Kompas, Edisi, Selasa, 30 September 2014 |
Gelombang Uji Materi ke MK
Presiden Punya Alternatif untuk Cegah Berlakunya UU Pilkada
JAKARTA, KOMPAS — Hanya dalam sehari, yakni pada Senin (29/9), Mahkamah Konstitusi menerima empat permohonan uji materi Undang-Undang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Wali Kota atau lebih dikenal dengan UU Pilkada. Gelombang uji materi diprediksi terus mengalir.Mengalirnya dukungan itu karena sejumlah pihak lain telah merencanakan pengujian UU yang sama. Salah satu yang punya gagasan mendaftarkan permohonan uji materi itu adalah Dewan Perwakilan Daerah.
Senin kemarin, permohonan diajukan sejumlah perorangan warga negara dan lembaga swadaya masyarakat. Mereka adalah Supriyadi Widodo Eddyono bersama International NGO Forum on Indonesian Development (INFID) dan kawan-kawan (pendaftar pertama), diikuti OC Kaligis sebagai pendaftar kedua. Kemudian Budi Arie Setia Budi dkk (pendaftar ketiga) serta Hendrasmo selaku Direktur Eksekutif Indo Survei dan Strategi dkk (pendaftar keempat).
Asian Games
Lompatan Emas Maria Londa
INCHEON, KOMPAS — Atlet atletik Maria Natalia Londa mempersembahkan medali emas Asian Games 2014 dari nomor lompat jauh putri di Stadion Utama Asiad, Incheon, Korea Selatan, Senin (29/9). Dengan lompatan emasnya yang sejauh 6,55 meter, ”Indonesia Raya” kembali berkumandang, kali ini di stadion megah berkapasitas 60.000 penonton.Inilah emas ketiga Indonesia dan tak terduga. Wartawan Kompas, Wisnu Aji Dewabrata, melaporkan dari Stadion Utama Asiad, kemarin, perhatian para suporter Indonesia lebih tertuju ke stadion bulu tangkis, tempat ganda campuran juara dunia 2013, Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, bertarung memperebutkan emas melawan wakil Tiongkok, Zhang Nan/Zhao Yunlei.
Sudah dua hari berturut-turut para pebulu tangkis sukses mengumandangkan ”Indonesia Raya” dan mengibarkan Merah Putih di stadion itu. Namun, kemarin, upaya Tontowi/Liliyana untuk mengulanginya gagal. Maria menjadi penyelamat. Kemarin, Merah Putih tetap berkibar dan ”Indonesia Raya” tetap diperdengarkan berkat lompatan emasnya.
Kolaborasi
”Smoke on the Water”...
BAGI sejumlah pemusik dari Jakarta, tak terbayangkan mereka akan latihan di desa di Gunung Merbabu, yang untuk mencapainya harus melewati jalanan terjal berbatu-batu. Sebagian dari mereka takjub melihat ladang di kiri-kanan. Ada kubis, tembakau, serta pohon-pohon cabe yang tengah berbuah.”Kalau kolaborasi musik etnik, jalannya pun harus begini,” seloroh Masri AP. Gitaris ini menghabiskan sebagian besar hidupnya dengan main band, termasuk di kafe-kafe di Jakarta dengan grup yang terkenal di kalangan generasi 1970-an, Yeah Yeah Boys. Band ini hafal semua lagu Generasi Bunga, seperti Santana, Chicago, dan James Gang.
Ia bagian dari pemusik yang akan ambil bagian dalam kolaborasi antara pemusik/etnomusikolog Rizaldi Siagian dan Komunitas Lima Gunung. Rizaldi, akademikus lulusan San Diego State University yang kini tinggal di Jakarta, bersama Komunitas Lima Gunung (Gunung Merbabu, Merapi, Andong, Sindoro, dan Sumbing) yang dipimpin Sutanto, tengah menggarap kolaborasi berjudul Lakon Lakuning Laku. Karya tersebut akan dipentaskan di Gedung Pusat Perfilman Haji Usmar Ismail, Jakarta, 3 Oktober mendatang.