah Air langsung berjibaku dengan program pemusatan latihan daerah untuk Pekan Olahraga Nasional Jawa Barat 2016. Mereka ”turun gunung” demi membela daerah, juga demi memenuhi kebutuhan hidup.

 Sabtu (3/9) menjelang siang, lifter olimpian Eko Yuli Irawan serius berlatih di garasi mobil rumahnya di Bekasi, Jabar. Keseriusan itu sedikit mengendur kala putrinya, Naycilla Salsabila Irawan (4), mengajaknya bercanda. Salsabila seperti tak ingin kalah dari sang ayah, ikut berlatih dengan barbel kecilnya.

Eko terus berlatih untuk menjaga performanya meski tiga pekan sebelumnya ia mempersembahkan medali perak bagi Indonesia di Olimpiade Rio. Itu adalah medali ketiga Eko dari Olimpiade setelah ia meraih medali perunggu pada Olimpiade London 2012 dan Beijing 2008.

No comments:

Post a Comment