Wednesday, August 5, 2015

Kompas, Edisi, Rabu, 5 Agustus 2015

Kompas, Edisi, Rabu, 5 Agustus 2015

Berikan Sanksi bagi Parpol

Penundaan Pilkada Merugikan Rakyat dan Calon yang Mendaftar


JAKARTA, KOMPAS — Partai politik yang tidak mengusung bakal calon di Pemilihan Kepala Daerah 2015 mendatang layak mendapat sanksi. Pasalnya, penundaan pilkada karena pasangan calon yang mendaftar kurang dari dua akan merugikan rakyat daerah tersebut.

”Sanksi ini perlu bagi parpol yang sengaja tidak mengusung bakal calon di pilkada,” kata John Tuba, pengajar di Universitas Nusa Cendana, Kupang, Nusa Tenggara Timur, Selasa (4/8).

Sanksi yang dilontarkan sejumlah pihak antara lain parpol yang tidak mengusung pasangan calon di pilkada suatu daerah tidak boleh mengikuti pilkada berikutnya di daerah itu. Dukungan yang dimiliki pasangan calon juga perlu dibatasi, misalnya maksimal 50 persen kursi DPRD. Hal ini akan membuat parpol berinisiatif mencari pasangan calon lain serta tidak ada pasangan calon yang memborong seluruh parpol.

Dari 269 daerah yang direncanakan menggelar pemilihan umum kepala daerah (pilkada) serentak pada 9 Desember 2015, masih ada tujuh daerah yang hanya memiliki satu pasang bakal calon. Daerah itu adalah Kabupaten Tasikmalaya (Jawa Barat), Kota Samarinda (Kalimantan Timur), Kabupaten Timor Tengah Utara (Nusa Tenggara Timur), Kota Mataram (Nusa Tenggara Barat), serta tiga daerah di Jawa Timur, yaitu Kabupaten Blitar, Kabupaten Pacitan, dan Kota Surabaya.

BAHAN POKOK

Harga Daging Ayam, Sapi, dan Cabai Naik


JAKARTA, KOMPAS — Sejak sepekan setelah Lebaran, harga berbagai bahan pokok, khususnya daging sapi, ayam, cabai, dan beras, di sejumlah wilayah di Indonesia stabil tinggi. Kenaikan harga itu diduga karena pedagang menahan ternak sapi untuk kebutuhan hari raya Idul Adha.

Dari Tegal, Jawa Tengah, dilaporkan, harga cabai sejak sepekan setelah Lebaran naik. Harga cabai rawit merah Rp 60.000 per kilogram (kg), cabai besar merah Rp 26.000 per kg, dan cabai hijau Rp 15.000 per kg.

Fitriana (49), pedagang cabai di Pasar Pagi Kota Tegal, mengatakan, kenaikan harga baru berlangsung satu hari. Sebelumnya, harga cabai rawit merah Rp 45.000-Rp 50.000 per kg, harga cabai besar merah Rp 22.000 per kg, dan harga cabai hijau Rp 10.000 per kg.

Harga daging ayam mencapai Rp 40.000 per kg dalam 10 hari terakhir. Sarilah (35), pedagang ayam, mengatakan, harga daging naik karena pasokan ayam hidup sedikit. ”Banyak peternak yang masih kosong,” ujarnya.

Kenaikan harga daging sapi, ayam, dan cabai juga terjadi di Kota Surabaya, Jawa Timur. Berdasarkan pemantauan di Pasar Wonokromo, Selasa (4/8), harga daging sapi Rp 120.000 per kg, harga ayam potong Rp 34.000 per kg, dan harga cabai rawit Rp 80.000 per kg. Harga cabai merah keriting Rp 40.000 per kg.

WADUK JATIGEDE

Suara Harapan dari Lembah Cimanuk


Dari lembah Sungai Cimanuk di Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, ribuan warga berharap sembari menghitung hari. Suara itu terdengar sarat pesan kemanusiaan bagi masa depan warga.

Dentuman lagu pop Sunda dan dangdut ”menyalak” bergantian lewat pengeras suara di rumah Casmita (40), warga Kampung Sadang, Desa Cipaku, Kecamatan Darmaraja, Kabupaten Sumedang, Minggu (2/8). Lagu-lagu yang terdengar seharian itu seperti berkabar ada acara di rumah Casmita. Falah (5), anak bungsu Casmita, baru saja disunat.

Undangan itu berhasil mengajak warga Cipaku berdatangan. Mereka dengan cekatan bergerak cepat saling membantu dengan peran masing-masing. Saat para tamu datang mengucapkan selamat kepada Falah, Casmita memandang nanar keakraban itu. Keajaiban yang tidak ia lihat di Jakarta, tempatnya mencari nafkah sebagai penjual makanan ringan beberapa tahun terakhir.

”Meski tanpa undangan, mereka datang dengan setumpuk sajian. Kerelaan dan keakraban seperti ini mungkin tidak akan saya rasakan lagi esok. Tempat ini akan digenangi air setinggi 20 meter,” katanya.

No comments:

Post a Comment