Saturday, November 14, 2015

Kompas, Edisi, Sabtu, 14 November 2015

Kompas Edisi Sabtu 14 November 2015

Perintah Tinggalkan Tambang Diabaikan

Penggalian Bahan Merkuri Marak


MAKASSAR, KOMPAS — Aktivitas penambangan emas di Gunung Botak, Kabupaten Buru, Maluku, hingga Jumat (13/11), masih berlangsung. Sebagian petambang masih bertahan di areal pertambangan meski pemerintah yang didukung TNI dan Polri mengancam akan menindak tegas para petambang yang membandel.

Sesuai kesepakatan bersama para pemangku kepentingan di sana, pada Sabtu ini aparat TNI dan Polri melakukan penyisiran, sekaligus penindakan hukum, kepada petambang yang masih melawan. Sosialisasi sudah dilakukan kepada petambang.

Penutupan itu merupakan perintah Gubernur Maluku Said Assagaff dan Presiden Joko Widodo ketika berkunjung ke Pulau Buru, Mei lalu.

Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Buru Masri, yang dihubungi dari Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat, mengatakan, lebih dari 50 persen petambang sudah meninggalkan Gunung Botak dan sekitarnya.


KEBAKARAN HUTAN-LAHAN

Korporasi Wajib Pulihkan Gambut


JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah berencana memulihkan ekosistem rawa gambut dalam lima tahun ke depan untuk mencegah berulangnya kebakaran hutan dan lahan. Namun, itu tidak berarti menghilangkan tanggung jawab perusahaan pemegang konsesi di lahan gambut. Korporasi tetap wajib menjaga lahan konsesinya, termasuk memulihkan gambut yang terbakar.

Wakil Presiden Jusuf Kalla menyatakan, pemerintah berkomitmen menyediakan dana pemulihan ekosistem gambut guna mengembalikan fungsinya. Kor- porasi juga diminta melakukan itu.

”Dana hasil hutan atau kebun jangan hanya disimpan di Singapura, tetapi dikembalikan ke alam yang telah menghasilkan demi keberlanjutan,” kata Wapres Kalla sebelum membuka International Experts Roundtable Discussion bertema ”Solusi Jangka Panjang Krisis Kebakaran dan Asap di Indonesia dengan Fokus Pengelolaan Lahan Gambut Berkelanjutan” di Jakarta, Jumat (13/11).



Kesejahteraan Petani

Cerdas Membangun Pasar Sendiri


Petani dari pelosok kampung Jawa Barat seperti memberi pesan akan pentingnya inovasi dan kesederhanaan rantai pasar bagi kelangsungan ekonomi. Harapan besar itu bisa jadi akan menjadi sia-sia jika dibiarkan begitu saja.

Tepat pukul 12.00, tomat-tomat hibrida merah itu melayang mewarnai langit mendung Kampung Cikareumbi, Desa Cikidang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, Selasa (3/11). Para pelakunya ”kesatria” berbaju pangsi bertameng bambu, peserta acara Hajat Lembur Hajat Buruan Perang Tomat.

Tak sampai 15 menit, bau asam tomat busuk yang hancur di kepala dan tubuh pesertanya menyeruak ke udara. Tidak ada emosi kemarahan meski kadang hantaman tomat menyakitkan. Mereka saling balas. Tidak hanya tomat, mereka juga melempar senyum tawa riang.

No comments:

Post a Comment