Wednesday, September 30, 2015

Kompas, Edisi, Rabu, 30 September 2015

Kompas, Edisi, Rabu, 30 September 2015

Iklim Investasi Diperbaiki

Pengusaha Menunggu Implementasi Kebijakan


JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah memperbaiki iklim investasi di Tanah Air dengan cara meringkas waktu untuk memproses perizinan investasi di kawasan industri. Adapun dalam rangka menambah pasokan dollar AS di dalam negeri, pemerintah menawarkan insentif bagi eksportir.

Upaya memperbaiki iklim investasi itu ada dalam paket kebijakan ekonomi tahap II yang diumumkan pada Selasa (29/9).

Pengusaha merespons positif langkah pemerintah, tetap menunggu implementasi kebijakan tersebut. Pasar keuangan juga menyambut baik, ditandai dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menguat menjelang dan setelah paket kebijakan ekonomi diumumkan.

Dalam paket kebijakan ekonomi tahan II, proses perizinan yang saat ini memakan waktu berbulan-bulan, bahkan tahunan, akan dipangkas menjadi tiga jam. Kebijakan ini berlaku efektif mulai pertengahan Oktober.


DARURAT ASAP

Pekanbaru Sediakan Tempat Evakuasi Bayi


PEKANBARU, KOMPAS — Pemerintah Kota Pekanbaru, Riau, menyediakan aula untuk menampung evakuasi bayi baru lahir hingga berumur enam bulan mulai Selasa (29/9). Kebijakan itu diambil karena indeks standar pencemaran udara di Pekanbaru masih berada pada level berbahaya.

”Lurah sedang bekerja mendata keluarga miskin yang memiliki anak bayi di bawah usia enam bulan. Bayi keluarga miskin itu bersama ibunya akan dibawa ke tempat evakuasi ini. Kebutuhan makan mereka akan dipenuhi secara gratis. Tersedia pula dokter yang berjaga,” ujar Burhan Gurning, Kepala Badan Penanggulangan Bencana dan Pemadam Kebakaran Pekanbaru.

Menurut Gurning, meskipun wali kota memerintahkan evakuasi, pelaksanaannya tetap tergantung dari pihak keluarga bayi. Tidak ada paksaan terhadap keluarga bayi. Jika pihak keluarga bersedia, evakuasi baru akan dilaksanakan.


SEMIOPERA "BHUMI"

Bukan Soal Praktis, tetapi Praksis


Konser gamelan semiopera Bhumi membuka pikiran tentang persoalan penting dari kekayaan tradisi Nusantara yang terus terpinggirkan. Tradisi dan seni tradisi akan terus bermakna jika dibarengi praksis pengetahuan relevan. Jauh dari soal kepraktisan.

Komposer Peni CandraRini (32) melakukan riset untuk 10 komposisi gending ini selama hampir dua tahun di tengah kehamilan dan melahirkan anak lelaki pertama yang amat dikasihinya serta jadwal ketat mengajar komposisi gamelan, vokal, dan koreografi serta lokakarya di sejumlah universitas di Amerika, Eropa, dan Asia.

”Tradisi—seperti seni gamelan ini—akan terus kontekstual kalau kita mempelajarinya serius. Saya beruntung bisa belajar terus tentang kekuatan tradisi musik gamelan yang di negeri kita sendiri malah disia-siakan,” ujar Peni seusai pergelaran di Bentara Budaya Jakarta (BBJ), Selasa (29/9) malam.

No comments:

Post a Comment