Kompas, Edisi, Kamis, 29 Oktober 2015 |
Polri Antisipasi Ujaran Kebencian
Jaga Kebebasan Berpendapat
JAKARTA, KOMPAS — Aparat Kepolisian Negara RI perlu memahami dan mengetahui bentuk-bentuk ujaran kebencian. Pemahaman diperlukan agar aparat dapat sedini mungkin mengidentifikasi dan mencegah kebencian kolektif, pengucilan, diskriminasi, dan kekerasan yang bisa memicu konflik sosial di masyarakat.
Kepala Polri Jenderal (Pol) Badrodin Haiti telah menandatangani Surat Edaran Nomor SE/6/X/2015 pada 8 Oktober 2015 tentang Penanganan Ujaran Kebencian (hate speech) agar polisi lebih peka terhadap potensi konflik sosial dengan segera mendekati dan mendamaikan pihak-pihak yang berselisih. Publik mengapresiasi upaya Polri menangkal konflik akibat ungkapan pihak tidak bertanggung jawab di ruang publik meski khawatir disalahgunakan oknum untuk melakukan kriminalisasi yang berujung membungkam kebebasan berpendapat.
Surat edaran, yang diperoleh Kompas di Jakarta, Rabu (28/10), merujuk, antara lain, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, UU No 2/2002 tentang Polri, UU No 12/2008 tentang Ratifikasi Konvensi Internasional Hak-hak Sipil dan Politik, UU No 11/2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, UU No 40/2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis, serta UU No 7/2012 tentang Penanganan Konflik Sosial. Aparat Polri harus dapat menangani dengan baik masalah ujaran kebencian untuk melindungi kebinekaan dalam bangsa Indonesia.
87 TAHUN SUMPAH PEMUDA
Pemuda Dituntut Lebih Aktif dan Kreatif
TANJUNG PINANG, KOMPAS — Hari Sumpah Pemuda Ke-87 dirayakan dengan beragam kegiatan di sejumlah daerah, Rabu (28/10). Puncak acara peringatan digelar di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, dengan dihadiri Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi.
Pada acara bertema "Revolusi Mental untuk Kebangkitan Pemuda: Aksi Menuju Satu Bumi" itu, Imam mengungkapkan, pemuda Indonesia ditantang untuk lebih kreatif dan aktif berbuat bagi lingkungan. Pemuda juga diingatkan untuk meningkatkan kompetensi agar dapat bersaing dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Peringatan Sumpah Pemuda itu diisi pawai budaya perwakilan pemuda dari 33 provinsi, upacara, dan penanaman pohon. Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau menyediakan Rp 1,2 miliar untuk menjadi tuan rumah kegiatan itu.
KETENAGALISTRIKAN
Kini Kita Sudah Memiliki Es Batu...
Sejak setahun lalu, listrik mulai mengalir di Desa Bangga, Kecamatan Paguyaman Pantai, Kabupaten Boalemo, Gorontalo. Di desa yang sebagian besar penduduknya bermata pencarian sebagai nelayan itu, keberadaan listrik sangat berarti. Dengan listriklah mereka dapat menghasilkan es batu di desa sendiri.
Desa Bangga, yang harus ditempuh selama empat jam perjalanan dengan mobil dari Kota Gorontalo, dihuni oleh 103 keluarga. Sebagian besar dari warga desa yang berbatasan langsung dengan Teluk Tomini itu bekerja sebagai nelayan. Sebagian kecil saja yang bercocok tanam jagung dan palawija di kebun.
Sebelum listrik masuk ke desa tersebut, nelayan tak pernah membawa es batu untuk pergi ke laut. Bagi nelayan, es batu sangat diperlukan agar ikan yang didapat di laut tak cepat membusuk saat tiba di darat. Akibatnya, mereka tak pernah berlama-lama di laut.
No comments:
Post a Comment