Saturday, June 23, 2012

Kompas, Edisi, Sabtu, 23 Juni 2012


Kompas, Edisi, Sabtu, 23 Juni 2012
Kompas, Edisi, Sabtu, 23 Juni 2012


Menko Perekonomian Hatta Rajasa: banyak pengamat yang terlalu mudah menjelek-jelekan pemerintah atau negaranya sendiri di luar negeri. “Untuk membangun negeri ini perlu sikap dan pemikiran positif. Kita ini bagaikan sedang berlayar dalam satu kapal. Kalau ada badai, janganlah kita juga ikut berusaha membuat kapal itu tenggelam dengan menyiarkan hal-hal buruk tentang negeeri ini,” ujar Hatta. | 23 Juni 2012 | hal 1

Sekarang ini partai politik tengah mengalami krisis ideologi. Antara satu partai dengan partai lainnya tidak ada perbedaan karena ideologi partai tidak diperjuangkan secara jelas. Bahkan untuk mengambil ceruk pasar seluas-luasnya, uang menjadi lebih penting dibandingkan ideologi. | 23 Juni 2012 | hal 2

Komisi Pemberantasan Korupsi berpikir menjerat gate keeper atau pihak ketiga yang berpotensi menyesatkan kasus korupsi. Mereka sosok profesional seperti pengacara atau notaris dan bekerja untuk menyesatkan kasus-kasus korupsi yang tengah ditangani KPK. | 23 Juni 2012 | hal 3

KPK meminta (lagi) cegah politisi Demokrat ---- Seloroh logat Betawi, loe lagi... loe lagi! | 23 Juni 2012 | hal 6

Harga saham-saham perbankan di bursa Asia dan Eropa melorot pada sesi perdagangan Jumat (22/6), setelah lembaga pemeringkat Moody's Investor Service menurunkan peringkat kredit 15 bank besar. Bank besar ini menguasai industri finansial global. | 23 Juni 2012 | Hal 15

Peringatan Hari Ulang Tahun ke 485 Kota Jakarta merupakan momentum penting. Tahun ini, periode pemerintahan Gubernur Fauzi Bowo dan Wakil Gubernur Prijanto akan berakhir, sehingga peringatan HUT kali ini menjadi saat yang tepat untuk mengevaluasi, koreksi, dan introspeksi kinerjanya. | 23 Juni 2012 | hal 25

No comments:

Post a Comment