Friday, September 16, 2016

Kompas Edisi Jumat 16 September 2016

Kompas Edisi Jumat 16 September 2016
Kompas Edisi Jumat 16 September 2016

Pengampunan Pajak Dihambat

Perbankan Singapura Laporkan Nasabah Indonesia ke Kepolisian


JAKARTA, KOMPAS — Sedikitnya tiga bank swasta di Singapura diwartakan melaporkan sejumlah nasabah mereka asal Indonesia yang ikut serta dalam program pengampunan pajak di Indonesia ke kepolisian di negeri itu. Hal itu dinilai dapat mengganggu program pengampunan pajak.

 Perbankan setempat juga menilai langkah ini akan merusak bisnis mereka, terutama dikaitkan dengan status nasabah yang merupakan nasabah utama mereka.

Kantor berita Reuters, Kamis (15/9), melaporkan, unit kepolisian Singapura yang mengurusi kejahatan di bidang keuangan, Commercial Affairs Department (CAD), menyatakan kepada sejumlah bank di negeri itu bahwa mereka harus mendata laporan transaksi mencurigakan (STR) jika seseorang klien ikut ambil bagian dalam skema pengampunan pajak.


PON JABAR 2016

Perlu Upaya Lebih Selamatkan Atletik


BOGOR, KOMPAS — Panitia Besar PON Jabar 2016 perlu melakukan upaya luar biasa untuk menjamin keberlangsungan lomba atletik pada 22-28 September mendatang di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor. Hal ini mengingat hingga Kamis (15/9), atau satu pekan dari lomba, belum satu pun kelengkapan tersedia di arena yang dibangun Pemerintah Kabupaten Bogor itu.

Kelengkapan lomba yang ada hanya pengukur waktu (foto finis) milik Pemerintah Kabupaten Bogor. Alat itu sudah dirakit dan dioperasikan saat uji coba kejuaraan (test event), Sabtu (10/9). Alat bermerek Seiko itu masih tersimpan di Sekretariat Atletik di Pakansari.

Kelengkapan lomba lain yang memang sudah ada terlebih dahulu adalah matras untuk lompat tinggi dan lompat tinggi galah. Matras itu mustahil digunakan saat lomba karena diletakkan di lapangan dekat gawang sepak bola, yang kehujanan dan kepanasan. Matras yang dimiliki Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) yang ada di Pakansari untuk kepentingan pemusatan latihan nasional (pelatnas) juga tidak layak untuk lomba.


FESTIVAL KOPI

Mari Menyeruput Indahnya Kopi Flores


Seperti apa rasa kopi flores? ”Kadar sweetness-nya cukup tinggi, ada cokelatnya, ada kadar buahnya (frutty),” kata barista Ardian Maulana di arena Festival Kopi Flores di Bentara Budaya Jakarta, Palmerah Selatan, yang berlangsung pada 15-17 September.

 Aroma kopi flores arabika manggarai menguar kuat saat barista Iqbal dari Indonesian Latte Artist menyeduhnya. Sangat cermat ia meracik kopi. Berat kopi, suhu air, dan cara menuang semuanya serba terukur. Kecermatan dilakukan agar kopi menyapa lidah penikmat dengan ”keindahan” rasa tulennya.

Dikatakan rasa tulen atau asli karena kopi diseduh tanpa kehadiran ”anasir-anasir asing”, termasuk gula. Penyeduhan yang benar, ditambah proses setelah panen sesuai standar yang benar, akan menghasilkan kopi yang benar-benar jos atau prima. Ah....

No comments:

Post a Comment