Friday, October 23, 2015

Kompas, Edisi, Jumat, 23 Oktober 2015

Kompas, Edisi, Jumat, 23 Oktober 2015

Revaluasi Aset Dapat Insentif Pajak

Perbankan Syariah Direlaksasi


JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah memberikan insentif pajak kepada perusahaan yang merevaluasi aset. Selain itu, pajak ganda dalam penerbitan Kontrak Investasi Kolektif-Dana Investasi Real Estate dihapus. Adapun Otoritas Jasa Keuangan merelaksasi aturan perbankan syariah.

Pokok-pokok dalam paket kebijakan ekonomi V itu diumumkan seusai rapat kabinet yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Kantor Presiden, Kamis (22/10). Secara bergantian, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro, Menteri Koordinator Kemaritiman Rizal Ramli, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Muliaman D Hadad, dan Gubernur Bank Indonesia Agus DW Martowardojo memaparkan kebijakan itu.

Paket kebijakan disampaikan pertama kalinya pada 9 September 2015. Kebijakan itu antara lain untuk mendorong perekonomian Indonesia, menggerakkan sektor riil, dan menambah pasokan valuta asing.


BENCANA ASAP

Asap Sulit Ditembus Pesawat Pemadam


PALEMBANG, KOMPAS — Pekatnya asap di sekitar pusat kebakaran hutan dan lahan, yaitu di Kabupaten Musi Banyuasin dan Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, membuat pemadaman menggunakan pesawat sulit dilakukan. Jarak pandang di wilayah tersebut berkisar 100 meter-300 meter. Udara tampak gelap sehingga penerbangan tak bisa dilakukan.

Komandan Satuan Tugas Udara Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan Sumatera Selatan Letnan Kolonel (P) M Riza Yudha Fahlefie, di Palembang, Kamis (22/10), mengatakan, sudah tiga pekan terakhir armada pemadaman udara tak dapat menembus kebakaran di Kabupaten Musi Banyuasin dan sekitarnya, termasuk di kawasan Taman Nasional (TN) Sembilang. "Asap berbeda dengan awan. Kalau awan sudah ada radarnya sehingga tetap bisa terbang meskipun pekat, tetapi untuk asap belum ada alat deteksinya. Jadi, kalau terbang di sana, betul-betul tidak bisa melihat," katanya.

Untuk mengatasinya, saat ini empat pesawat traktor udara (air tractor) dipindahkan ke Bandara Depati Amir di Pangkal Pinang, termasuk pesawat amfibi Be-200 Beriev asal Rusia. Penggeseran ini dilakukan untuk mendapat jarak pandang yang baik dengan memutari kabut asap.


BENCANA LINGKUNGAN

Mendamba Udara Segar di Tengah Asap


Tiga bulan berlalu sejak bencana asap meliputi Pulau Sumatera dan Kalimantan. Di tengah ketidakpastian kapan bencana ini berakhir, sebagian masyarakat berjuang mencari cara bertahan hidup dalam kepungan asap pekat, termasuk mendapatkan sedikit udara segar.

Kamis (22/10) sore, belasan warga berkumpul di rumah Hasan (37) di Desa Pudak, Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi, Jambi. Abdullah (30) mempraktikkan cara membuat alat bantu pernapasan. Relawan asal Cirebon dari Yayasan Mitra Aksi itu langsung mengeluarkan bahan yang dibawanya, yaitu dua botol air mineral dan selembar kain.

Ia langsung memeragakan cara membuat alat bantu pernapasan. Salah satu botol plastik dibelah dengan pisau, lalu handuk kecil basah dimasukkan ke botol itu. Bagian atas botol direkatkan kembali dengan plester plastik. Botol kedua dibelah dengan bentuk miring. Bagian atasnya disambungkan pada botol pertama dengan perekat sehingga tampak bagian paling atas membentuk seperti corong. Dari corong itulah Abdullah menghirup napas dalam-dalam. "Hmm..., udara lebih segar. Kita bisa bernapas dalam," ujarnya.

No comments:

Post a Comment