Saturday, October 24, 2015

Kompas, Edisi, Sabtu, 24 Oktober 2015

Kompas, Edisi, Sabtu, 24 Oktober 2015

Presiden: Siapkan Operasi Kemanusiaan

KRI untuk Evakuasi Dikerahkan


JAKARTA, KOMPAS — Presiden Joko Widodo menyerukan penyelamatan korban kebakaran lahan secara masif. Penyelamatan dilakukan dengan mengevakuasi warga ke kantor pemerintahan terdekat, fasilitas umum, ataupun kapal perang yang digerakkan mendekati lokasi kebakaran.

Langkah ini dilakukan agar dampak kesehatan yang dirasakan warga tidak semakin membahayakan. ”Saya instruksikan agar penanganan lebih fokus dan masif. Semua kementerian agar konsentrasi dan masuk ke lapangan terutama yang berkaitan dengan anak dan bayi,” kata Presiden Joko Widodo saat memimpin rapat kabinet terbatas tentang penanggulangan asap dampak kebakaran hutan dan lahan, di Kantor Presiden, Jumat (23/10), di Jakarta.

Secara khusus Presiden meminta Menteri Kesehatan Nila F Moeloek agar mencari solusi yang tepat untuk menangani korban yang terdampak kabut asap. Permintaan serupa disampaikan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan yang hadir dalam rapat tersebut.


KASUS HUKUM

Kapolri: Kasus Risma Tak Cukup Bukti


JAKARTA, KOMPAS — Kepala Polri Jenderal (Pol) Badrodin Haiti mengatakan, penyidikan terhadap Tri Rismaharini, mantan Wali Kota Surabaya, dalam kasus dugaan penyalahgunaan wewenang dalam kasus Pasar Turi, Surabaya, oleh Kepolisian Daerah Jawa Timur sudah dihentikan karena tidak cukup bukti. Dengan demikian, status Risma saat ini bukan tersangka.

”Kasus tersebut sudah lama, pada bulan Mei, dan SPDP (surat perintah dimulainya penyidikan)-nya telah disampaikan kepada kejaksaan. Namun, hasil gelar perkara (yang dilakukan Polda Jatim) tidak cukup bukti sehingga kasus itu di-SP3 (surat perintah penghentian penyidikan),” kata Badrodin menjawab pertanyaan Kompas melalui pesan singkat, Jumat (23/10) malam, dari Tiongkok.

Kemarin, Kepala Seksi Penerangan Hukum Kejaksaan Tinggi Jatim Romy Arizyanto menyatakan, pihaknya telah menerima SPDP Nomor B/415/V/15/Reskrimum Polda Jatim. Di dalam SPDP itu, kata Romy, hanya ada satu tersangka, yaitu Risma. ”Kami sudah terima SPDP itu sejak 30 September 2015,” katanya tanpa menunjukkan SPDP yang dimaksud.


KESEJAHTERAAN SOSIAL

Keluar dari Labirin Jalanan


Jalanan menjadi ”rumah” sekaligus labirin berliku bagi mereka. Namun, segelintir jiwa muda penghuni jalanan itu terus mencari jalan keluar. Mereka bermusik, berpencak silat, dan menulis cerita.

Mari berkenalan dengan Andri Setiawan (22), berambut gondrong, selalu berbalut kaus plus celana jins butut. Sekilas orang bisa tak menyangka Andri berpenghasilan Rp 15 juta-Rp 25 juta per bulan dari bermain perkusi.

Saat ini, Andri menjadi salah satu pemain perkusi tetap di band reggae Tony Q Rastafara. Artis seperti Slank dan Iwan Fals pernah diiringinya. ”Karena perkusi, saya bisa keliling dunia, seperti Australia dan Singapura,” ucapnya saat ditemui di Sanggar Anak Akar, beberapa waktu lalu. Dia kerap menyambangi sanggar di wilayah Kalimalang, Jakarta Timur, itu demi berbagi ilmu perkusi dengan anak-anak.

No comments:

Post a Comment